Bab 2

"Yuki, kamu ngga akan tinggalin aku kan?" Andre memegang pundak Yuki erat.

"Kalau aku sih iya, entah kamu. Mungkin bakalan tinggalin aku."  Yuki tersenyum, dia melepaskan tangan Andre dari pundaknya.

Mimpinya berganti -

"Kita putus! Gue ngga mau hubungan kita lanjut lagi, gue udah bosen sama Lo." Andre menghempaskan tangannya kasar.

"Jangan, aku bakalan jadi apapun yang kamu mau, asalkan kamu ngga putusin aku," Yuki menangis sangat kencang. "Aku...aku, janji bakal nurutin apa mau kamu."

"Yakin nih? Tapi gue maunya putus." Andre meninggalkan Yuki sendirian.

Yuki terbangun, mimpinya itu menyakitkan, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia melihat jam yang ada di HP-nya, jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi Yuki bersiap-siap berangkat sekolah.

******

"Anak Papah berangkat sekolah nih." Papahnya menjahili Yuki.

"Iya lah, kalo aku ngga sekolah, nanti siapa yang bakal jadi penerus papah." Yuki duduk dimeja makan, sebenarnya dia masih sangat malas untuk berangkat sekolah, tapi mau bagaimana lagi, dia seorang pelajar, jadi tugasnya untuk belajar.

"Mau Papah antar atau kamu naik mobil sendiri?" Bara selalu memanjakan Yuki, karena Yuki anak semata wayangnya.

"Hari ini Papah yang antar, aku lagi capek naik mobil sendiri." Yuki menyudahi pembicaraan, dia bergegas menuju mobil.

***

Kelasnya masih sangat sepi, Yuki memang berangkat lebih awal dari biasanya, mungkin karena Yuki tidak ingin bertemu dengan lelaki yang baru mencampakkan dirinya.

Yuki duduk di mejanya, barisan ketiga dekat dengan meja guru. Sebelum menaruh tas, Yuki selalu memeriksa laci, apakah ada sampah yang berserakan di sana. Sampah-sampah itu bisa menjadi sarang nyamuk bahkan juga binatang-binatang kecil yang menjijikkan.

Yuki menemukan secarik kertas ditempat laci milik Dara.

Kertas itu berisi;

"Dara, kamu itu bagaikan udara yang tak nampak. Kenapa? Karena kamu tidak bisa terlihat oleh lelaki lain selain aku. Kamu itu wanita cantik yang mampu membuat aku merasakan jatuh cinta, lagi."

-Andre-

Yuki tidak salah baca kan? Ini tulisan tangan milik Andre, kenapa bisa ada nama Dara didalamnya? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Masih banyak pikiran Yuki yang ingin dia utarakan.

"Yuki, akhirnya Lo berangkat." Suara cempreng milik Dara terdengar oleh telinga Yuki, yang membuat dia menoleh ke arah Dara.

"Iya, aku udah sembuh, oh iya ngomong-ngomong ini surat apa?" Tidak panjang lebar, Yuki langsung menanyakan perihal surat yang dia baca.

"Nah itu dia yang mau gue omongin ke Lo, jadi sebenarnya ada kakak kelas kemaren..." Suara Dara terhenti, ada satu siswa yang mendatangi Dara, dia membisikkan sesuatu yang hanya diketahui oleh Dara.

"Lo ikut gue sekarang." Dara menarik tangan Yuki. Yuki dibuat bingung oleh Dara, apa yang sudah terjadi?

Depan kelas 12 musik 1 mereka berhenti, Yuki melepaskan tangannya dari genggaman Dara, "Ini itu sebenarnya gimana sih?" Yuki benar-benar bingung.

"Tunggu deh bentar lagi, Lo bakalan gue kenalin sama seseorang."

"Hai." Yuki dan Dara, keduanya menoleh, Yuki kaget, kenapa bisa lelaki ini yang muncul dihadapannya.

"Yuki kenalin, dia pacar gue, namanya Andre Satriatama." Yuki kaget, kenapa bisa Dara berpacaran dengan Andre.

"Andre, salam kenal." Andre tersenyum miring, dia menjulurkan tangannya kearah Yuki.

Yuki hanya diam, dia bingung, apa yang harus dia lakukan, Yuki tidak membalas uluran tangan Andre, melainkan dia mengambil HP-nya, dan berpura-pura menerima telepon. Yuki pergi meninggalkan Dara dan Andre berdua.

