Sesampainya andre di sekolah, andre terus menunggu kedatangan widya di sekolah di depan pintu kelas. Dirinya sangat mengkhawatirkan dan merindukan sosok widya. Bukan hanya andre saja tetapi lia dan nadya pun sangat merindukan widya. Mereka dari kemarin berusaha untuk menghubungi widya tapi widya sama sekali tidak mau menerima panggilan telepon mereka.
Mereka berdua sangat merasa bersalah kenapa pada saat itu mereka sebagai sahabat harusnya mendampingi widya menemui ryan atau mencegah hal itu terjadi. Setidaknya dengan hal itu tidak terjadi widya tidak akan terpuruk dalam traumanya dan maka saat ini mereka masih bisa bersama widya.
Melihat kesedihan andre, lia dan nadya, wira pun berusaha menghibur mereka tetapi semua usahanya sia-sia.
Tidak lama kemudian ada suara langkah kaki yang menuju ke kelas mereka. Andre, lia, nadya dan wira pun menoleh ke arah langkah kaki itu berasal dengan harapan bahwa itu adalah langkah kaki widya. Namun ternyata itu suara langkah kaki ryan yang berjalan menu kelas. Seketika rasa kecewa menghampiri mereka.
Tetapi yang dirasakan nadya bukan hanya kecewa namun rasa benci terhadap ryan. Emosinya memuncak saat melihat ryan masih berani menampakkan diri setelah apa yang dia lakukan ke widya. Dia sangat mencintai ryan tapi dia tidak menyangka orang yang sangat dia cintai itu bisa begitu kasar terhadap widya sampai menambah rasa trauma biuat widya.
Nadya pun menghampiri ryan, " PLAKKK!!!!!", dan sebuah tamparan yang sangat keras langsjng mendarat di pipi ryan. Semua yang berada di sana seketika terkejut dengan sikap nadya. Ryan yang ditampar merasa emosinya memuncak dan hendak memaki nadya tapi sebelum dirinya berbicara, nadya sudah duluan memotongnya.
" masih berani elo datang ke sekolah menampakkan diri tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun terhadap widya!!! Apa elo tahu yang elo perbuat ke widya itu sangat keterlaluan!!! Elo sekarang masih bisa datang dengan muka tanpa bersalah, sementara eidya dari kemarin gak mau keluar kamar dan mengurung dirinya sendiri atas apa yang elo perbuat terhadap dia!!!! ", kata nadya memaki ryan.
" elo tahu kita di sini semua masih dengan perasaan harap cemas apakah widya bakal ke sekolah hari ini atau gak, tapi sikap cuek elo berjalan ke kelas seakan gak ada hal yang menjadi beban buat diri elo!!!! Menyesal gue suka sama elo cowok gak berperasaan dan gak tahu malu!!!! Masih berani elo nunjukkin muka elo di hadapan kita apalagi di hadapan andre sahabat yang sudah elo khianati!!!! ", lanjut nadya.
Lia pun segera berusaha menenangkan nadya dan menariknya menjauh dari ryan. Andre pun masih sangat marah terhadap ryan tapi saat ini dia gak mau melayani ryan karena fokusnya hanya pada widya.
Tidak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi menandakan kelas segera dimulai. Hal itu menambah kekecewaan dan kekhawatiran terhadap diri andre karena hingga sekarang widya pun tak kunjung datang ke sekolah.
Andre pun berinisiatif meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah widya untuk melihat kondisi widya yang sebenarnya. Ketika andre hendak masuk ke kelas mengambil tasnya untuk meninggalkan sekolah, langkahnya terhenti karena ditahan oleh ryan. Melihat hal itu menambah emosi jiwa nya andre yang ingin memukul ryan tetapi dia menahan hal itu ketika ryan mengatakan " maafkan gue, gue sungguh minta maaf", kata ryan dengan tulus dan tanpa sadar menitikkan air mata di pipinya.
Semua teman dalam kelas yang melihat hal itu terkejut dan terharu karena ryan mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf. " bukan gue yang harus elo minta maaf tapi widya yang jauh lebih terpukul", kata andre melepaskan tangan ryan dan bergegas pergi meninggalkan sekolah.
Melihat kepergian andre yang ditemani wira, membuat lia dan nadya juga segera menyusul andre dan wira meninggalkan sekolah. Karena mereka pun sangat mengkhawatirkan widya dan tidak bisa tenang jika belum melihat keadaan widya.
