WebNovelJANJI20.73%

rubah betina

Matahari sudah tenggelam saat haryanto mendapat kabar mengenai pencapaian andre yang luar biasa hanya dalam dua minggu bergabung di berkshire. Dia begitu menyayangkan bahwa andre ada putra dari laki-laki tak bertanggung jawab yang hanya bisa menghancurkan harapan gadis polos dengan uang dan kemewahan sesaat.

Dia sangat mengetahui perangai andre yang jauh lebih baik dari ayahnya, juga kemampuannya dalam bisnis yang luar biasa setara dengan kemampuan ayahnya dalam memimpin bisnis ilegal tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara lainnya.

Jika dia bukan putra dari pria menjijikkan itu, andre pasti akan menjadi menantu terbaik yang bisa dia harapkan. Namun, menjaga perasaan istrinya adalah hal yang lebih utama dari pada memanfaatkan menantu dalam bisnis.

Sudah dua hari ini meri tidak pernah memberi kabar jadi dia memutuskan akan menghubungi putrinya itu.

Meri menatap layar ponselnya yang menunjukkan telfon masuk dari ayahnya. Hal pertama yang di pikirkan meri adalah, di belanda jam berapa ini. Setelah menghitung waktu dan seharusnya di nelanda pukul 2 dini hari, meri memutuskan untuk tidak mengangkat telfon ayahnya.

Dia mungkin bisa berbohong dengan mengatakan dia sedang tidur namun suasana sekitarnya tidak akan mendukung melihat betapa ramainya toko buku itu saat ini.

Meri menuju rak buku dimana buku-buku kedokteran tersusun rapi setelah memilih beberapa buku yang menarik dan dasar dalam ilmu kedokteran, meri menuju ke rak buku umum untuk mencari buku bimbingan masuk universitas dan beberapa buku mengenai soal ujian masuk tahun sebelumnya.

Meri menuju lantai dua yang di khususkan bagi yang ingin belajar, membaca atau sekedar bersantai karena terdapat caffee di gedung tersebut. Setelah memesan minuman, meri memutuskan menelfon maria terlebih dahulu.

📞"halo"

📞"maria, apa kau masih di texas?" tanya meri setelah mendengar suara maria mengangkat telfon

📞"iya, kak randy berencana mengantarku ke Amsterdam besok dan dia akan kembali ke Indonesia"

📞"itu bagus, bagaimana perkembangan dengan kedekatan kalian?"

📞"sudah lumayan baik walau sepertinya dia agak canggung, aku memakluminya. Tapi mengapa kau menelfon pagi-pagi begini?" nada maria sedikit kesal karena merasa waktu tidurnya terganggu.

📞"aku hanya mau mendengar kabar kalian. Baiklah lanjutkan tidurmu"

📞"eee, tunggu. Mengapa kau mau mematikan telfonmu begitu cepat. Ceritakan padaku tentang malam pertama kalian?" maria menanyakan hal itu sambil tertawa.

📞"apa kau yakin mau mendengarnya?" meri membalas godaan maria dengan memberinya pancingan. "ah, sudahlah. Belum waktunya untukmu mengetahuinya. Bersenang-senanglah di sana" ujar meri kemudian menutup telfonnya tanpa menunggu tanggapan maria.

Meri membayangkan ekspresi maria saat ini yang begitu kesal karena mengganggu tidurnya dan mematikan telfon tanpa seizinnya. 'Dia pasti akan membalasku suatu hari nanti' batin meri.

Tak lama pesanannya pun datang. Meri mengambil buku mengenai kedokteran dan membacanya dengan serius hingga tak menyadari ada orang lain di sana yang terus mengawasinya. Dia begitu nyaman berada di caffe itu karena dengan begitu yang tak akan bosan menatap ruangan kosong di apartemen.

