rangga dari dahulu selalu membenci hakqi, ya kakaknya terlalu sempurna menurutnya, apapun bisa hakqi lakukan sedangkan dia hanya dibanding bandingkan dengan kakaknya, iya selalu tertekan namun hakqi selalu baik padanya.
....
rangga yang kesal saat itu pergi dengan mobilnya, setelah beberapa hari berlalu, rangga datang menjenguk hakqi yang sedang koma, rangga kemudian melihat kanan dan kiri seolah - olah ingin memastikan bahwa tidak ada orang disekitarnya, lalu rangga melepaskan alat bantu pernapasan hakqi, kemudian hakqi menjadi kejang akibat kekurangan oksigen namun hal itu diketahui oleh desy dan asisten hakqi yang membesuk.
rangga pun lari ketakutan dan dikejar oleh sang asisten, sedangkan desy memakaikan alat bantu pernapasan hakqi dan memanggil dokter, rangga terus berlari hingga akhirnya ditembak jatuh oleh sang asisten.
itu peluru asli, peluru itu menghujam ke kaki rangga dan sontak para perawat menelpon polisi dan menangkap keduanya, diperjalanan ke kantor polisi rangga dibebaskan tanpa syarat karna ia memiliki orang - orang atas yang melindunginya baik hakim, politisi, dan kapoldanya, sedangkan sang asisten di tahan dan dilakukan pemeriksaan.
Rangga yang tertawa lalu berkata,
"pukuli dia hingga iya berharap tak pernah ingin dilahirkan",
BUKK, PLAAAKK, DGUUUKK,
sang asisten yang berlumuran darah berkata,
"hidup tuan andry",
dengan gigihnya ia terus melindungi hakqi dan tidak mau menuruti perintah rangga, kemudian rangga yang semakin kesal pun berucap,
"ayo mengakulah sebagai pelaku percobaan pembunuhan terhadap kakak ku, dengan begitu keluargamu akan selamat, atau kamu mau adikmu dilecehkan",
sang asisten itupun berkata,
"kamu tau mengapa aku setia pada tuanku ?, karna ia selalu melindungiku, keluargaku dibawah perlindungan ayah anda sekarang, walau aku mati setidaknya sekarang tuan andry telah bangun dari komanya",
rangga yang terkejut mendengar ucapan sang asisten pun langsung menelpon rumah sakit dan benar bahwa kakaknya telah bangun dari komanya,
( sang asisten mengetahuinya dari pesan singkat yang dikirim oleh desy sebelum iya diinterogasi )
amarah rangga semakin dipuncak, ia mengambil pistol dan mengarahkannya kepada sang asisten kemudian dihentikan oleh perwira polisi, sang perwira berkata,
"kalau kamu membunuhnya itu berarti dia yang menang",
lalu rangga pun pergi dengan perintah terus memukuli sang asisten hingga mau menjadi kambing hitam....