WebNovelJANJI33.68%

Ibu??

"maafkan aku"

Kalimat pertama yang di ucapkan andre saat memeluk meri. Tak ada kalimat lain yang bisa ia rangkai dengan baik untuk mengungkapkan rasa penyesalannya. Hanya dua kata namun mampu menjelaskan isi hatinya yang terdalam.

Meri terdiam mendengar ucapan permintaan maaf itu. Sekeras-kerasnya ia saat ini dan semarah apapun dirinya, dua kata itu cukup untuk meredam sebagian amarahnya. Dia menunggu kalimat penjelasan atau bujukan dari andre, tapi siapa yang bisa menyangka jika suaminya itu akan meminta maaf.

Harusnya lebih cepat ia mengatakan itu agar jarak antara mereka tak semakin jauh. Mereka berpelukan tanpa jarak tapi seakan terdapat dinding pemisah.

"jangan melakukan hal-hal yang membuatmu harus meminta maaf" meri masih bersikap dingin.

"aku salah, aku tahu itu. Bisakah kita tidak seperti ini?" andre memutar tubuh wanitanya itu agar berhadapan dengannya. "aku rasanya sekarat melihatmu bersikap dingin dan pura-pura tak ada masalah"

"aku butuh waktu untuk bisa percaya dengan ucapanmu. Untuk sekarang sebaiknya jaga jarak dariku"

"aku tidak akan bisa" andre menarik meri kembali ke dalam pelukannya. Ia merasa hampir gila menghadapi kemarahan istrinya itu selama dua hari dan tak akan sanggup lebih lama lagi.

"kembalilah ke omaha. Aku juga akan mulai sibuk di kampus besok. Tak ada gunanya kau berada di sini"

Andre semakin mengeratkan pelukannya, ia bukan hanya merasakan kekecewaan di hatinya karena sikap istrinya, ia juga kecewa pada dirinya sendiri yang menjadi pecundang.

Tak terpikirkan olehnya jika meri akan mencari tahu lebih jauh mengenai megan.

"aku mau keluar berbelanja. Pergilah" meri menarik tubuhnya menjauh dari pelukan andre.

Setelah berganti pakaian dan mengambil mantelnya, meri bergegas keluar namun tak menemukan andre di ruang tamu. 'dia akhirnya pergi' batin meri.

Saat berada di parkiran, ia terkejut melihat andre sudah menunggu di dalam mobilnya. Duduk santai di kursi kemudi dan tersenyum melihat kedatangan istrinya itu.

"masuklah. Aku akan menemanimu berbelanja" panggil andre setengah berteriak karena meri berada di jarak lumayan jauh dan tak berusaha mendekat.

Melihat pria itu di dalam mobil, meri berbalik badan dan menuju halaman untuk meminta security memanggilkan taksi untuknya.

Tak tinggal diam, andre menarik tangannya dan memaksanya masuk walau itu di hadapan security.

"lepaskan aku. Aku akan pergi sendiri" meri melawan saat jaraknya sudah lumayan jauh dari security karena tak ingin mempermalukan andre yang masih berstatus suaminya.

"aku yang akan mengantarmu" ujar andre tetap berusaha lembut.

"aku tidak mau. Aku hanya ingin pergi sendiri" tolak meri. Ia menghempaskan tangannya agar terlepas dari genggaman andre.

"apa kau tidak takut jika ilham akan membawamu pergi lagi?"

"apa bedanya dengan sekarang? Kau dan dia sama saja, kalian hanya ingin menahanku untuk kepentingan pribadi kalian. Kau hanya lebih beruntung karena kebodohanku hingga aku mengikutimu seperti orang gila"

Ruangan parkir yang berada di basement dengan sebagian sisi gedung tertutup membuat suara pertengkaran suami istri itu menggema hingga terdengar oleh para security yang berada di luar. Gemaan itu seperti menambah efek magis dalam lantangnya suara meri membuat nada kemarahan itu semakin jelas terdengar.

"kau ini bicara apa. Masuk" andre membuka pintu mobil agar meri segera masuk dan menghentikan perdebatan itu.

"aku tidak mau. Pergilah sendiri"

"kenapa keras kepalamu itu tidak bisa berkurang"

"haha. Kau boleh pergi dengan jal**g itu jika kau mau. Dia mungkin lebih penurut di banding aku" ejek meri

Ia mengatakan itu dengan sengaja mengongat pesan yang di kirimkan andre kepada megan dan betapa megan langsung mengiyak ucapan andre seperti anak anjing yang mengincar tulang.

Sudah tidak ada lagi ruang bagi nama si perempuan itu di mulut meri. Ia merasa amat buruk tiap kali dia harus mengingat betapa tidak tahu malu wanita itu. Kemarahannya lebih memuncak saat wanita itu terlihat manis di depan rido seakan ia seorang bidadari tanpa cacat. Setiap kali meri mengingatkan, perutnya mual seakan ingin muntah.

