6. MENYATUKAN MASA LALU DAN WAKTU YANG SEDANG BERJALAN

"Aku baru menyadari sejak pertama aku terbangun kaulah orang pertama yang membuatku tersenyum dan tertawa. Terimakasih kau selalu ada disaat aku butuh dan terimakasih telah membuatku tersenyum setiap bersamamu, pasti kau sangat merindukanku. Tak terbayangkan aku harus koma selama 10 tahun lamanya." kata sunny sambil memeluk arka.

"Aku bahagia kau sudah kembali, aku tak pernah sebahagia ini. Akhirnya kita bisa kembali seperti dulu lagi dan mulai sekarang aku akan melakukan apa saja untuk membuatmu bahagia. Jika kau ingin tau seberapa rinduku kepadamu maka itu setara dengan banyaknya bintang di langit dan pasir di lautan, setiap hari dan setiap detik rinduku semakin bertambah." kata Arka.

Akupun terharu dan meneteskan airmata sambil mengatakan, "Aku juga bahagia dan sangat bahagia bisa memilikimu, terimakasih telah menungguku. Kau harus berjanji kau tidak akan pernah meninggalkanku." kata sunny yang terus memeluk Arka.

Keesokan harinya aku berkeliling di rumah sakit dan memperhatikan setiap tingkah laku orang-orang di rumah sakit. Banyak yang bahagia karena kondisi kesehatan mereka semakin membaik tetapi ada juga yang larut dalam kesedihan dan putus asa atas penyakit yang mereka derita, tetapi tiba-tiba datang seorang dokter yang mendekati wanita yang sedang menangis itu dan memberikan motivasi kepadanya. Wanita itupun berhenti menangis dan memeluk dokter itu sambil mengucapkan "terimakasih banyak dokter." dokter itupun hanya tersenyum dan pergi ke pasien lainnya.

Ia seperti punya kekuatan sihir yang dapat melelehkan hati seseorang dengan begitu cepat, akupun terus mengikutinya perlahan dan terdengar dari suster-suster di depanku bahwa ia adalah dokter psikolog yang sering singgah saat ia melihat pasien yang sedang depresi yang meskipun itu bukan pasiennya. Pantas saja ia dapat memahami dan menenangkan perasaan orang lain dengan begitu cepat.

Pemandangan di rumah sakit ini sangatlah mencengkam banyak orang yang terluka dan setiap harinya harus melihat tangisan dari orang-orang yang silih berganti tak pernah berhenti. Banyak sekali kisah yang mengharukan yang bisa di lihat setiap harinya, yang menyadarkanku bahwa aku masih beruntung bisa segera pulih meskipun harus koma selama 10 tahun.

Akupun pergi keluar rumah sakit untuk melihat-lihat dan di luar rumah sakit ada restoran kecil yang menjual berbagai makanan sehat tetapi enak, namun mataku langsung tertuju pada sebuah rujak di gambar menu yang terlihat sangat segar dan lesat. Bahkan aku sempat menelan air liurku karena itu terlihat sangat menggiurkan, tetapi ternyata dokter psikolog itu memperhatikan aku dari samping yang membuatku sangat terkejut dan malu.

Dokter itupun menghampiriku dan mengatakan "Ayo masuk?!" aku terkejut dan mengatakan, "tidak, tidak!, tidak usah. lagipula aku tak punya uang." tetapi dokter itu hanya tersenyum dan menarik tanganku masuk kedalam restoran dan ia memesankan 2 porsi rujak jumbo. Akupun hanya bisa terdiam karena disisi lain aku juga sangat ingin memakan rujak itu tetapi yah sudahlah nanti juga aku akan menggantinya jika aku sudah punya uang aku pasti akan segera mengganti uangnya.

"Aku Rio, dokter baru disini kira-kira baru sebulan yang lalu menggantikan posisi ayahku yang sudah pensiun, siapa namamu?" kata dokter itu sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan. "Oh, aku Sunny." kataku sambil memegang tangannya dan langsung melepaskannya.

"Sunny? Aku pernah mendengar tentangmu, kau wanita yang tangguh tapi apa kondisimu sudah membaik?" kata dokter Rio. Namun mataku langsung tertuju pada rujak yang baru saja di sediakan di depanku yang tak bisa lagi tertahankan, aku dengan cepat langsung memakan rujak itu dengan lahap bahkan tak sampai semenit rujak itu telah habis.