Semakin lama, caffe itu semakin ramai dengan pengunjung. Meri memutuskan pulang karena tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi mendengar tawa riang orang di sekitarnya yang asyik bercanda. Meri berfikir akan menyenangkan jika rasyel berada di sini. Namun hal itu hanya harapan hampa karena ini hari kerja dan rasyel tentunya harus bekerja.

Meri akhirnya pulang ke apartemen setelah membeli makanan ringan dan minuman di minimarket yang berada di sebelah toko buku. Lagi-lagi dia harus membayar menggunakan kartu kredit andre. Andre sama sekali tidak pernah keberatan dengan hobby mengemil meri di siang hari. Bahkan jika tubuh kekasihnya itu berubah menjadi segemuk pesumo jepang, andre akan tetap menyukai tampilannya. Walaupun hal itu mustahil terjadi karena meri yang begitu memperhatikan berat badannya.

Ditempat lain, andre di panggil menghadap ke ruangan presiden direktur yang sekarang sudah di ambil alih oleh morgan sebagai ahli waris.

Andre berjalan santai menuju ruangan yang berada di lantai paling atas di gedung itu. Mengetuk pintu dan masuk setelah mendengar suara dari dalam.

Morgan sedang berdiri di samping jendela kaca dengan kedua tangan berada di saku celananya. Baju kemeja biru dengan lengan terlipat setengah membuatnya begitu bersahaja di terpa sinar matahari pagi melalui pantulan kaca jendela. Kulit lengan yang tidak berwarna putih pucat itu menggambarkan dia sebagai sosok yang keras dan menyukai aktivitas luar ruangan.

Saat dia memalingkan pandangannya, tampak wajah tampan dengan garis wajah tegas dan dagu yang lancip. Tinggi badan yang hampir sama dengan andre membuatnya begitu gagah. Andre berfikir bos baru nya ini akan menjadi idola baru di lingkungannya bekerja, dengan begitu dia bisa bernafas lega karena bisa terhindar dari rekan kerja wanitanya yang terkesan agresif.

Sebagai pria yang di besarkan dan hidup di amerika, morgan tentu menyukai berada di antara gadis-gadis cantik dan bergonta ganti pasangan seperti dia berganti pakaian. Seks bebas di kalangan budaya barat sudah menjadi suatu kelaziman.

"duduklah" ujar morgan setelah melihat andre masuk dan duduk berhadapan di meja kerjanya. "saya begitu mengapresiasi pencapaian anda dalam dua minggu ini. Saya harap anda bisa bekerja lebih keras lagi untuk membangun berkshire menjadi perusahaan terbaik di kanca internasional"

"saya akan melakukan yang terbaik" jawab andre

"semalam saya tidak sempat memberikan selamat karena anda terburu-buru pulang. Pertemuan yang mengesankan" mprgan mengingat bagaimana andre mengambil wanita yang saat itu berada di tangannya.

"maaf pak, semalam istri saya mabuk berat jadi saya tidak bisa berada disana hingga acara selesai"

"oww, saya pikir anda belum menikah mengingat usia anda yang masih terbilang muda" morgan terkejut mendengar andre sudah menikah dan lebih terkejut lagi mendengar bahwa gadis yang menarik perhatiannya saat ia mulai masuk di ruang acara sebagai istrinya.

"itu baru beberapa hari yang lalu"

"anda harus menjaganya dengan baik, dia terlalu menarik dan berbahaya jika dilepas sendirian ditengah kerumunan"

"terimakasih. Saya pikir dia tidak secantik itu" balas andre yang merasa ucapan bos nya itu sedikit keterlaluan dan bukan hanya berupa saran namun juga sebuah peringatan.

Andre meninggalkan ruangan bosnya itu dengan perasaan yang jauh dari kata tenang. Dia melihat sorot mata dan perilaku yang menunjukkan betapa bosnya tidak merasa nyaman setiap kali dia menyebut meri sebagai istrinya.