"apa kau cemburu pada megan?"

"aku. Cemburu? Terlalu berharga baginya jika orang sepertiku cemburu kepadanya. Anjing penjaga di rumahku bahkan lebih setia daripada perempuan itu"

"kalau begitu berhenti bicara dan masuklah"

Meri berhenti bicara namun bukannya masuk ke mobil, ia justru berjalan menuju lift untuk kembali ke kamarnya.

Melihat itu membuat andre hanya bisa menghela nafas panjang. Ia sudah tahu sejak awal wanitanya itu bersikap teguh pada pendirian awalnya hingga terkesan arogan dan tak ingin mendengarkan orang lain.

Meri selalu keras saat menghadapinya, tapi ketika berhadapan dengan ilham, dia seperti anak kecil yang masih belajar berjalan hingga setiap saat harus bergelantungan di lengan ilham yang membuat hatinya semakin di penuhi kecemburuan.

Saat ia memperkenalkan meri dwngan ilham karena pertemuan yang tak di sengaja, sejak hari itu meri terlihat lebih ceria saat bersama ilham di banding dirinya.

Bersamanya meri selalu bersikap dewasa dan tampil elegan dengan hanya berbicara seperlunya. Namun saat bertemu ilham, wanita itu berubah menjadi anak kecil manja dan cerewet hingga ia bahkan tidak tahu keseluruhan yang di bicarakan meri.

Mengetahui ilham menaruh perasaan kepada sahabatnya, andre mulai mengagumi sosok wanita itu. Jika ilham sampai mencintainya maka sudah pasti terdapat sisi lebih wanita itu di bandingkan megan yang saat itu di tolak mentah-mentah oleh ilham.

Belakangan ia baru menyadari sikap tegas dan keras kepala meri selalu berada di waktu yang tepat. Dia selalu memahami situasi, hingga bisa bersikap pantas dan tak berlebihan. Ia akan dewasa di saat yang sama jika itu di perlukan dan bersikap manja saat itu di butuhkan.

Rafa terlalu sibuk dengan bisnisnya, ia juga tidak bisa bersikap manja di hadapan kakak keduanya itu karena mengerti kepribadian rafa yang selalu menganggap segala hal serius.

Mendapatkan ilham sebagai sahabat yang berkepribadian dewasa namun bersikap hangat kepadanya membuat meri seakan memperoleh sosok randy di dalam diri ilham. Ia akan melaporkan semua keluhannya kepada ilham saat ia mendapat masalah. Dia bahkan menceritakan perempuan yang melabraknya karena selalu berada di sisi ilham.

Sikap tenang, dewasa, dingin kepada wanita lain membuat kekaguman meri bertambah. Ia tahu andre pria yang suka berganti kekasih saat ia baru mengenalnya dan banyak teman wanitanya yang memberi informasi itu. Ia juga tahu sikap ilham yang berbanding terbalik dengan andre. Ilham pria setia dengan satu wanita, dan itu hanya meri.

Di kamar, meri melempar tas nya ke kasur dan melepas sepatunya dengan sembarangan.

'dia seperti lintah penjilat yang menempel terus saat orang lain merasa terganggu. Menyebalkan' ocehan meri mulai memenuhi ruang kamar itu. Ia seakan tak kehabisan kata untuk mengutuk sikap andre yang tak ingin menjauh sesaat walau ia sangat ingin sendiri.

Ponselnya berdering saat kemarahannya bahkan belum mereda.

📞"halo kak" sapa meri kepada rafa

📞"apa kau tahu megan ke boston kemarin? Dia pasti tiba siang ini"

📞"APA?" meri berteriak terkejut.

📞"pelankan suaramu. Gendang telingaku bisa pecah"

📞"ah, maaf kak. Aku sedikit terkejut. Jadi apa dia ke sini menyusulku atau ada sesuatu yang lain?" meri nampak penasaran dengan alasan megan ke boston.

Ia sudah bisa menebak itu karena megan ingin menemui andre, tapi yang ingin ia ketahui alasan apa yang ia buat kepada rido. Jika ia bisa mengacaukan rencana itu, maka ia bisa dengan menyingkirkannya dengan mudah.

📞"dia sudah pasti mengikuti suamimu. Tapi alasannya karena ia akan melakukan liputan kepada mahasiswa cerdas yang kuliah di boston. Dia menangani sebuah proyek tentang edukasi dan mengusulkan untuk mewawancarai mahasiswa harvard yang berasal dari Indonesia untuk memotivasi yang lain"

📞"wah, otaknya lumayan juga. Ku pikir dia hanya tahu cara merayu dengan menempel seperti parasit tanpa tahu malu" ejek meri. "kakak, jangan terlalu khawatir. Biar aku yang mengurus siluman itu, aku sudah punya cara menendangnya dari sisi kak rido. Setelah itu, aku akan memikirkan mengenai andre" ujar meri bersemangat.

