WebNovelJANJI20.21%

Kau suamiku

Andre membaringkan meri di ranjang dengan perasaan kesal. Dia sudah melarang meri untuk minum karena Ini pertama kalinya dia minum maka toleransi tubuhnya pasti sangat buruk terhadap alkohol.

Meri masih setengah sadar ketika andre membantu melepaskan pakaiannya.

"apa yang kau lakukan?" ucap meri dengan suara terdengar parau tanpa tenaga.

"aku membantumu melepas pakaianmu, kau tidak mungkin tidur dengan pakaian seperti ini kan" jawab andre.

Meri hanya diam sambil memperhatikan andre yang kesulitan melepas dress yang begitu ketat menempel ditubuhnya. Setelah penuh perjuangan, pakaian itu akhirnya tanggal. Andre menyelimuti meri yang hanya menggunakan pakaian dalam. Dia mengambil air dan lap untuk membersihkan tubuh dan riasan di wajah meri.

"mengapa tidak mendengarkan ku. Kau sudah ku larang untuk minum bukan!" ujar andre dengan nada lembut sambil membersihkan riasan meri.

"wanita itu memaksaku jadi aku tidak bisa menolak terus"

"kau begitu keras menolakku tapi tidak bisa menolak mereka. Berapa banyak yang kau minum?" tanya andre yang mulai membersihkan bagian leher dan dada meri.

"tiga gelas" jawab meri sambil mengangkat 4 jari tangannya.

"gadis ini" andre memukul dahi meri karena kesal dengan meri yang mabuk parah setelah melihat ketidakcocokan antara perkataan dan tindakannya. "kau tidak diperbolehkan minum lagi, ingat itu"

"Mmm" meri hanya bergumam menanggapi kekesalan suaminya. Ingat, jika meri menjawab dengan bergumam maka itu berarti dia tidak bisa berjanji akan menepatinya.

Andre yang menganggap meri sedang mabuk sehingga enggan berbicara panjang tak mempermasalahkan hal itu. Andre kemudian bangkit dan berganti pakaiannya setelah selesai mengelap tubuh meri.

Dia segera bergabung dengan meri di ranjang dan memeluk istri tercintanya itu.

"pakaianku?" meri merasa aneh jika harus tidur tanpa mengenakan piyama dan hanya menggunakan pakaian dalam.

"kau tidak memerlukannya malam ini, ada selimut dan ada aku" ujar andre dengan senyum jahil dan tatapan nakal.

Dia mencium bibir istrinya itu dan merasakan aroma dan sisa wine di mulut meri. Meri yang dalam keadaan mabuk membalas dengan lebih bergairah. Dia bahkan terkesan mendominasi permainan malam itu membuat andre hanya bisa tersenyum licik melihat sikap pemalu istrinya runtuh akibat tiga gelas wine.

Saat meri semakin bersemangat, andre memutuskan menahannya, raut kecewa nampak jelas diwajah meri.

"tidurlah, kau sedang mabuk sekarang. Aku tidak mau kau melakukannya dalam keadaan tidak sadar" ujar andre memaksa meri untuk berhenti dan memintanya untuk segera tidur.

Andre menarik meri ke dalam pelukannya dan menepuk lembut punggungnya agar istrinya itu segera tertidur. Setelah memastikan istrinya itu tidur, andre mengambil T-shirt nya yang dengan paksa di lepas meri kemudian memakainya dengan senyum puas tersungging di bibirnya. Setelah mencium lembut dahi meri, andre bangun dan meninggalkan meri yang sudah tidur untuk mengerjakan beberapa laporan yang dia tinggalkan selama perjalanannya ke Los Angeles.

Keesokan paginya. Meri terbangun karena suara ponsel andre yang terus saja berdering. Meri meraihnya dengan malas-malasan, menatap nama di layar ponsel.

"dia lagi" kata meri lirih setelah melihat nama kontak brother yang muncul.

