Orientasi

Dipagi hari yang cerah nan damai, ku terduduk santai di sofa yang membuatku tak ingin beranjak. Membayangkan sejuta impian yang selalu manghantuiku setiap malamnya, namun ku tersadar bahwa hidupku tak seindah impian semu.

Namaku Lisa, sudah tiga tahun setelah kelulusanku di bangku SMA dan kini ku bekerja di salah satu sekolah di dekat rumahku. Orang-orang memanggilku dengan sebutan "ibu guru" yang membuatku tersadar bahwa kini kedewasaanku mulai teruji. Masalalu ku tak indah, namun bemakna sehingga membuatku tak bisa melupakan setiap kejadian pada masanya. Dan ku teringat akan satu hal, yaitu "dia" yang dulu pernah mengagumiku.

Waktu menunjukan jam 7.00 dini hari, kebiasaanku yang selalu menjadi rutinitas adalah bekerja. Namun tidak untuk hari ini, badanku terasa remuk sehingga membuatku tak bisa beraktivitas seperti biasanya. Mata yang sayup, bibir kering, dan wajah yang lesu tergambar pada diriku yang membuat orang - orang di rumahku berfikir bahwa aku jatuh sakit.

"Mengapa tak beranjak dari kamarmu nak?" tanya ibuku yang selalu membangunkan ku setiap paginya. "Sepertinya hari ini ku tak bisa bekerja bu, badanku terasa sakit dan kepalaku pun mulai pusing." dengan jelas ku berbicara pada ibuku, namun tak banyak bicara, ibuku pun pergi dan kembali membawa semangkuk nasi dan obat di tanganya seolah memberikan isyarat bahwa ku harus memakan obat yang dia pegang.

"Makanlah, lalu beristirahatlah agar besok sakit mu berkurang". Mataku merajuk, dan hatiku mulai tersentuh akan tiap geraknya ibuku yang setiap hari selalu memanjakan anak - anaknya. Aaaaahhh betapa bahaginya aku, begitu sempurna kehidupanku karna hadirnya sosok bidadari yang menjagaku setiap harinya.