Melibatkanmu dalam keputusan

setelah selesai makan malam pun mereka semua masih di kamar rain dan Findra. mereka bercerita begitu banyak hal tanpa memperhatikan waktu. sejam sudah berlalu, tapi mereka belum juga selesai dengan apa yang mereka ceritakan. Findra bosan dengan keadaan itu, meski selama ini Findra adalah seorang pendengar yang cukup baik, tapi ada kalanya dia juga bosan.

hari semakin larut saat semua mahasiswa satu angkatan jurusan sastra idola kembali ke kamar masing-masing, hanya menyisakan Ranita. Ranita tahu ada sesuatu yang belum tersampaikan oleh Findra kepada mereka semua, atau mungkin pada dirinya. jadi, dengan alasan ini dia tetap tinggal dan menunggu Findra menjelaskannya.

benar saja, saat sudah tidak ada mahasiswa lain Findra mengajak Ranita pergi keluar. tepatnya pergi ke atap. Rain? dia tidak mau ikut campur urusan sepasang kekasih, setidaknya begitu Di mata Rain.

di atap,

"apa ini karena ada sesuatu yang ingin kamu jelaskan hanya untuk di dengar ku?" tanya Ranita setelah menutup pintu menuju atap. Findra mengangguk sebagai konfirmasi. keduanya terus berjalan menuju ke pinggir atap dan duduk di sana. sejenak Findra menatap jutaan berlian yang menghiasi langit malam, sebelum akhirnya membuka suaranya.

"aku punya kandidat lain untuk menjadi manager." kata Findra. Ranita masih diam, menanti kalimat selanjutnya. "dia kakak kelas kita, namanya Zi Yi. dua yang membuat aku seperti ini, aku percaya kepadanya." lanjut Findra yang belum mendapat respon dari Ranita. Ranita diam, hatinya bergemuruh sebelum mengatakan,

"apa kamu bermaksud bekerja sama dengan orang yang telah melukai kamu? itu sesuatu yang tidak masuk akal bagiku. bisa kamu jelaskan alasan di baliknya."

Findra mengangguk dan mulai bercerita tentang alasannya. dia jelaskan bahwa benar Zi Yi ingin menyerangnya, tapi dalam pertarungan itu mereka bisa merasakan perbedaan antara lawan yang ingin membunuh dan lawan yang penasaran. bagi Findra pertarungan itu adalah jenis yang kedua. kemudian Findra menjelaskan bahwa akan menguntungkan bila memiliki sekutu yang kuat.

"lalu bagaimana dengan Chika?" tanya Ranita. Ranita tahu Findra memiliki pertimbangannya sendiri. Ranita juga percaya pada pertimbangan Findra. jadi, Ranita tidak mempertanyakan lebih jauh tentang masalah yang terjadi di kantin.

"masalah Chika kita tetap akan menemuinya. pun belum tentu juga Zi Yi akan menerima tawaran itu. jika Zi Yi menerimanya kita akan pikirkan lagi siapa yang akan menjadi manager kita. kita juga tidak bisakah membiarkan yang lain tanpa penjagaan."

"jadi maksudmu menyiapkan lebih dari satu manager untuk membantu yang lain juga?"

" kurang lebih begitu, jika keduanya menerima tawaran kita, mana dari keduanya yang kamu inginkan?" tanya Findra yang kembali menatap bintang.

" aku percaya padamu, manapun yang menurutmu baik aku akan ikuti." jawab Ranita mantap. Findra tersenyum mendengar jawaban Ranita. merasa senang karena di percaya. di sisi lain Findra tidak bisa berbuat seperti itu, jadi,

"jangan kamu menjawab seperti itu. aku butuh bantuan mu untuk mengawasi manager, jika keduanya menerima tawaran. bagaimanapun keduanya orang luar, aku masih ragu."

"kalau begitu, mana menurutmu yang paling membuatmu ragu?" tanya Ranita.

"Chika." Findra hanya menjawab dengan satu kata itu.