Setelah mendengar perkataan andre, ryan pun menyusul mereka. Andre, wira, nadya dan lia yang sudah hendak pergi, merasa sangat terkejut melihat ryan mengikuti mereka. " mau apalagi kau mengikuti kita, tolonglah ryan jangan buat masalah lagi. Apa elo gak tahu bagaimana sakitnya widya dan bagaima tersiksanya andre mengkhawatirkan keadaan widya sampai dirinya pun gak mau makan dan gak bisa tidur memikirkan widya", kata wira memohon kepada ryan.
Mendengar perkataan wira sontak membuat semua kaget terutama ryan yang tidak menyangka begitu besar cinta andre untuk widya. Dirinya berpikir dia memang mencintai widya tapi dirinya sendiri menyakiti widya dan tidak pernah khawatir sedikitpun terhadpa widya atas apa yang telah dia perbuat. Kali ini ryan merasa memang hanya andre pria terbaik buat widya. Kedua sahabatnya pun bangga dengan cinta andre kepada widya.
" maaf gue gak pengen cari masalah lagi, cuma gue pengen minta maaf langsung ke widya secara gue yang menyakitinya jadi gue harus langsung minta maaf ke dia. Agar andre pun bisa tenang, dan dapat maafin gue juga. Jadi gue mohon izinkan gue ikut kalian, agar gue dapat menebus kesalahan gue", kata ryan penuh penyesalan.
" yaudah elo ikut aja tapi gue bakal maafin elo kalau widya mau maafin elo", kata andre dengan tegas. Melihat hal itu semuanya menghela nafas setidaknya satu masalah sudah selesai.
Ketika nadya hendak naik di motornya andre, ryan pun menahannya dan memintanya naik ke motornya. "nadya maafin gue yach tapi maukah elo kalau gue yang bonceng elo? Kan motornya andre hanya khusus untuk membonceng widya?" kata ryan kepada nadya.
Nadya pun menganggukkan kepala dan naik di atas motor andre. Melihat hal itu mereka tersenyum tetapi andre berjalan duluan meninggalkan mereka dengan kecepatan tinggi karena dirinya sudah sangat mengkhawatirkan keadaan widya.
Semua sahabatnya pun segera menyusulnya, karena mereka pun sangat khawatir dengan keadaan andre saat ini. Tetapi untungnya andre tidak kenapa - kenapa dan mereka tiba di rumah widya dengan selamat.
Andre pun yang duluan tiba di rumahnya widya segera memencet bel rumahnya widya. Mamanya widya pun membukakan pintu dan terkejut melihat andre dan yang lainnya datang ke rumahnya. " ada apa nak kalian kemari bukannya ini jam sekolah yach?", kata mamanya widya terheran. "kami semua khawatir dengan keadaan widya karena widya gak masuk sekolah tante terutama andre", jelas lia.
"loh bukannya tante sudah kirim surat ke sekolah kalian kalau hari ini widya gak masuk sekolah karena tadi pagi setelah andre pergi dari sini, tante mau bangunin widya tapi ternyata demamnya widya tinggi sekali kata dokter sich mungkin karena beban pikiran dan gak makan apapun dari kemarin soalnya widya mengurung diri di kamar terus",kata mamanya widya.
Mendengar hal itu membuat andre semakin khawatir, " tante, boleh saya lihat widya?", kata andre meminta izin kepada mamanya widya. Mamanya widya pun mengizinkan andre melihat widya, karena mamanya tahu bagaimana khawatirnya andre dari kemarin. Ketika andre masuk ke kamarnya widya, mamanya pun menyuruh yang lainnya masuk ke dalam, " oh iya ini siapa namanya, tante gak lihat kau nak kemarin datang ke sini sama mereka", tanya mamanya widya sambil menunjuk ke arah ryan.
Ryan pun merasa bersalah, " maafin ryan tante, gara-gara ryan kemarin menyakiti widya sampai widya jadi kayak gini", kata ryan dengan penuh penyesalan. "ooh jadi kau yang namanya ryan, tidak apa - apa kok nak semua sudah rencana Tuhan. Tapi nasihat tante, jangan kau mengulangi nya lagi dan memaksa orang yang kau cintai untuk mencintai dirimu jika orang itu tidak mencintaimu, karena cinta tidak bisa kau paksakan untuk menjadi milikmu," kata mama widya dengan lembut dan bijaksana.