"Yuki kenapa? Kok dia pergi gitu aja? Padahal kan aku mau kenalin kamu sama Yuki." Dara bertanya pada Andre dengan wajah murung.

"Udah Ra, kamu ngga usah pikirin temen kamu itu, mending kita ke kantin sarapan." Andre menarik Dara dan berjalan berdua menuju kantin.

Sementara itu, Yuki turun dari tangga menuju taman belakang sekolah, kelas 12 musik 1 itu berada di atas. Dengan susah payah Yuki menuruni tangga dengan air mata yang terus mengalir. Entahlah untuk kesekian kalinya Yuki menangis, lagi.

Yuki duduk dibawah pohon yang rindang, hatinya masih berkecamuk dengan pernyataan yang diberikan Dara tadi, "sebenernya aku salah apa sih? Kenapa bisa gini, selama ini bahkan aku selalu berlaku baik padanya."

"Mungkin ada kesalahan yang ngga kamu ketahui." Seseorang menyauti perkataan Yuki.

Yuki mencari sumber suara yang bahkan dirinya saja tidak melihat siapa orang yang berbicara.

"Kamu nyari aku? Aku diatas pohon ini." Tanpa disadari Yuki akhirnya mengetahui siapa orang yang mengajaknya bicara.

"Kak Leo? Kok bisa ada disitu?" Yuki mengusap air yang ada di pipinya, dia tidak mau jika saja Leo melihat dirinya menangis.

"Ngga perlu kamu tangisin dia Ki, masih banyak lelaki yang lain. Aku ngga mau cuma karena seorang lelaki yang ngga lebih dari sampah, buat adik aku itu nangis." Leonardo, dia adalah anak almarhum Pamannya yang diadopsi oleh Papahnya Yuki.

"Tapi aku cinta sama Andre."

"Kalau kamu cinta, kamu bisa mengikhlaskan dia,"

Kata dari Leonardo itu mampu membuat Yuki tertegun.

"Hari ini, izin ke papah, aku mau ngajak kamu jalan biar kamu bisa lupain masalah ini."

"Tapi hari ini aku ada ulangan nyanyi kak, kalo sampai ngga ikut, bisa-bisa aku harus nyanyi didepan semua murid kelas lain." Yuki bingung, antara dia harus memilih ikut dengan kakaknya atau ikut tes menyanyi.

"Urusan nyanyi gampang, suaramu bagus, kalau misal harus nyanyi didepan yang lain ngga usah malu, kamu harus bisa tunjukin bakat kamu."

Tanpa disadari, dibalik jendela kelas atas ada orang yang melihat mereka dengan rasa marah.

*****

"Sebenernya Kak Leo mau ajak aku kemana?"

"Bentar lagi sampai sayang," Kata sayang memang sudah dari dulu Leo ucapkan pada Yuki.

Yuki memejamkan mata, banyak hal indah yang dulu Yuki lakukan dengan Andre, tapi sekarang semua itu hanyalah kenangan. Mungkin sekarang Yuki harus belajar untuk melupakannya.

Ada SMS masuk ke telepon Leo,

"Yuki bisa kamu tolong bacain chat yang masuk ke Hp kakak?" Leo sedang menyetir mobil, jadi mau tidak mau, Yuki yang harus membaca pesan.

Yuki membaca pesan tersebut, tapi dia hanya diam.

"Siapa ki?" Leo akhirnya menyelesaikan tugas menyetirnya, mereka berdua sudah sampai ditempat yang dituju.

"Kakak mending baca sendiri, aku ngga bisa ngomong sesuatu sekasar itu." Yuki memberikan hp kepada sang pemilik.

From : B****s*k

Eh b**g**t, jangan mikir gue ngga tau kalo Lo bawa dia pergi! Kalian berdua itu ngga lebih dari sampah.

"Ada orang salah paham lagi nih, biarin ajalah. Yuk kita keluar, kita liat dunia baru dan jangan sampai nengok ke belakang."

"Emang kenapa sih kak? Salah paham apa? Kenapa sampai bilang kata sekasar itu. Emang mulutnya ngga pernah disekolahin." Yuki turun dari mobil, jalan menuju tempat yang isinya hanya pasir putih dan pantai.

Mereka berdua berjalan menuju sisi pantai, tapi terhenti.

"Hai kalian berdua? Asik banget ya pacaran?" Seringai muncul dari wajah orang tersebut, Yuki membeku, dia berkeringat dingin,

"Kenapa aku harus ketemu kalian disini."