Chapter 2: Hadiah Ulang Tahun

🎗🎗🎗

"Bagaimana kalau tamata anatasya, itu kelihatan cocok dengannya" ucap wanita itu

'Hey..hey...hey itu memang namaku, ugh aku ingin sekali menangis tapi sayangnya aku tidak tahu caranya menangis' ucap bayi itu.

🎗🎗🎗

"Hem...kelihatannya itu memang cocok dengan dirinya" ucap pria itu dan menggendong tamata

'Hey...turunkan aku, beraninya kau demi seluruh alam tengah dan alam bawah kau harus menurunkan aku' ucapnya tapi bagi sang raja itu sangat menggemaskan

"Ana menurutmu apa yang sedang dia bicarakan, dia terlihat ingin memberitahukan sesuatu kepadaku" tanya pria itu kepada ana

"Mungkin dia sedang mengatakan kepadamu kalau dia suka digendong" ucap wanita itu sambil memainkan tangan halus sang bayi yang sedang digendong

'Hey...itu pengertian yang sangat mengerikan siapa yang mengatakan aku suka digendong malahan aku sangat benci' ucapnya masih dengan suara bayinya.

"Wuwuwu" hanya itulah yang dapat didengar oleh kedua orang itu

Mereka saling menatap lalu tersenyum bahagia melihat kelakuan putri mereka yang menggemaskan.

Sementara itu ditempat lain lebih tepatnya alam atas. Terlihatlah seorang pria dengan wajah bak dewa yunani sedang duduk bersila diatas batu didalam gua dengan memejamkan matanya, tapi tiba-tiba dia membuka matanya dan tampaklah mata biru sejernih air yang jika orang menatapnya dapat membekukan mereka.

"Sudah seribu tahun, dan sekarang akhirnya penantianku terbayarkan" ucap pria itu sambil berjalan keluar dari gua.

"Alam bawah, huh...kenapa kau harus terlahir disana" ucap pria itu sambil menghela napas.

"Tidak masalah, yang penting kau sudah kembali. Tunggulah raja ini my queen tamata" ucap pria itu lalu menghilang.

13 tahun kemudian kerajaan elyska

Terlihatlah remaja kecil imut,manis dan cantik dengan mata hazelnya tapi biarpun dia masih dalam masa pertumbuhan dapat dilihat dari wajahnya bahwa dia akan menjadi wanita yang sangat-sangat cantik. dia sedang duduk disebuah bangku taman sambil mebolak-balikan halaman buku sejarah.

"Ehm...sekarang aku mengerti, tepat setelah aku mati tiba-tiba ada ledakan kekuatan besar yang membumi hanguskan wilayah sekitar tempat kematianku" ucap remaja itu yang tidak lain adalah tamata sambil mengangguk-anggukan kepalanya dengan sebelah tangan memegang dagu dan memejamkan matanya.

"Dan aku tahu darimana penyebab ledakan itu" lanjutnya sambil berjalan kearah pot bunga lalu memetik bunganya.

"Sudah pasti 'dia' tidak ada lagi orang lain yang bisa menyebabkan ledakan seperti itu kecuali dirinya" ucap tamata lalu meletakkan bunga itu diatas bangku lalu berjalan masuk kekastil.

Setelah tamata masuk kedalam kastil tiba-tiba muncullah seorang pria dengan mata birunya didekat bangku taman tempat tamata duduk tadi, lalu mengambil bunga yang ada disana.

dia mendekatkan bunga itu kedekat hidungnya dan menghirupnya dalam-dalam lalu tersenyum hangat.

"kau masih sangat mengerti apa yang aku pikirkan queen, terima kasih karena kau masih mengingatku dikehidupan barumu ini" ucapnya lalu menghilang kembali

Sesampainya didalam istana, lebih tepatnya koridor istana terlihatlah seorang remaja imut dan manis dengan manik hazelnya sedang berjalan

"Tamata darimana saja kau?" ucap seorang wanita sambil setengah berlari kearah tamata

Tamata yang melihat itu hanya bisa berhenti berjalan dan menatap wanita itu yang sudah ada didepannya.

"Ibu, Tamata hanya pergi mencari udara segar ditaman" ucap Tamata sambil mengedipkan matanya polos

"Mencari udara segar? Sayang, kalau tamata ingin pergi keluar setidaknya bawa seorang pelayan atau penjaga denganmu" ucap wanita itu yang tidak lain adalah ratu anaina ibu Tamata dikehidupan ini.

"Ibu, dihari ulang tahun Tamata nanti Tamata ingin kelinci untuk dipelihara" ucap Tamata

"Tamata sayang kalau begitu ayo kita pergi keayahmu dan katakan itu padanya"

Tamata yang mendengar bahwa dia harus memberitahu ayahnya menjadi sangat kesal, karena ayahnya itu terlalu posesif padanya misalnya, di saat dia meminta ijin untuk memasuki perpustakaan untuk membaca ayahnya mengirim pelayan dan penjaga untuk membersihkan setiap sudut perpustakaan lalu di saat Tamata meminta untuk diberikan seorang guru pribadi, ayahnya mencari seorang guru wanita dan gurunya itu harus mempunyai sertifikat dan masih berumur 20-30 tahun dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan.

