PDKT 2

" Yaudah yang tadi dilupakan dan sekarang kita harus bergegas pergi membeli bahan - bahan yang akan kita gunakan untuk mengerjakan tugas kelompok kita", kata widya segera menengahi percakapan semuanya.

"karena kita 3 cowok dan 3 cewek, maka kalian yang cewek silakan menentukan siapa yang mau dibonceng sama gue, atau dibonceng sama wira atau sama ryan", kata andre mencari solusi terbaik supaya tidak ada lagi kesalahpahaman nantinya.

Nadya pun yang daritadi diam pun berkata, " boleh kalau saya dibonceng sama ryan?", sambil memandang kepada ryan dengan malu-malu. Mendengar hal itu sontak membuat widya dan lia tersenyum karena mereka dari dulu tahu salah satu sahabatnya ini memang menyukai ryan.

Ryan mendengar hal itu sontak kaget dan bahagia ternyata masih ada wanita yang mau duluan mendekati dirinya, tapi dirinya mencoba bersikap tenang dan cool.

Andre pun bertanya kepada ryan, "bagaimana ryan apa kau mau bonceng nadya gak?". " yaudah boleh kok", kata ryan dengan dingin karena dirinya tidak mau semua orang mengejeknya karena dirinya tadi yang mati-matian mau sama widya tiba-tiba sekarang begitu senang sama nadya, makanya dirinya bersikap tenang dan dingin agar tidak ada yang curiga.

Tetap apa yang dipikirannya bisa ditebak oleh andre dan wira yang kemudian tersenyum menggoda kepada dirinya. " apaan sich kalian tersenyum gitu, kan nadya yang minta loh bukan gue!", tegas ryan. "iya.... Iya", kata wira sambil tersenyum menggoda ryan.

" oh iya lia sama gue aja yang bonceng yach? ", kata wira sambil mengedipkan matanya ke lia. Lia yang mengetahui apa maksud wira pun mengiyakan ajakan wira.

" tunggu.... Tunggu.... Jadi gue sama siapa donks? ", tanya widya dengan penuh keheranan dengan wajah polosnya.

"aduh widya, polos banget sich elo makanya jangan pelajaran aja terus di otak elo! Kalau gue sama wira dan nadya sama ryan, artinya elo sama andre lah!", kata lia mencubit lengan sahabat nya karena geram melihat sikap polos dari sahabatnya itu.

Widya pun kemudian menganggukkan kepala menyetujui pengaturan itu, tapi tidak lama kemudian widya seakan tersadar dengan kata-kata lia. " eh... Tunggu dulu.... Maksud elo gue harus bareng di...a?",tanya widya dengan terbata - bata karena gugup sambil menunjuk ke arah andre. Lia pun hanya tersenyum membalas jawaban widya. Melihat itu hati widya deg-deg an.

Dan tiba-tiba andre mendekat ke arahnya dan bertanya," memangnya kenapa kalau elo sama gue, elo gak mau? ", tanya andre sambil menatap gadis pujaan hatinya.

" gak kok cuma kaget aja", jawab widya pelan dan mencoba untuk mengalihkan pandangannya. "yaudah kalo gitu kalian tunggu apalagi ayo jalan", kata andre sambil memegang tangan widya dengan lembut.

Widya pun tanpa sadar menurut padanya. Melihat hal itu para sahabat dibelakang nya hanya tersenyum sambil menggoda mereka, " ciee.... Ada yang lagi kasmaran yach sampai kita semua dilupakan", kata wira menggoda mereka.

" aduh sampai itu tangan berdua gak bisa dilepas yach sama sekali", lia pun ikut menggoda mereka. Mendengar hal itu sontak membuat andre dan widya langsung melepaskan tangan mereka masing-masing. "sorry yach widya, gue gak sengaja tadi terlalu semangat sich mau cepat pergi", kata andre. "gpp kok, santai aja", balas widya.

Melihat hal itu semua sahabat mereka tersenyum gembira kecuali ryan. Ryan merasa kan cemburu melihat kedekatan widya dan andre tapi satu sisi dia juga senang sahabatnya ada sedikit kemajuan.

