Widya yang hancur langsung berlari pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, widya langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya sambil menangis. Melihat widya yang pulang lebih awal dari jam sekolah sambil menangis membuat sang mama khawatir dan segera menyusul widya masuk ke kamarnya widya.
"ada apa wid? Coba kau cerita sama supaya bebanmu berkurang dan kau merasa agak ringan sedikit", kata mamanya khawatir. " mama, widya pengen sendiri dulu ma", kata widya yang tidak pengen mamanya mengetahui apa pun tentang masalahnya. Mamanya pun mengerti dan memberikan ruang sendiri untuk widya menenangkan dirinya sendiri.
Karena memang widya dari dulu seorang anak yang tidak pernah cerita ke orang tuanya tentang masalah apapun yang dirinya hadapi. Dan dia selalu berusaha untuk menyelesaikan semuanya sendiri. Makanya widya tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa.
Walaupun mamanya khawatir tetapi dia yakin sang buah hati adalah orang yang kuat dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Mungkin saat ini widya hanya butuh waktu sendiri dulu.
Tidak lama kemudian terdengar suara bel pintu rumahnya widya, mamanya pun berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya. Setelah mamanya membuka pintu, yang datang rupanya lia, nadya, wira dan andre. Merekaa kelihatan sangat khawatir apalagi andre.
" pagi tante, apa widya ada? ", tanya lia dengan sopan." kok kalian semua di sini kenapa tidak sekolah yach? Dan widya tadi juga pulang ke rumah dengan menangis, sebenarnya ada apa ini semua? ", tanya mamanya khawatir.
" maafkan kami tante kalau kedatangan kami membuat tante jadi khawatir, kami akan menjelaskan semua di tante", kata wira mewakili yang lainnya. "yaudah kalian masuk dulu dan silakan duduk", kata mamanya widya dengan ramah.
Setelah mereka masuk ke dalam rumahnya widya, lia pun menjelaskan semuanya secara hati-hati dan detail kepada mamanya widya. Setelah mendengarkan semua kejadian itu, mamanya menghela nafas yang panjang.
Kemudian berkata, " tidak apa-apa,kalian jangan khawatir. Widya merasa sangat tidak percaya diri begitu karena dulu saat dirinya masih kecil, dirinya sering diejek oleh anak tetangga bahwa dirinya adalah wanita terjelek hal itu membuat widya sangat tidak percaya diri. Apalagi waktu perpisahan SD dulu ada seorang cowok ya lng mencoba dekati dirinya dan mengatakan menyukai dirinya apa adanya. Tetapi ketika temannya itu berkunjung ke rumah ini dan kebetulan ada adik sepupunya widya, sang pria itu terus menerus menatap ke arah adik sepupunya yang cantik. Maka bertambah lah rasa ketidakpercayaan diri pada dirinya widya.
Dan widya selalu menyimpan perasaannya jika menyukai seseorang pria. Itu semua aku sebagai mamanya tahu dari buku diary nya. Dia anak pendiam dan suka menyendiri dan tidak bercerita apapun kepada tante. Tante tahu kesehariannya pun hanya dari buku diary nya itu", ucap mama widya.
"tante tidak pernah melarang widya dekat atau pacaran sama siapa aja, asal tante tahu cowok tersebut. Dan tidak melebihi dari batas umur kalian dan ajaran agama yang kalian anut masing-masing, plus tidak menganggu sekolah kalian itu paling utama", lanjut mama widya dengan tegas.
Mendengar hal itu andre merasa sedikit lega karena sudah mendapat izin dari mamanya widya tetapi hatinya sangat khawatir dan cemas dengan keadaan widya, dan daritadi andre terus melirik ke arah kamar widya dengan harapan siapa tahu widya sudah mau keluar kamar.
Mamanya widya yang dari tadi juga memperhatikan tingkah laku andre yang penuh kegelisahan dan kekhawatiran terus menatap ke arah kamar widya. " tunggu yach tante coba panggil widya dulu", kata mamanya widya sambil melangkah pergi menuju ke kamar widya.
" wid, boleh mama masuk ke dalam kamarmu? ", tanya mamanya kepada widya." iya ma", kata widya sambil menangis. "sudah wid jangan menangis lagi", kata mamanya sambil memeluk widya. "mama sudah tahu semuanya, kau jangan terus menerus tidak percaya diri begitu. Semua orang tidak sama", ucap mamanya. "mama tahu darimana?", tanya widya dengan heran.
" ada teman-teman kau di luar, mereka sangat khawatir apalagi andre daritadi dia terus melihat ke arah kamar kau dengan penuh kekhawatiran", balas mamanya. "ma, widya pengen menyendiri dulu. Widya lagi tidak mau bertemu siapapun", kata widya memohon sama mamanya.
"yaudah nanti mama sampaikan ke teman-teman kau, sekarang kau istirahat dulu sana ", ucap mamanya. Widya pun menuruti perkataan mamanya dan segera berbaring di ranjangnya.
Mamanya pun keluar dan menghampiri andre dan yang lainnya." maafkan tante yach tapi saat ini widya pengen sendirian, mohon kalian sebagai teman dekatnya widya mengerti dan sabar yach menghadapi sifat widya", kata mamanya widya.
"yaudah tidak apa-apa tante kalau begitu kami pamit dulu tante ", kata nadya mewakili yang lainnya. Andre yang mendengar hal itu kecewa karena dirinya sangat khawatir sama widya, namun dirinya harus memahami kondisi widya saat ini.
Mereka keluar dari rumah widya. Melihat kesedihan di raut wajah andre membuat yang lainnya ikut merasakannya. "yang sabar andre, berikan widya sedikit waktu untuk menenangkan dirinya", hibur wira. Mereka pun berjalan meninggalkan rumah widya.
Widya melihat dan mendengarkan semua percakapan mereka dari balik jendela kamarnya merasa sangat terpukul dan larut dalam kesedihannya. " maafkan aku andre, aku hanya lah seorang wanita jelek yang sangat pengecut untuk dapat menerima hinaan dan caci maki orang ketika kelak aku menerimamu sebagai pasangan. Aku wanita yang tidak bisa mengalahkan rasa trauma yang selama ini menghantui diriku", kata widya dalam hatinya.
"mungkin di masa lalu aku tak sanggup menatapmu dan mengutarakan isi hatiku terhadapmu tetapi di saat yang sekarang aku sudah sangat bahagia dapat mengutarakan semua isi hatiku kepadamu secara tidak langsung walaupun aku masih tidak sanggup menghilangkan rasa traumaku dan menerima mu sebagai pasanganku. Berikan aku waktu saat ini untuk sendiri untuk dapat melawan dan melupakan semua kenangan masa laluku, "ucap widya dalam tangisnya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali andre sudah berangkat ke sekolah tetapi andre singgah dibrumah widya dulu untuk memastikan keadaan widya. Tetapi karena masih sangat pagi, sehingga mamanya widya mengatakan," pagi nak andre, tapi maaf mungkin widya belum bangun dan mungkin dia akan agak terlalu ke sekolah, jadi nak andre duluan aja berangkat ke sekolahnya".
Andre pun menganggukkan kepalanya menyetujui saran dari mamanya widya dan berpamitan kepada mamanya widya. Mama widya yang melihat ketulusan dan perhatian andre hanya dapat menghela nafas panjang karena kasihan terhadap andre yang harus bersabar menghadapi putri tercintanya yang sangat keras kepala dan tidak bisa melupakan masa lalunya. Padahal mamanya widya pun mengetahui bagaimana besar rasa sayang dan cinta widya kepada andre.