Dokter Rio yang melihat itu terkejut dan mengatakan "Ambillah punyaku, aku sudah makan tadi." Akupun dengan tersenyum mengambil punya dokter Rio dan memakannya, sambil mengatakan "Terimakasih dokter Rio, kau orang yang sangat baik." Dokter Rio pun hanya tersenyum dan berkata "Sepertinya jika di lihat sekarang kondisimu sudah lebih dari sangat baik, apa kau mau pesan satu lagi? jika tidak keberatan panggil saja aku Rio."

Dia memang orang yang sangat baik, akupun hanya tertawa dan mengatakan "Tidak, tidak. Aku sudah kenyang, aku akan segera mengganti uangmu. Baik dokter Rio, ehh! Maksudku Rio." namun tiba-tiba sebuah gas keluar dari mulutku dengan sangat keras bahkan terjadi dua kali yang mengakibatkan mukaku memerah seperti stroberi, sangat memalukan apalagi orang-orang menatapku membuat suasana semakin canggung. Dokter Rio pun hanya tertawa kecil dan mengatakan, "Tak usah malu, itu tandanya kamu sehat." Akupun hanya tersenyum dan segera pergi dari situ.

Aku segera mengganti pakaianku dan mengemasi barang-barangku yang ada di rumah sakit, Arka pun datang menjemputku dan beberapa staf rumah sakit membantu kami membawah beberapa barang. Kebetulan kami bertemu dokter Rio aku jadi teringat kejadian memalukan kemarin, "Hay Sunny, jadi kau sudah di perbolehkan pulang? baguslah, Itu tandanya kau sudah sehat. Tapi kita masih boleh bertemu lagi kan?" kata Dokter Rio.

"Hmm, iya aku sudah sangat sehat tapi lain kali biar aku saja yang traktir. Oke?"

Kataku kepada dokter Rio. "Baiklah, aku akan menunggu traktiran darimu. Jangan sampai lupa! Karna aku akan sangat kecewa." kata dokter Rio.

Akupun tersenyum dan mengatakan, "Siapp, aku tak akan mengecewakanmu."

Dokter Rio pun hanya tertawa, "Ayo kita pergi! Sebelum jalanan semakin macet." kata Arka sambil menarik tanganku. Akupun segera melambaikan tangan kananku kepada Rio, begitu juga sebaliknya.

Saat kami sedang dalam perjalanan Arka pun bertanya, "Sejak kapan kamu mengenalnya?" akupun menjawab "kemarin, emang kenapa?" Arka pun terkejut dan mengatakan "huh? kemarin? Kau baru mengenalnya dan sudah sangat dekat dengannya? Bahkan sudah makan bersama!"

"Ada apa sih, sama kamu? Dari tadi cemberut terus. Emang salah yah kalau aku berteman sama Rio, ia juga orang baik kok! kamu juga bilangnya jalanan akan semakin macet tapi lancar-lancar aja kok. Kalo ngak suka bilang aja ngak suka jangan marah-marah ngak jelas." kataku kepada Arka.

"Benar! aku ngak suka! Ngak suka kalo kamu berteman sama Rio! Kenapa kamu harus berteman sama dia? Kenapa harus dia?! Hubungan antara wanita dan pria hanya ada tiga. Yang pertama pacar dan yang kedua mantan pacar dan yang ketiga calon pacar! Ngak ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita tanpa adanya hubungan." kata Arka.

"Jadi, bagaimana kamu dan Yora? Apa hubungan kalian?" kataku kepada Arka.

Namun tiba-tiba ada mobil yang menyalip kami tiba-tiba. Dan aku teringat kejadian saat kami kecelakaan, itu membuat kepalaku sangat, sangat sakit.

Arka pun langsung memarkirkan mobilnya kesamping dan menanyakan keadaanku.

"Kamu kenapa? Apa kita balik saja ke rumah sakit?" kata Arka. Akupun langsung menangis serta langsung memeluknya dan mengatakan, "Aku takut, kejadian itu akan terulang lagi. Aku takut Arka." Arka memelukku dengan erat dan berkata "Aku disini jangan takut, aku pastikan kita akan baik-baik saja. Maaf telah membentakmu, kamu tak perlu khawatir itu hanya trauma akibat kecelakaan yang membuatmu akan teringat kejadiaan saat itu dan akan selalu merasa itu akan terulang kembali."

"Tapi, aku benar-benar takut. Itu sangat mengerikan, suara-suara itu terdengar kembali." kataku sambil menetaskan airmata. "Jangan takut, aku akan terus di sampingmu. Ceritakan saja apa yang kau pikirkan, itu akan membuatmu tenang. Kamu harus ingat itu sudah berlalu dan biarkan saja masa lalu tetap menjadi masa lalu yang sudah berlalu." kata Arka untuk menenangkanku.

•••

BERSAMBUNG..