Beruntung

Sery yang terkejut.

Hendak ingin menengok Kadal Raksasa Mist itu.

Tetapi ketakutan.

"Trekkk...Truukk... Criiick!!!"

Suara remukan kunyahan Kadal Raksasa Mist masih bergema di telinga Sery.

Kadal Raksasa Mist merespon suara pecahan gelas.

Bergerak mendekati Pintu Kaca Perkantoran Honda.

Tiba-tiba suara kunyahan Kadal Raksasa Mist tak terdengar.

Sery memberanikan diri untuk menengok.

"Hessss!!"

"Hhesss...Hessr!!"

Kadal Raksasa Mist sedang mengendus mayat yang mengering dan ditempel kepompong bersayap.

"Hah!"

Kaget Sery.

Kadal Raksasa Mist sedang melihat mengarah tempat Sery.

"Seeryy!", suara pelan Halianta sedang memanggil.

Sery teringat dengan TV menyala.

"Crick!"

TV pun sudah tak menyala.

Mata Kadal Raksasa Mist melihat sekitar dalam Kantor Honda yang agak buram baginya.

"Breeekkk.....Breekkkk!!

"Breeedkk!!"

Suara helikopter melintas di atas tempat Sery berada.

Kadal Raksasa Mist mengejar Helikopter yang lewatinya diatasnya.

"Huuuhhh!!!"

Lega Sery dan mereka juga.

Mereka berkumpul sembari merayap pada lantai untuk hindari Kadal itu.

"Ayo, semuanya ke lantai 2!!!", suruh Halianta.

"Diatas hanya ada sedikit kaca! ", lanjutnya

Semua mengikuti arahannya.

"Uuhhhh!!"

Merasa lelah karena menahan rasa takut.

"Tadi hampir saja, Sery!! ", ujar Permaka Pria Gendut.

"Kita beruntung tidak dimakan! ", senang Permaka

Halianta sibuk menempeli kertas-kertas pada jendela.

Mereka bekerja di Kantor Honda juga sibuk melegakan ruangan dengan mendorong ke pinggir dinding.

Tiba-tiba terjadi sesuatu.

"Booooommmmmm!!!"

Terdengar ledakan yang tidak jauh.

"Hoaaaammm!!!"

"Goooaaammmmmmmmm!!!!"

Suara Monster Mist yang berteriak di dalam kabut.