Autumn Day

Setelah beberpa bulan, pepohonan mulai berubah warna menjadi merah dan kuning seperti musim gugur. Dengan udara yang agak dingin bersama dedaunan yang berjatuhan.

  Sora dan Rain bermain dengan dedaunan yang berjatuhan. Aku selalu memotret mereka saat mereka bermain. Karena kupikir itu imut.

  Beberapa hari lagi aku akan pulang ke negara asalku lagi, aku masih teringat Yuki saat aku mau pergi, kami berjanji untuk betemu kembali saat aku pulang.

  Saat aku mengirim pesan di messengger Yuki tidak menjawabnya bahkan dia tidak melihatnya sama sekali chatku. Aku pikir dia tidak akan pernah lagi menjawab chatku lagi.

  Seketika Yuki menjawab pesanku.

"Maaf kalau kelamaan menjawabnya yah."

"Oh yah kapan kamu akan pulang?"

"Tidak lamah lagi kok."

  Aku menjawab pesannya dan Yuki sudah tidak menjawab pesanku lagi. Tetapi tidak apa-apa mungkin dia ada tugas lain. Tetapi kenapa perasaan ini bedah saat kami pertama bertemu?

  Beberapa hari berlalu dan sidah waktunya untuk pulang. Sora dan Rain sudah masuk ke dalam kandang mereka dan siap untuk pulang.

  Aku pergi ke bandara dengan menaiki taxi. Semenit kemudian aku suah sampai di badara. Aku mengambil tiket untuk pulang ke negara asalku.

  Setelah mengambil tiket pesawat, aku melihat jam terbang ke negara asalku sekitaran jam 11.00 aku menunggu hingga jam 11.00. Pesawat sudah tiba. Aku langsung naik ke pesawat dan duduk ke kursi VIP.

  Berjam-jam lamanya di pesawat, akhirnya aku sudah sampai ke negara asalku. Sesaat aku melihat sekeliling lalu mengambil barang-barangku. Sesudah mengambil barang-barangku

  Aku akan menuju ke rumah. Aku berjalan sampai di halte bus dan menunggu bus untuk datang. Busnya sudah tiba, aku langsung naik dan pergi menuju rumah.

  Sampai di jalan dimana rumahku berada. Aku jalan kaki sampai ke rumah. Setibah di rumah aku membuka pintu dan masuk.

  Saat masuk aku melihat sekilas dan ternyata sudah berdebuh sekali. Sebelum aku mengemas pakaian ke lemari aku mengambil sapu,kain pel dan alat-alat bersih lainnya dan memulai membersihkan rumah.

  Selesai membersihkan rumah, aku membereskan barang-barang dan pakaian ke lemari. Dan semua yang ku bawah, aku hampir lupa kalau Sora dan Rain masih di dalam . Aku mengeluarkan mereka, melihat keduanya yang berlarian kesana kemari hingga mengelilingi rumah.

  Aku ingin memotret mereka yang berlarian. Tetapi ada yang berbedah setelah aku melihat daun yang berguguran dari pohon, itu membuatku sedih entah kenapa.

  Dengan rasa sedih ini aku meninggalkan Sora dan Rain di rumah dan pergi jalan-jalan ke danau yang dekat. Aku tibah di danau dan pergi ke pinggiran danau itu. Aku melihat diriku yang tercermin di air beserta dedaunan yang berjatuhan.

  Aku tidak tahu apa yang kurasakan ini dengan perasaan yang sesak dan sedih dengan melihat dedaunan yang berguguran di sekeliling jalan.

  Dengan perasaan ini aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke taman bermain, di sana terdapat sebuah karnival yang megah beserta para sirkus yang datang.

  Mereka memberikan sebuah balon yang berwarna kuning, mereka juga mempromosikan sirkus mereka. Aku sekilas melihatnya saja dan tak sengaja aku melihat Yuki yang berada di depan sebuah roal coaster.

  Aku langsung pergi ke roal coaster dan mencari Yuki, saat aku tiba di depan roal coaster Yuki sudah pergi. Aku pikir itu Yuki atau mungkin hanya halusinasi saja.

  Seketika balon yang ku pegang terlepas dari tanganku, aku mengejar balon itu sampai-sampai sudah di dermaga. Aku sudah tak bisah meraih balon itu lagi, tidak lama aku berdiri di dermaga ada seseorang yang berada di belakangku dengan memelukku tiba-tiba.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu akan pulang hari ini".

  Aku dengan jelas mengenal suara itu dan aku berbalik untuk melihat siapa itu. Dengan terkejutnya, aku melihat Yuki dengan ekspresi yang tidak biasanya. Kelihatannya dia ingin menangis.

Dengan sekilas aku hanya menjawab:

"Apa sudah terlalu lamah yah. Maaf yah Yuki kalau terlalu lama."

  Aku mengatakannya dengan senyuman yang bahagia. Bahkan dengan bahagia ini mulutku langsung berkata.

