1. Kenangan

Keesokan harinya badanku terasa lebih baik di banding hari sebelumnya, namun kepalaku masih merasakan pening dalam satu waktu. Lalu ku melangkahkan kaki menuju satu ruang yang damai, berfikir akan hal yang menggangguku setiap saat, entah apa yang selalu mengusikku akhir-akhir ini dan tanpa sadar ku melamunkan sesuatu di benakku.

"mengapa dia selalu hadir, bahkan ketika diriku tak mengharapkannya kembali. Apa yang salah denganku? apakah semua berakhir karna kesalahanku dan membuat diriku tersiksa hingga kini?" gumamku dalam hati.

- di ruang tamu -

"Lisa? mengapa kau tak berangkat kerja? apa ada yang mengganjal di benakmu?" tanya Anti dengan nada keras sehingga membuat lisa tersadar.

"Apa yang membuatmu datang kak? kau mengagetkanku saja." jawabnya.

Anti adalah kakak kandung ketiga dari lima bersaudara, dia sudah berkeluarga sehingga dia sudah tak satu atap denganku namun entah apa yang membuatnya datang di hari itu.

"Kamu melamunkan apa? aku hanya bertanya, bukan untuk mengagetkanmu." Anti pun menatap tajam kearahku, dan bertanya apa yang aku lakukan sendiri di ruang yang sepi sendiri.

"Tak apa kak, sudah pergi sana aku hanya ingin sendiri." jawabku pedas untuk mengusirnya. Lalu aku melanjutkan lamunanku, ku teringat dengannya tepat ketika ku menduduki bangku SMP.

Aku teringat dengan dia, pria bermuka bulat dengan mata indah yang menghiasi. Bibir tebal dengan senyuman yang membuat orang-orang berfikir bahwa dia lelaki berkulit manis yang ramah pada semua orang di lingkungannya. Dia Bryan, nama selalu menempel di ingatanku dengan jelas. setelah lamunanku tersadar, semuanya sudah jelas berakhir hingga kini ku bertanya-tanya tentang alasannya yang membuatku merasa bersalah sepanjang waktu.

tiba-tiba ...