Rencana (1)

Akan tetapi Qi Lei mengabaikan sentimen itu. Bangkit dari sofa dengan perlahan, dirinya pun naik ke lantai atas.

"Pulanglah. Aku mau pergi ke luar sebentar lagi," ujarnya. Sosok itu pun menghilang dari sana.

Perasaan Gu Lingsha semakin tertusuk. Gadis itu tampak sedikit gemetaran karenanya, tertunduk untuk menyembunyikan kesedihan itu dari pancaran matanya. Tanpa disadarinya dia berlinang air mata, merasa begitu bersalah.

"Bukan begitu, Qi Lei. Aku tidak bermaksud untuk melepaskannya. Kalau saja kau dapat mengerti kepedihan yang kurasakan, mungkin kau akan maklum. Beberapa perseteruan di antara kami tidak gampang untuk dibiarkan berlalu begitu saja. Kau tidak tahu soal penderitaan ini yang begitu sulit kulalui, tapi aku tidak menyalahkanmu. Apapun yang terjadi, kau selalu mendapat tempat di hatiku."