Aku akan bahagia kalau melihatmu bahagia, Yuki.

  Saat aku sadar kenapa aku berkata seperti itu aku merasa malu dan wajahku mulai memerah. Yuki hanya tersenyum dan tertawa saat dia melihatku seperti ini.

  Sebagaimanapun aku akan bahagia kalau bersama Yuki entah kenapa aku merasa seperti itu kalau di dekat Yuki.

  Dengan kata lain Yuki mengajakku pergi berkeliling ke semua tempat yang ada. Tak lama kemudian Yuki memanggilku untuk melihat pertunjukan sirkus. Saking bahagianya aku menerimahnya.

  Selesai pertunjukan kami akan berjalan-jalan di suatu tempat tetapi sebelum itu dia menyuruhku untuk pergi ke depan Marry Go Around. Karena dia ingin ke toilet dulu.

  Setelah Yuki pergi ke toilet, aku mulai berjalan-jalan dan melihat-lihat. Beberapa saat aku terhenti dan aku melihat sebuah kalung, buah kalung itu berbentuk kucing dan ada seekor burung yang hinggap di punak kucing itu kelihatannya sepasang karena saling berhadapan. Kalau di hadapkan akan berbentuk sebuah hati (L♡ve).

  Aku membeli sepasang kalung itu karena kau pikir akan cocok untuk Yuki. Setibah di depan Marry Go Around, aku melihat Yuki sudah menunggu lebih dulu.

  Aku bertanya apa yang akan kita lakukan di sini? Dengan kata lain Yuki hanya bilang kalau kita harus mengenang momen ini.

  Lalu Yuki mengambil handphonenya dan memelukku lalu memotret kita berdua. Yuki tampak senang dan terlihat lebih ceria dari biasanya.

  Aku hanya melihatnya saja sudah membuatku lebih senang dari biasa. Setelah itu Yuki mengajakku pergi ke suatu tempat. Setiba di tempat itu ternyata dia hanya membawahku ke danau yang aku hampiri tadi.

  Tetapi ini berbeda karena seiring sudah mau malam semua lampu yang ada di pinggir danau semuanya menyala.

"Apa kamu suka, Kikuno?"

"Tentu saja. Ini begitu indah saat malam hari."

"Haha... tentu begitu."

"Oh yah apa yang akan kamu bicarakan denganku disini."

"Dari mana kamu tahu?"

"Tertulis di wajahmu. Aku bisa membacanya tahu."

"Ok ok kau mendapatkanku. Yang ingin ku bicarakan."

  Seketika wajah Yuki mulai memerah dan merasa malu. Aku heran apa yang akan dikatakannya hingga wajahnya memerah seperti ini.

"Yuki kenapa wajahmu memerah?"

"Oh hmm... i-itu...."

"Hufft.... yang ingin ku katakan adalah... hmm... bisakah kita... kita.... ma-maaf kupikir ini bukan saatnya."

"Saatnya untuk apa?"

"Sudah lah jangan dipikirkan haha..."

"Hmm...."

"Oh yah seminggu lagi kan Halloween. Apa kamu tidak sibuk?"

"Hmmm.... aku sudah tidak ada jadwal untuk berangkat hanya memotret saja."

"Kalau begitu apakah kamu bisa pergi bersama-sama denganku saat hari Halloween?"

"Baiklah."

"Oh yah pakai kostum yang imut yah aku punya banyak permen loh hehehe...."

"Apa sih"

"Ok baiklah. Kalau kamu memakai sesuatu pasti akan cocok. Ah aku harus pulang sudah larut nih. Sampai jumpa, kikuno."

  Yuki pergi dengan pamitannya tetapi aku melupakan sesuatu dan itu kalung itu. Aku berlari mengejarnya tetapi aku sudah kehilangannya.

  Aku mencari-cari kemana-mana dan akhirnya ketemu juga.

"Yuki, kamu lupa sesuatu."

"Kikuno, apa yang kulupakan?"

"Ini buatmu."

"Apa ini?"

"Kamu akan tahu kalau sudah berada di rumah. Sampai jumpa"

  Aku pergi dan langsung pulang kerumah tetapi saat aku melihat ke belakang sebelum aku pulang, aku melihat Yuki tersenyum. Aku pun merasa begitu saat melihatnya.

  Setibah di rumah aku langsung ke tempat tidurku, sesaat ada sebuah pesan di handphoneku. Ternyata ada sebuah pesan dari Yuki.

Apa kamu sudah tidur? Kalau kamu sudah tidur, mimpi indah yah.

Aku menjwabnya.

Belum. Kalau kamu, kenapa belum tidur?

Haha... aku hanya tak bisa tidur.

Memangnya kenapa?

Kamu ingin tahu, Kikuno

Beri tahu aku dong

Yakin....

