"lisa, kamu gakan kerja gitu? masa jam segini masih diem di rumah." tanya Rara sahabat ku dari kecil.
"Yaampun kamu mengagetkanku saja, hari ini aku tak ada jadwal untuk mengajar Ra. Kamu tumben datang ke rumahku, ada apa? apa sesuatu terjadi?" tanyaku dengan nada penasaran dan menatap mata Rara seakan berfirasat buruk yang terjadi pada sahabatku. Sesuai dugaanku, Rara tak menjawab namun dia hanya menundukan kepalanya.
Disisi lain, aku merasa heran sekaligus penasaran dengan apa yang Rara rasakan. Tapi apa boleh buat karna ku tak ingin menyinggung perasaan Rara akhirnya ku membuat keputusan untuk mengajaknya keluar.
"Ra, ku ingin bercerita menganai hal yang selalu ku fikirkan setiap hari." ku memulai perbincangan hangat dengan Rara
"Aku tau, kamu pasti ingin bercerita menganai Byan kan? sudahlah sa semua sudah berakhir, tak usah kamu mengingat dia yang pergi meninggalkanmu tanpa sebab itu." jawabnya dengan wajah hawatir akan terjadi sesuatu kepadaku.
"Tapi aku selalu bertanya-tanya, apa semua berakhir karna salahku?" tanyaku terheran-heran.
Namun Rara tak banyak bicara, dia hanya menatapku seakan berisyarat bahwa dia benar-benar tak ingin berbicaha mengenai hal ini.
"Ra, bantu aku agar bisa keluar di dalam fikiran yang membuatku tak nyaman ini." mataku berbinar seolah tak sanggup lagi berfikir berulang mengenainya
"Lisa, semuanya sudah jelas dia pergi tanpa sebab dan sekarang kamu malah memikirkan dia yang belum tentu memikirkanmu. Sudahlah jangan siksa dirimu dengan cara memikirkan dia, Bryan telah pergi dan sekarang waktunya kau berbahagia." Jawabnya dengan tegas
Langkah kakiku terhenti seolah ada hal yang tiba-tiba terlintas di dalam benakku "Oh iya, bagaimana dengan kelanjutan rencana kita mengenai study banding di kampus? apa kamu sudah memikirkan tema yang tepat?"