Mendengar suara air mengalir di kamar mandi, meri tahu andre bangun lebih dulu dan sekarang dia yang terlambat bangun karena mabuk. Hari ini kepalanya bahkan masih terasa sakit efek dari minuman semalam.

📞"halo... Halo.... Halo" meri memutuskan mengangkat telfon itu karena melihat orang tersebut tak berhenti menelfon, sepertinya ada hal penting. Namun tak ada suara dari ujung sambungan.

"siapa?" tanya andre yang keluar dari kamar mandi dan melihat ponselnya berada di telinga meri.

"entahlah, hanya tertulis brother" jawab meri asal.

Andre merebut ponsel itu dari tangan meri dan segera mematikan telfonnya.

"hey, ada apa?" ujar meri kaget melihat reaksi andre.

"jangan mengangkat telfonnya lagi. Berapa lama kau bicara dengannya?"

"aku bahkan hanya mengucapkan halo tapi tak ada jawaban darinya" protes meri melihat wajah andre yang begitu cemas. "kau sudah mandi, apa aku terlambat bangun? Dan ada apa dengan badanmu?" tanya meri ketika melihat tubuh andre yang terdapat banyak tanda merah.

"entahlah. Sepertinya ada vampir wanita yang menggigitku semalam" balas andre dengan ujung bibir yang melengkung.

Meri seketika teringat dengan perkataannya ketika menyindir andre yang meninggalkan bekas ciuman di leher dan dadanya waktu di Bali. Meri membuka selimutnya dan mendapati dirinya yang hanya menggunakan pakaian dalam.

"Aaaaa, kau, apa kau memaksaku semalam?" teriak meri menatap tajam ke andre sambil menunjuknya dengan jari telunjuk.

"wah, kau sepertinya amnesia karena mabuk. Semalam bukan aku yang memaksamu tapi kau yang hampir memperkosaku" andre berbicara tegas namun dengan senyuman menggoda di akhir kalimatnya.

"aku, aku yang hampir memperkosamu?" meri seakan tak percaya dengan perkataan andre. "tunggu dulu, kau bilang hampir? Apa itu artinya kita tidak melakukannya?" tanya meri penasaran dan berharap kata iya yang keluar dari mulut andre.

Andre tak menjawab pertanyaan itu, ia mengangkat meri beserta selimutnya masuk ke kamar mandi dan meletakkannya di bath up.

"kau sebaiknya mandi dan jernihkan otakmu yang sekarang isinya mesum semua" andre meninggalkan meri yang masih penasaran.

"andreee" teriak meri memanggil andre yang pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan nya.

Andre hanya melambaikan tangannya dengan membelakangi meri dan menutup pintu kamar mandi.

Meri menatap kesal ke pintu kamar mandi yang sudah tertutup dan berusaha mengingat yang terjadi semalam. 'tidak tidak tidak. Aku tidak mungkin berubah jadi liar hanya karena mabuk. Tapi, bagaimana dengan bekas di seluruh badannya. Tidak mungkin wanita lain yang melakukan itu dengannya, apa dia sengaja membuat tanda itu agar aku menganggap itu ulahku? Tidak tidak, dia tidak sebodoh itu' meri berperang dalam pikirannya sendiri. Mecari tahu kemungkinan yang terjadi dan berusaha mengingat apa yang dia lakukan semalam.

Meri sengaja berlama-lama di kamar mandi karena malu dengan perbuatannya. dia merutuki dirinya sendiri yang minum sampai mabuk dan yang lebih parah dia bahkan tak mengingat apapun.

Meri menendangi air yang kini menenggelamkan bagian tubuhnya dan menyisakan dada dan kepalanya karena kesal masih belum bisa mengingat sesuatu.

Andre membuka pintu dan melihat meri yang masih berendam di bath up setelah 30 menit dia berada di kamar mandi. Dia melihat meri yang memasang ekspresi marah menatapnya.