Bosnya itu mungkin pintar menyembunyikan maksud dalam permainan kata-kata tapi dia lupa bahwa andre adalah sarjana psikologi yang bisa menbaca pikiran seseorang hanya dengan melihat gestur tubuh dan perubahan penekanan suara pada setiap kata.

Semalam dia tidak terlalu memperhatikan reaksi maupun ekspresi bosnya itu saat dia mengambil alih meri dari genggamannya. Tapi melihat inti pertemuan mereka hari ini hanya seputar meri, andre mulai mengerti bahwa bosnya itu tertarik kepada istri bawahannya.

Melarang setiap orang yang melihat istrinya itu agar tidak tertarik adalah hal sulit bagi andre. Selain fisik yang begitu mumpuni untuk menarik semua mata tertuju padanya, sikap ramah dan karakter lembut dan penyayang yang dimilikinya merupakan daya tarik tersendiri dan tidak semua wanita cantik memiliki hal itu.

Jika wanita cantik, pintar terlebih lagi jika dia dari kalangan orang kaya cenderung sombong, berbeda dengan meri yang lebih rendah hati. Itulah mengapa dia bisa menarik hati andre dengan kerendahan hatinya.

Andre menatap ponselnya dan melihat isi pesan masuk dari meri.

📩"Aku sudah ada di rumah"

📩"oke"

Andre bukan suami yang pelit kepada istronya namun dia terkesan irit kata-kata ketika berkirim pesan. Andre lebih suka dengan langsung menelfon karena itu lebih praktis daripada melalui pesan singkat. Tapi karena itu pesan istrinya, ia membalasnya sebisa mungkin. Walau hanya dengan satu kata atau beberapa huruf.

Meri yang sudah tenggelam dalam buku yang dibacanya tidak lagi memperhatikan jam makan siangnya, dia hanya memakan makanan ringan dan minuman yang dia beli di sela-sela membacanya. Dia termasuk kutu buku yang akan lupa dengan sekitarnya ketika fokus pada bukunya.

Meri bahkan tidak menyadari waktu sudah semakin gelap dan sudah waktu pulang kerja suaminya. Meri masih sibuk membaca dengan kacamata bundar menghiasi wajahnya, dia begitu tampak seperti sosok yang jenius saat andre memasuki apartemen. Dia melihat meri yang duduk di lantai yang dilapisi karpet berbulu halus dengan buku dan bungkus makanan ringan berserakan.

Begitu serius hingga tak menyadari andre yang sudah berdiri di belakangnya. Andre menatap punggung istrinya yang semakin membungkuk karena membaca. Dia menopang punggung meri dengan duduk di belakangnnya dan membiarkan dadanya sebagai sandaran untuk istrinya itu.

Meri memutar lehernya dan sedikit menyampingnya tubuhnya agar bisa melihat andre.

"kau sudah pulang?" tanya meri sambil melihat jam tangannya.

Andre menatap jam tangan itu dan mengenali bahwa itu jam tangan yang di hadiahkan ilham kepada meri saat meri meraih juara dua dalam olimpiade mipa di california.

"Mmm, sudah sejak tadi, apa kau melewatkan makan siangmu lagi?" tanya andre karena melihat bungkus makanan ringan di sekitar tempat meri membaca.

Meri mengangguk namun tak berniat menyelesaikan membacanya. Dia kembali fokus menundukkan wajahnya untuk membaca. Andre merebut buku yang di pegang meri, menutupnya dan mwngangkat wanita itu duduk di pangkuannya yang sekarang sudah berada di atas sofa.