📞"meri" panggil rafa dengan suara lembut seakan memanggil bayi yang tertidur.

📞"iya"

📞"kakak sebenarnya masih berharap kau berbaikan dengan ilham"

Terkejut dengan ucapan rafa yang mengungkit ilham, meri terdiam sejenak memikirkan maksud perkataan rafa.

Ingatannya masih sangat kuat ketika rafa meminta preman untuk memukuli ilham hingga setengah mati. Saat melihat keadaan kekasihnya sekarat, ia bahkan merasa lebih teriris karena rasa bersalah.

Sejak hari itu, ilham menghilang hingga meri menemukannya di jakarta berkat bantuan maria.

📞"kak, apa aku tidak salah dengar?"

📞"meri, waktu itu aku bersalah karena salah mengenali musuh. Aku awalnya ingin mendekatkanmu kembali kepadanya saat kasus jackob selesai. Tapi kau malah menikahi andre tanpa sepengetahuanku. Aku salah saat mengira ilham adalah anak dari musuh ayah yang ternyata ayah andre. Sekarang aku sudah tahu semuanya"

Mendengar penjelasan rafa, sepertinya ia belum mengetahui jika andre dan ilham adalah saudara dari si brengsek yang sama. Mereka sama terlahir dari benih racun si mafia.

📞"kak, mereka sama. Mereka bersaudara, jadi apa bedanya. Mereka sama-sama anak dari musuh ayah"

📞"kau salah. Informasimu kurang tepat. Ibu dan ayah bermasalah dengan ayah andre tapi bukan ayah ilham. Mereka terlahir dari ibu yang sama tapi ayah berbeda. Hanya saja sejak kecil, ilham di besarkan oleh ayah andre. Andre anak sah dari si tua bangka itu dari pernikahan yang sah sedangkan ilham adalah anak bawaan dari istri keduanya yang ia nikahi secara siri. Apa kau tahu istilah selir tingkat satu di sistem kerjaan?"

📞" iya, aku tahu"

📞"ibu ilham wanita seperti itu. Dia istri siri tapi seperti ratu di hati sang raja, karena itu ilham seperti anak emas bagi si raja dan andre hanya sebatas pangeran biasa yang kalah dari kakaknya. Sejak kecil mereka selalu bersaing mendapatkan perhatian ayahnya, tapi lagi-lagi ilham yang menjadi pemenangnya. Ku rasa sejak dulu andre merasa kakaknya adalah musuh tapi ilham selalu menganggap adiknya sebagai saudara kandung"

📞"tunggu tunggu. Bagaimana kau bisa mendapat informasi sedetail ini?" meri merasa curiga.

Rafa bukanlah hacker atau detektif yang bisa menyelidiki semua identitas ilham yang bahkan maria tak bisa peroleh. Dia pasti tidak memperoleh melalui jaringan internet atau hasil meretas ponsel karena maria juga tidak bisa. Lalu bagaimana bisa kakaknya bisa memperoleh informasi yang sangat rinci hingga ke masa kecil kedua pria itu.

📞"kau meremehkan kakakmu ini. Maria sudah mengatakan padaku dia kesulitan memperoleh informasi mengenai kakak andre. Aku tahu karena itu di lindungi oleh ayah tirinya itu. Tapi terkadang ada celah yang sulit untuk di tutupi"

📞"kak, kau memang yang terbaik dalam hal itu. Katakan padaku dari mana kau memperoleh informasi itu?"

📞"kau pasti terkejut"

📞"siapa? Kau membuatku penasaran" meri semakin penasaran.

📞"apa kau yakin ingin tahu?"

📞"berhenti mengujiku. Katakan siapa orangnya"

📞"Ibu"

📞"APA?"

📞"Yaa, apa kau harus berteriak sekencang itu saat terkejut. Telingaku akan rusak jika sekali lagi mendengar teriakanmu itu" rafa membalas meri dengan berteriak dan mengomelinya sambil menggosok telinganya.

📞"maaf maaf, aku terlalu terkejut mendengar itu. Tapi.... Ibu?? Bagaimana bisa?" seakan tak percaya dengan sumber informasi rafa.

📞"kau ini. Ibu pernah dekat dengan pria sialan itu. Tentu saja ia tahu banyak mengenai keluarga pria itu"

Meri benar-benar melupakan mengenai masa lalu ibunya bersama ayah andre. Dia mulai percaya setelah mengingat bagaimana ibunya tak ingin ia terlibat dalam keluarga kacau itu.

Itu artinya ibunya sejak awal tahu bahwa ilham yang akan menjadi pewaris dan lebih berkuasa dari pada andre. Tapi tidak mungkin itu karena kekayaan. Ibunya pasti ada tujuan lain melarang ia bersama andre. Bahkan sikap rafa yang memberi dukungan kepada ilham terlihat sangat mencurigakan.