"kenapa? Apa lagi salahku sekarang?" tanya andre setelah berada di samping bath up.

"kau, apa kau menggoda ku sekarang?"

Andre menggelengkan kepalanya. "keluarlah, kau akan kedinginan berendam terlalu lama. Apa kau menungguku mengangkatmu keluar"

"tidak perlu" jawab meri tegas.

"baiklah. Keluar sekarang, aku sudah hampir terlambat"

"apa kau mau berdiri di situ dan melihatku telanjang" ujar meri kesal

"tidak" jawab andre kemudian berbalik badan. "aku sudah melihatnya semalam" godanya lagi.

Meri terkejut mendengar perkataan andre itu dan meneriakinya lagi dengan panggilan "dasar mesum"

Meri bersiap dengan pakaian kasualnya. Dia mengambil sling bag nya, dan memutuskan akan ke toko buku pagi ini. Dia sudah harus menyiapkan diri untuk ujian masuk universitas.

Andre sudah menunggunya di meja makan, meri menyantap sarapannya dengan tenang, tak ingin mengeluarkan suara apapun bahkan suara mengunyah sekalipun. Dia tidak mau suara yang dia sebabkan akan berujung godaan andre. Dia bahkan menundukkan wajahnya tak ingin menatap wajah andre yang saat itu tersenyum licik dan penuh kemenangan setelah berhasil mengerjai istrinya.

Meri meminum sup pereda pengar yang sengaja di buatkan oleh andre untuk mengatasi sakit kepalanya. Meri masih terus berfikir apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi situasi canggung ini.

Sementara meri yang tenggelam dalam pikirannya, andre justru menikmati makanannya dan pemandangan wajah meri yang terus saja merona. Andre harus menahan tawanya ketika meri menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan apa-apa karena berusaha menyangkal apa yang ada di benaknya.

Andrepun tidak ingin merusak suasana menyenangkan ini, dia hanya perlu memperhatikan meri dengan lebih baik dari sekarang. Membukakan jalan untuk karir istrinya di masa depan. Dan fokus membangun usaha bersamanya dari Nol tanpa menggunakan relasi orang tua mereka.

Meri membantu andre mengangkat piring kotor ke washtafel dan segera mengikuti andre turun ke basement. Di mobilpun meri hanya diam setelah mengatakan akan ikut dan meminta andre mengantarnya ke toko buku. Andre melewati kantornya karena harus mengantar meri terlebih dahulu.

Saat mobil melaju, meri sibuk menyusun kata-kata untuk mengatasi situasi mereka saat ini. Andre berhenti di depan sebuah toko buku yang baru saja buka. Sebelum turun andre mencium singkat bibir meri.

"turunlah" ujar andre setelah melepas ciuman singkatnya.

Meri melepas safety bell nya dan mencium andre lebih intens dari ciuman yang di lakukan andre tadi.

"kau suamiku, jika semalam aku memperkosamu itu adalah kebanggaan untukku. Pergilah" ujar meri setelah melepaskan lumatan bibirnya dari bibir andre dan mengelapnya dengan ibu jari.

Meri bergegas turun dari mobil dan tidak berani membalikkan wajahnya menatap andre. Dia hanya perlu tampil percaya diri dengan apa yang baru saja dia lakukan. Dia tidak ingin andre terus menggodanya hanya karena sifatnya yang pemalu. Dia memutuskan menjadi wanita yang lebih berani dalam hubungan intim mereka untuk mengimbangi suaminya itu.

Di mobil andre tersenyum puas melihat tingkah meri dan perkataannya yang tak terduga. Perkataan yang mungkin tak akan terpikir oleh wanita biasa. Dia mengatakan bangga memperkosa suaminya sendiri. Andre tak berhenti tersenyum memikirkan kalimat itu. Hari ini, dia mendapat suntikan semangat dari istri cantiknya yang dulu pemalu dan berubah menjadi lebih percaya diri.