Jadi, Tamata kesal karena apa yang akan dilakukan ayahnya pada kelincinya nanti? Bagaimana kalau ayahnya akan merendam kelincinya diair sampai bersih atau mungkin ayahnya akan membuat pengumuman yang berisi perintah untuk mencari kelinci dari alam tengah*

"Ibu, Tamata meminta hadiah ini dari ibu bukan dari ayah"

"Kenapa bukannya sama saja walaupun itu dari ayah atau ibu?"

Tamata yang tidak tahu harus mengatakan apa pada ibunya hanya bisa menggembungkan pipinya saja.

"Nah, kalau begitu sudah diputuskan ayo kita temui ayahmu" ucap ana sambil menggenggam tangan putrinya lalu berjalan kearah ruangan ayah Tamata atau dapat disebut raja edward.

Sesampainya didepan ruangan

Terlihatlah dua penjaga yang berdiri di sisi kanan dan kiri pintu, ketika para penjaga melihat ana dan tamata mereka langsung menunduk hormat lalu membukakan pintu.

Didalam ruangan terlihatlah seorang pria yang duduk diatas kursi dengan banyak tumpukan kertas dihadapannya, tapi kelihatannya pria itu terlalu fokus pada kereta-kertas itu sehingga tidak memperhatikan ada yang masuk

"Edward, tamata ingin membicarakan sesuatu denganmu" ucap ana kepada pria itu yang tidak lain adalah raja edward ayah Tamata.

Akhirnya edward pun sadar kalau ada orang diruangan ini.

"Oh, maaf ya tadi aku tidak memperhatikan kalau kalian sudah masuk" ucap edward sambil tersenyum ramah.

""Tidak apa""ucap ibu anak Secara serentak

"Hem...apa yang little tamata ayah inginkan?" tanya edward kepada Tamata

Mendengar sebutan little dari ayahnya Tamata hanya bisa memonyongkan bibirnya.

"Ayah, tamata ini sudah besar, dan beberapa hari lagi tamata akan menginjak usia 14 tahun. Jadi jangan panggil tamata dengan panggilan little lagi" ucap Tamata yang masih memonyongkan bibirnya kepada ayahnya

Edward yang mendengar perkataan anaknya itu hanya bisa tersenyum lalu berjalan kearah Tamata dan mengusap kepalanya.

"Oke, kalau begitu mulai dari sekarang ayah akan memanggil Tamata hanya dengan namanya. Jadi, tamata jangan marah lagi ya, ayah paling tidak sanggup jika melihat putri ayah marah kepada ayah" ucap edward sambil memeluk putrinya

Tapi tanpa mereka sadari ada pria yang berdiri diatas pohon dekat ruangan sambil menatap tajam kearah edward seakan tatapannya itu dapat menyebabkan kematian kepada yang ditatap melalui jendela ruangan

"Baik, tapi ayah cepat lepaskan tamata bagaimana kalau ada yang melihat ayah memeluk tamata, mau ditaruh dimana wajah Tamata" ucap tamata

"Oke, nah apa yang ingin tamata bicarakan dengan ayah?" tanya edward sambil tersenyum setelah melepaskan pelukannya dari tamata

"Ayah tamata ingin dihari ulang tahun tamata nanti ada kelinci sebagai hadiah dari ayah"

Edward hanya merenung sebentar lalu berkata

"Yakinlah, disaat hari ulang tahun Tamata akan ada kelinci sebagai hadiah ulang tahun ayah untuk Tamata"

"Hem... hanya itu yang Tamata ingin katakan kepada ayah, kalau begitu Tamata dan ibu akan pergi keluar. Sampai ketemu lagi nanti yah" ucap Tamata lalu berjalan keluar ruangan sambil menarik tangan ibunya.

edward yang melihat putrinya pergi hanya bisa menghela nafas kasar, sangat jarang dia bisa menghabiskan waktu dengan little tamata-nya

Sementara itu pria yang dari tadi mendengar pembicaraan ayah dan anak itu hanya tersenyum tapi senyuman itu dapat membuat warna diseluruh dunia hilang begitu saja, lalu dia berkata.

"Raja ini akhirnya mendapatkan cara untuk masuk kembali ke kehidupanmu queen, lihat saja nanti apa yang akan raja ini lakukan setelah masuk kekehidupanmu lagi" ucapnya lalu menghilang

Tbc...

kelinci alam tengah: kelinci yang mempunyai satu kemampuan khusus seperti dapat menggerakkan benda dengan tatapan dan berbicara