"kau akan belajar seperti itu terus dan melupakan makan siangmu?" tanya andre

"tidak, aku hanya harus mempersiapkan diri untuk ujian masuk. Ujiannya senin depan. Aku hanya punya waktu 5 hari untuk belajar"

"jika kau belajar seperti tadi, di hari ke enam kau bukannya berada di ruang ujian tapi di ruang gawat darurat. Kau setidaknya harus makan dengan benar"

Meri menatap andre yang juga menatapnya. Dia merasa hangat dan merasa begitu di sayangi hanya dengan perhatian seperti yang dilakukan andre. Dia merasa di berkati dengan menjadi istri pria di pelukannya itu. Dia harus menggapai mimpinya agar bisa menggenggam tangan suaminya itu dengan bangga kelak di masa depan. Saat dia bergelar ahli bedah saraf dia akan dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai istri dari seorang pria sukses yaitu andre.

"meri, bisakah kau bersamaku saja di sini? Ada banyak kampus yang juga terkenal di sini. Lagi pula, kampus terbaik bukan jaminan kau akan berhasil. Tetaplah disisiku dan aku akan berusaha membukakanmu jalan untuk menuju kesuksesan itu"

"mengapa kau berubah pikiran lagi?" tanya meri. Baru beberapa hari yang lalu andre memberinya apartemen di cambridge hanya untuk memfasilitasinya saat kuliah di harvard tapi sekarang suaminya itu memintanya untuk tetap tinggal di omaha.

"aku hanya khawatir akan banyak nyamuk yang berusaha menggigitmu" andre menggunakan perumpamaan untu menutupi maksudnya yang sebenarnya. Dia hanya berfikir, jika pria tampan dan kaya seperti morgan bisa tertarik pada pandangan pertamanya, tak akan sulit bagi meri menarik hati teman kuliahnya yang akan selalu bertemu dengannya di setiap mata pelajaran.

Pria berpendidikan seperti jackob bahkan langsung membuang harga dirinya hanya untuk bisa memiliki meri. Dia bahkan menggunakan cara yang menjijikkan untuk memuluskan rencananya.

"aku tidak bisa membawa racun nyamukku selalu bersamaku. Tapi tenanglah, aku akan menjaga diriku sendiri di sana. Andre, kau tahu betapa berharganya menjadi lulusan harvard. Jika kau keberatan akan sulit bagiku untuk ke sana"

Sifat meri yang keras kepala tak akan bisa dihadapi dengan cara melawannya. Akan lebih baik jika membiarkannya dan memilih menjaga keputusannya itu.

"aku akan membantu mu belajar nanti malam. Sekarang istirahatlah" pada akhirnya sebagai suami andre hanya bisa mengalah.

"tidak tidak. Aku mau mandi, angkat aku ke kamar mandi seperti tadi pagi" goda meri.

"apa kau mau melakukannya dulu sebelum mandi"

"kita lakukan setelah kau selesai membantuku belajar nanti, lagi pula sekarang punggungku begitu sakit karena terlalu lama membungkuk"

Andre mengangkat meri ke kamar mandi tanpa menanggapi penolakannya lagi. Dia akan memastikan malam ini, meri yang akan memintanya.

Mereka makan malam bersama setelah pesanan mereka tiba. Andre mengajak meri belajar di kamar karena kasur yang empuk tak akan membuat bokongnya panas dan terdapat sandaran di kepala ranjang. Selain itu, andre membawanya di kasur untuk melancarkan rencananya malam ini.

Andre membantu meri mengambil buku-bukunya dari meja kerja andre dan meletakkan semuanya di kasur. Andre berbalik ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan keluar memakai baju putih berbahan kaos ketat hingga menonjolkan dada yang bidang dan otot perut yang membuat meri menelan liurnya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Andre memakai boxer sampai lutut dan membuat sebagian pahanya nampak ketika dia duduk bersila di atas ranjang.

"mengapa kau memakai pakaian seperti itu. Ganti" protes meri.

"ada apa dengan pakaianku? Aku nyaman memakai ini" jawab andre santai menikmati pandangan meri yang seakan siap memakannya.

Malam ini, rubah betina itu akan bangun dan memakan mangsanya. Itulah rencana awal andre.