" kalau begitu, biar Chika yang menjadi manager kita. itu akan menghemat tenaga, jika dia terus berada disekitar kita. lagi pula aku tidak bisa membiarkan yang lain menanggung resiko yang lebih besar dari ku. dan satu lagi, akan menjadi manager siapa sisanya?"

belum sempat Findra memberi jawaban Ranita sudah lebih dulu mengeluarkan pendapatnya, "kalau menurutku, baiknya kita serahkan pada boy bandnya saja. laki-laki akan lebih membutuhkan manager untuk mengurusnya, di sana juga ada Angga. juga apabila kakak Zi Yi itu memiliki niat buruk setidaknya tiga lawan satu mereka bisa menang." setelah mengatakan itu Ranita memalingkan wajahnya menatap sisi samping wajah Findra. Findra hanya mengangguk sebagai respon tanda setuju.

malam masih begitu dingin di atap kampus. sebenarnya terasa nyaman bagi lebam yang ada di tubuh Findra. tapi tidak untuk kondisi sekarang ini. Findra hanya mengenakan celana pendek yang di gunakan ya tidur dan sweater tipis. kakinya mulai beku oleh dingin. Findra memeluk diri sendiri untuk menahan dingin, sesekali dia bergidik karantina dingin. itu sesuatu yang tidak di perhatikan oleh Ranita saat percakapan tadi.

"ayo kembali, besok kita harus menemui Chika bukan? istirahatlah yang baik untuk menghadapi hari esok." kata Findra. dengan itu Findra bangkit dari duduknya, berjalan menuju tangga darurat kembali ke asramanya. Ranita mengekor di belakang.

Findra mengantar Ranita menuju kamar asramanya. setelah Ranita menutup pintu barulah Findra menuju asramanya. untuk Ranita, Findra sangatlah bertanggung jawab. bahkan dalam keadaan seperti itu Findra masih mengantarnya dari pada memilih untuk segera kembali dan beristirahat. di kamarnya Ranita tidak bisa tidur karena perlakuan kecil Findra terus berputar di otaknya. membuatnya senyum-senyum sendiri seperti orang gila. ah... cinta memang membuat orang menjadi gila karena mabuk kepayang.

sedang untuk Findra, dia mengantar Ranita dahulu karena dia seorang wanita tidak lebih tidak kurang. meski Findra memiliki rasa untuk Ranita, mengantar wanita pulang lebih dulu merupakan sesuatu yang akan semua orang lakukan. tidak peduli itu kekasih ataupun sekedar teman biasa.

esoknya,

Findra belum bisa mengikuti kelas dengan keadaan seperti itu. Miss Ninda memberinya izin untuk tetap tinggal di asrama. kelas hari ini adalah kelas campuran, idola di pagi hari kemudian sastra di sore harinya. Findra terbaring di ranjang menatap langit-langit kamarnya. kepalanya sedikit miring karena sedang memikirkan sesuatu. bagaimana keadaan rumahnya menjadi yang paling banyak dipikirkannya.

kedatangan utusan itu membuatnya selalu was-was dan menghitung hari. setiap waktu Findra hitung dengan cermat. harus secepatnya misi ini selesai. itu juga akan mengapa dia meminta Ranita membantunya mengawasi manager, dengan pikiran yang terbagi seperti ini akan sangat membahayakan jika manager mereka memiliki rencana buruk tanpa terdeteksi. ya, meskipun akan sangat sulit mendeteksinya dengan kemampuan dan kecerdasan yang hour sama ini tapi sikap waspada akan melindungi mereka dari keadaan terburuk.

matahari sudah meninggi, sekarang sudah jam sembilan, artinya kelas sudah di mulai. Findra yang izin sakit duduk di meja belajarnya sambil mencoret-coret buku agendanya. ditulisnya bebagai macam masalah yang dihadapinya. tentang langkah selanjutnya untuk memenuhi kontrak dan misinya. untuk keadaan militer dan rumahnya, sampai cara belajar yang efektif untuknya. merasa bosan dan suntuk, terlebih lagi belum ada kabar lebih lanjut tentang militer membuatnya pusing semakin berat di kepala. Findra menyerah dan kembali berbaring di ranjangnya.

sementara itu, Ranita yang semalam kurang tidur berefek pada pelajarannya. saat kelas idola daya tahannya menurun. selalu menguap saat pelajaran sastra. bahkan Ranita sampai lupa untuk menemui Chika.

keadaannya uang seperti itu membuat Angga khawatir. saat ditanya hanya senyum, itu bahkan lebih membuat Angga khawatir. alasannya kenapa senyum, ya, mengingat bagaimana perlakuan Findra terhadapnya semalam.