Benar, ayolah Yuki

Baiklah, alasan aku tidak bisa tidur itu karena aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Aku sudah terlalu banyak memberitahumu, selamat malam. Mimpi indah yah.

  Sesaat aku aku merasa bahagia ataupun perasaan lain selain membaca pesan Yuki, dan dia langsung off begitu saja.

  Bahkan setelah aku chat dengan Yuki aku sudah tertidur dengan ponselku di tanganku hingga pagi.

  Setelah hari itu dan hari-hari yang di lewatkan dan pada akhirnya hari itu tiba, hari Halloween. Di mana semua orang memakai kostum mengerikan maupun imut dan lucu.

   Beberapa anak-anak datang ke rumah-rumah untuk mendapatkan permen dengan mengatakan trick or treat, dengan begitu akan mendapatkan berbagai macam permen.

  Selagi aku berkeliling dan melihat anak-anak pergi ke rumah-rumah, aku tak pernah lupa untuk mengambil beberapa foto di saat Halloween. Bersama kucing-kucingku, Sora dan Rain.

  Sekilas mengambil foto-foto aku juga mengambil foto tentang Sora dan Rain yang aku pakaikan kostum penyihir. Mereka berdua kelihatan imut saat memakai kostum penyihir dan saat mereka masuk ke dalam sebuah labu.

  Selesai mengambil foto, aku tak akan lupa dengan janji yang aku dan Yuki buat. Aku langsung pergi ke tempat yang dia berikan.

  Sesampai di tempat tujuan, aku tak melihat Yuki di mana-mana. Mungkin aku terlalu cepat datang. Lalu aku menunggu beberapa jam di atas bukit dengan melihat kota di tempat tinggalku dengan berbagai lampu yang menyalah dan hiasan-hiasan di sekitar.

  Berjam-jam lamahnya, akhirnya Yuki datang. Dengan pakaiannya yang formal beserta jam dan kalung yang aku berikan saat ulang tahunnya.

"Maaf, kalau kelamaan. Aku ada urusan tadi."

"Nggak apa-apa kok. Lagian ini belum cukup lamah kalau melihat pemandangan kota di saat malam. Lagipula apa yang kamu lakukan sebenarnya sampai-sampai memberitahuku ke tempat ini?"

"Itu, ada deh."

"Hmm... terserah deh."

  Beberapa jam kami bercakap-cakap hingga sampai jam 24.00 pas tengah malam. Karena sudah larut aku pamit dengan Yuki, namun seketika Yuki memegang tanganku.

"Ada apa Yuki?"

"Aku punya sesuatu buatmu sebelum kamu pulang."

"Apa itu?"

  Yuki mengeluarkan sebuah bunga mawar dengan beberapa permen, lalu memberikannya padaku.

"Ini buatmu, aku harap kamu suka, Kikuno."(tersenyum)

  Dengan melihat Yuki begini aku merasa bahagia maupun ada rasa malu sedikit. Setelah Yuki memberikan sebuah bunga mawar beserta permen. Yuki langsung pergi sambil tersenyum.

  Aku pun langsung balik ke rumah, tiba di depan rumah aku melihat Yuki berdiri didepan pintu.

"Apa yang kamu lakukan di depan pintu rumahku Yuki?"

"Hmm... sebenarnya aku mau menunjukkan sesuatu di danau."

"Tunggu apa?"

"Cepatlah tarulah bunga mawar dan lermen itu kedalam dan pergila bersamaku haha..."

"Haaa..... baiklah, tunggu sebentar."

(Berada di dalam rumah untuk menaruh bunga mawar dan permendi atas meja)

"Sudah selesai."

"Sudah-sudah, sekarang apa?"

"Hmm... mari kita pergi ke danau untuk beberapa jam."

"Hmm... yah sudah tapi jangan lamah-lamah yah aku harus tidur juga tahu."

"Baiklah, kalau begitu."

  Setiba di danau, aku tidak melihat ada yang menarik hanya melihat sebuah lampu taman saja.

"Untuk apa aku datang kesini? Yang aku lihat hanya lampu taman saja."

"Tunggulah beberapa saat lagi."

  Sesaat ada kembang api dengan berbagai warna dan bentuk. Ternyata ini yang akan Yuki tunjukkan aku kira hanya melihat lampu taman saja di pinggir danau.

"Sangat indah."

"Apa yang aku bilang kan."

"Hmm.... Yuki, terima kasih untuk semua ini. Aku merasa bahagia."

"Haha... tentu saja, oh yah ini buatmu."

"Tunggu apa ini?"

"Sebuah surat"

"Untuk apa, Yuki?"

"Hmm... nanti kamu akan tahu. Ini sudah larut, mari akan ku antar kamu sampai ke rumah."

"Terima kasih Yuki"

  Yuki mengantarku pulang, tiba di rumah Yuki pamit kepadaku. Setelah itu aku masuk ke rumah dan melihat surat yang Yuki berikan tadi.