Setelah teman-temannya menelpon mereka satu persatu secara perlahan kembali ke kamar widya. Mereka sangat sedih dengan keadaaan kedua sahabat mereka saat ini. Yang wanita masih terbaring lemah sedangkan yang pria masih larut dalam kesedihannya.
" andre tipe cowok idaman banget yach",gumam lia yang di dengar yang lainnya. Wira yang mendengar ucapan lia sangat cemburu, ketika orang yang dicintainya memuji pria lain dan pria itu adalah sahabatnya sendiri. " apa elo suka sama andre?",tanya wira penuh curiga.
" ELO PIKIR GUE GILA!!!!! YACH GAK LAH!!!! Andre itu cinta matinya widya sahabat gue, gue gak mungkin lah mengkhianati persahabatan gue!!!!",kata lia dengan emosi. "sssttttt... Pelanin suara elo lia, widya masih belum sadar",kata nadya pelan.
Mendengar ucapan nadya, lia segera menutup mulutnya dengan refleks cepat. Kemudian ryan pun menarik wira menjauh dari kamar widya yang diikuti oleh yang lainnya. " wira jangan cari masalah baru lah, sekarang ini elo gak prihatin sama andre yang masih sedih tingkat dewa gitu karena widya belum sadarkan diri", ucap ryan menasehati wira.
" gue gak cari masalah baru, gue cuma bertanya doank kok, dianya aja yang tiba-tiba histeris kayak orang gila", jawab wira santai. " ya iyalah gue pasti gak terima lah karena pertanyaanmu menuduh seakan gue pengen merebut andre dari widya! Asal elo tahu gue tadi bilang gitu karena gue kagum dengan perjuangan cinta andre terhadap widya yang sangat perhatian ke widya bukan karena gue suka sama dia!!!!! Andre memang cowok idaman yang penuh perhatian tapi dia bukan tipe gue!!!! Cara nya dulu untuk mendekati widya sudah buat gue illfeell duluan dan marah besar!!!!", cetus lia dengan emosi memuncak.
Mendengar ucapan lia membuat hati wira merasa sangat senang dan itu kelihatan dari wajahnya yang tadi murung sekarang tiba-tiba bersinar. Melihat hal itu membuat lia bingung dengan perubahan wira. Sedangkan ryan dan nadya langsung menangkap dan memahami apa yang dirasakan wira hanya bisa tersenyum menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka.
"kenapa sekarang elo kelihatannya senang banget?", tanya lia kebingungan. " pasti lah dia senang banget karena ternyata gebetannya dia tidak ada perasaan apapun sama sahabatnya", sindir ryan sambil tertawa. "gebetan?siapa gebetannya?",tanya lia penasaran.
"ikh apaan sich elo bro,sudah gue pengen temani andre aja di dalam",kata wira mencoba menghindar dari sikap usil sahabatnya itu dan berjalan menuju kamar widya. "memangnya siapa gebetan wira?",tanya lia lagi masih dalam rasa penasarannya. " ada deh... Soalnya orangnya lemot banget",kata ryan tertawa sambil meninggalkan lia dan nadya.
Perkataan ryan membuat lia semakin bingung dan penasaran hingga sekaranh dirinya menatap nadya dengan harapan nadya mengetahui jawaban dari pertanyaannya. Nadya yang merasakan tatapan penuh harapan dari lia terhadapa dirinya hanya dapat menghela nafas panjang. Nadya mendekati lia dan berbisik," mau tahu siapa orangnya?". Lia segera menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan nadya.
Nadya kemudian tidak bisa lagi menahan tawanya melihat tingkah lucu sahabatnya yang sangat penasaran, dirinya pun berbisik, " kau", kata nadya menggoda lia sambil tertawa meninggalkan lia yang sedang terkejut dan wajahnya langsung memerah.
Lia masih dalam kesendiriannya untuk mencoba mencerna maksud dari perkataan sahabatnya itu sambil tersipu malu ," apa benar yang dikatakan nadya?ato nadya hanya menggodaku saja?", batin lia sangat bimbang memikirkan perkataan ryan dan nadya.
Tetapi ketika dirinya hendak memastikan ke nadya tentang perkataannya nadya, dirinya baru menyadari kalau sekarang dia hanya seorang diri, hal itu membuat dia segera menyusul para sahabatnya itu.
Sesampainya lia di kamar widya, ryan dan nadya hanya tertawa pelan melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu. " apaan sich kalian tertawa melulu?", tanya wira dengan jengkel ditertawakan terus oleh nadya dan ryan. " itu gara - gara elo yang duluan bersikap aneh dari marah-marah langsung ketawa gak jelas, gitu gue tanya mereka, eh mereka bilang elo gitu karena gebetan elo ternyata gak suka sama sahabat elo, yang buat gue heran kenapa elo lampiaskannya ke gue sich?! Memangnya siapa sich gebetan sialan itu sampai gue yang harus kena sasaran amukkan dari elo!!!", jawab lia dengan jutek.
Mendengar hal itu muka wira seketika menjadi merah padam, sedangkan nadya dan ryan yang sudah tidak bisa menahan tawa mereka membuat mereka tertawa terbahak- bahak. " haahahahahaahah...aduh sudah ah wira mengaku aja, daripada perutku tambah sakit karena tertawa melihat tingkah laku kalian berdua",kata ryan dengan tertawa.
" mengaku apa sich? Apa sich yang kalian sembunyikan dan rahasiakan dari gue?", tanya lia penuh kebingungan sambil menatap nadya penuh harapan dapat menjawab pertanyaannya. Tetapi sayangnya nadya hanya menjawabnya dengan mengangkat kedua bahunya yang menandakan bahwa dirinya juga tak tahu apa - apa.
Sedangkan wira yang daritadi sudah geram di ganggui oleh ryan tambah bertambah emosi dengan sikap polos dari lia yang gak mengerti kode yang telah diberikan oleh ryan sudah sangat jelas. Dirinya menarik nafas yang panjang dan menggelengkan kepalanya agar emosinya dapat dengan cepat dikontrol oleh dirinya.
" elo benaran penasaran dan pengen banget tahu siapa gebetan gue?", bisik wira ke telinga lia. Hal itu seketika membuat wajah lia merah merona karena malu mendengar perkataan wira yang begitu dekat terhadap dirinya. Sehingga dengan refleks dirinya segera menganggukkan kepala dan bergerak mundur untuk agak menjauh sedikit.