Mereka pun berjalan menuju parkiran motor. Karena senangnya dan jantungnya berdetak sangat kencang membuat widya tidak fokus pada jalanan ketika menuju parkiran motor, hal itu membuat widya kesandung batu dan membuatnya terjatuh.

Andre yang di depannya widya merasakan ada yang aneh kemudian dia pun berbalik menghadap widya.

Tetapi tidak lama kemudian "BRUKKK!!!!". widya jatuh menabrak andre dan mereka jatuh di tanah berpelukan dengan posisi widya berada di atas andre. Jantung keduanya berdetak sangat kencang dan wajah keduanya menjadi merah melihat satu sama lain.

" ya ampun widya makanya jangan suka melamun", kata lia segera mengangkat widya bangun dari badan andre. " sorry andre, gue gak sengaja", kata widya dengan pelan. " no problem, tapi kamu tidak apa-apa kan?", tanya andre penuh perhatian.

Widya membalas andre dengan menganggukkan kepalanya. Hatinya berbunga - bunga mendengar andre mengucapkan kata kamu ke dirinya bukan elo, tetapi segera dirinya bersikap biasa saja.

Mereka pun berjalan kembali dan sampai di tempat parkiran. Andre pun mengulurkan tangannya untuk membantu widya naik di atas motor nmax nya. Melihat perhatian andre terhadap widya, membuat semua sahabatnya tersenyum bahagia terutama lia sahabat terdekat widya yang tahu bagaimana besar perasaan widya terhadap andre.

Widya pun yang diperlakukan begitu besar perhatiannya andre membuat dirinya sangat terharu dan tersentuh.

Tidak pernah baginya berharap di kehidupannya yang sekarang dirinya akan merasakan perlakuan istimewa dari andre dambaan hatinya.

Setelah itu mereka pun berjalan menuju tempat tujuan mereka tetapi ditengah perjalanan widya tersentak mungkin karena andre mengendarai motornya dengan kencang. Andre pun menyadari hal itu, dia kemudian menurunkan kecepatan motornya. " jika kamu takut jatuh, kamu boleh kok memegang pundak atau jaket di pinggang ku", kata andre dengan penuh perhatian.

"iya, makasih perhatian mu", kata widya dengan lembut sambil memegang pundak andre dengan penuh keraguan. Andre melihat sikap polos widya dari kaca spion tersenyum diam-diam.

Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat tujuan dan mereka berbelanja sesuai keperluan tugas kelompok mereka. Dan mereka segera bergegas pulang. Tetapi langkah mereka terhenti dengan perkataan wira, " btw habis dari sini kita kemana? Kita mengerjakan tugas kelompok ini di rumahnya siapa?".

Perkataan wira membuat yang lain baru menyadari jika mereka belum menentukan tempat dimana mereka akan belajar kelompok." oh iya kita lupa membahas ini tadi yach", kata nadya sambil menepuk jidatnya.

" Di rumah widya aja guys soalnya dekat dari sini, semakin cepat kan semakin bagus, bagaimana widya", kata lia mengusulkan sambil mengedipkan mata ke arah widya. Seketika semua pandangan menoleh ke arah widya. " gue sich no problem tetapi rumah gue kecil, tidak apa-apa buat kalian?", tanya widya balik.

" kalau gue sama lia gak masalah karena kami sudah sering ke sana", kata nadya sambil memeluk kedua sahabatnya dan dibalas oleh anggukkan kepala lia membenarkan perkataan nadya. " gue juga no problem", kata andre. Justru andre senang karena ini kesempatan buat dirinya menyatakan perasaannya ke widya.

" kalau andre tidak masalah, gue sama ryan juga pasti gak masalah, iya kan ryan? ", kata wira memandang ryan. Ryan pun hanya mengangkat jempolnya menyetujui perkataan wira." ok kalau gitu tunggu apalagi ayo kita buruan ke rumahnya widya", lanjut wira.