-- Di kediaman Randy --
Sesampainya di rumah, Randy pergi menuju kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya. Selama kuliah disini, dia tinggal bersama neneknya. Rumah ini bertingkat dua, namun terasa sangat sepi karena hanya Randy dan neneknya yang tinaaggal disini bersama seorang asisten Rumah Tangga dan seorang supir sekaligus tukang kebun. Saat Ditya memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan Randy, nenek Randy sempat menawarkan Ditya untuk tinggal juga dirumahnya. Namun, Ditya menolak tawaran tersebut. Walaupun keluarga Ditya dan Randy memiliki hubungan yang dekat, tapi Ditya merasa canggung kalau harus tinggal serumah dengan mereka.
Randy memikirkan apa yang dikatakan oleh Ditya saat makan siang tadi. Dia pun bertanya-tanya mengapa dia sulit sekali jatuh cinta.
Beberapa waktu yang lalu dia pernah berpacaran, tapi hubungan mereka tidak pernah lebih dari satu bulan. Randy juga tidak pernah merasakan kenyamanan seperti yang dia rasakan bersama Ditya. Bersama Ditya dia bisa jadi dirinya sendiri. Tapi di depan wanita lain, dia harus menjadi orang lain karena pacarnya selalu menuntut dia menjadi apa yang mereka mau. Mungkin karena Ditya sudah mengenal dia dari kecil, pikirnya, sehingga Ditya bisa menerima segala baik dan buruknya.
'Kenapa aku jadi mikirin Ditya ya?' batin Randy.
Randy mengambil telepon genggamnya dan mengirimkan pesan WhatsApp kepada Ditya.
'Dit, kamu udah mulai kelasnya?' Randy menekan tombol send.
Lima menit berlalu, Ditya masih belum membalas pesannya. "Dia pasti udah mulai kelasnya."
"Randy, kamu sudah pulang?" panggil Nenek Miarti.
"Sudah, Nek." jawabnya. Randy keluar dari kamarnya dan mencari neneknya. Ternyata neneknya sedang menonton televisi.
"Kamu sudah makan siang, Ran?"
"Sudah, tadi Randy makan siang bareng Ditya." jawab Randy sambil duduk disamping neneknya.
"Ditya bagaimana kabarnya? Kuliahnya lancar kan?" tanya Nenek Miarti.
"Baik, Nek. Nenek tenang aja. Ditya itu gadis yang pintar."
"Semenjak Ditya Ospek, dia belum pernah main kesini lagi. Mungkin dia lagi sibuk ya, Ran?"
"Nek, baru juga 2 Minggu Ditya nggak kesini. Tapi, nenek bicaranya seperti dia sudah berbulan-bulan lamanya nggak datang mengunjungi nenek."
"Sejujurnya nenek senang sekali waktu dengar Ditya mau kuliah disini. Nenek pikir dia akan tinggal disini bersama kita, dan akhirnya nenek nggak akan merasakan kesepian lagi. Walaupun nenek hanya bertemu dia beberapa kali setiap nenek mengunjungi rumah orangtua kamu, tapi nenek merasa nyaman dengan dia. Dan nenek yakin dia anak yang baik."
"Ditya pasti punya alasan sendiri, Nek. Biar Nenek nggak sedih lagi, nanti kalau Ditya nggak ada kelas, Randy ajak dia main kesini ya."
"Cucu nenek memang paling pengertian." Nenek Miarti tersenyum sambil menepuk punggung tangan Randy.
-- Di Universitas Perjuangan --
Jam menunjukkan pukul 5 sore ketika Ditya menyelesaikan mata kuliah terakhirnya. Dia memutuskan untuk langsung pulang ke kontrakannya karena merasakan lelah yang luar biasa. Kebetulan letak kontrakanya dekat dengan kampus mereka.
Sesampainya disana, dia mengambil telepon genggamnya dari dalam tas. Dia melihat ada pemberitahuan pesan masuk dari aplikasi WhatsApp-nya.
Pesan pertama dari Desta
✉️ Dit, tolong kasih tau anak-anak angkatan kamu ya, minimal yang sekelas. Hari Minggu kumpul di basecamp. Mau ada pembekalan buat acara Senin nanti.
📤 Ok
Pesan kedua dari Anisa
✉️ Dit, kamu dimana? Udah dikelas belum? Tolong bilangin ke dosennya ya, aku sama Rio sepertinya telat. Ban motornya bocor.
📤 Yah, aku lagi ada di kamar sekarang. Bagaimana dong, Nis? Apa aku harus kembali lagi ke kampus dan menyampaikan pesan ini?
✉️ Sial. Udah telat. Kebiasaan banget kalau di kelas nggak pernah cek HP 😤
📤 Maafkan daku ya, Beb. 😘😘😘
Pesan ketiga dari Randy
✉️ Dit, kamu udah mulai kelasnya?
📤 Maaf kak, tadi aku udah masuk kelas jadi nggak tau kalau kakak chat aku.
Hanya dalam hitungan detik, Randy mengirimkan balasan lagi untuk Ditya.
✉️ Iya, Dit. Nggak apa-apa kok. Oh ya, kamu ada waktu luang nggak minggu ini?
📤 Sepertinya nggak ada kak, soalnya ada banyak tugas kelompok. Terus Minggu nya juga kumpulan ekskul lagi. Memangnya kenapa?
✉️ Nenek tadi nanyain kamu. Kayaknya nenek kangen sama kamu, tuh. Dia nanya kenapa kamu belum main kesini lagi dan nyuruh aku ngajak kamu kesini kalau kamu ada waktu.
📤 Oh ya, maaf ya, kak. Aku juga bukannya nggak mau main, tapi kan kakak tau sendiri semester pertama itu semester yang paling bikin mahasiswa sibuk sama tugas-tugasnya.
✉️ Iya, kakak paham kok. Jadi, nggak bisa ya?
📤 Bagaimana kalau aku kesananya setelah kumpulan ekskul? Sekitar jam 11 siang.
✉️ Ok, aku jemput nanti kamu di kampus.
📤 Eh, nggak usah kak, biar aku kesana sendiri.
Ditya menunggu balasan dari Randy, namun sepertinya dia tidak ingin berargumen mengenai hal ini dengan Ditya.
Akhirnya Ditya meletakkan telepon genggamnya dan mendengus kesal "Orang ini selalu saja seperti ini. Apa seumur hidup dia akan menganggap aku seperti anak kecil yang harus selalu merepotkan dia??"