.Bagian 2

Aku menatapnya dengan terkagum-kagum.

"Ah, tampan sekali dia, andaikata dia menjadi suami ku bahagia sekali rasanya.." ucapku sambil memandanginya.

"Hei, apa yg kamu lakukan?" ucapannya membuatku sadar dari lamunanku.

"Eh, maaf aku tak sengaja tadi.." ucapku dan segera membungkukkan punggungku.

Dia hanya melihat sekilas dan langsung pergi dari sini tanpa basa-basi dan senyum.

Aku tak terlalu memperduliknnya dan aku pun melanjutkan acara mengelilingi rumah ini.

Flashback off

Aku tersadar dari lamunanku saat melihat Sehun pulang dan aku langsung menyapanya.

"Oppa kamu sudah pulang? Apakah oppa sudah makan?" tanyaku padanya.

"Bukan urusan mu.." dia membentakku.

"Aku hanya bertanya saja, kau tak perlu membentakku oppa, apa salahku?" ucapku mencoba untuk tak menangis karna ucapannya tadi.

"Kau ingin tahu apa kesalahanmu?" ucapnya dengan senyum mirisnya.

" iya oppa, aku ingin tahu.. " ucapku sambil menatapnya.

"Ciihh, kau tahu aku tak pernah mencintaimu dan gara-gara kau aku tak dapat menikahi hanna kekasihku..." ucapannya langsung menohok hatiku paling dalam dan membuatnya nyeri.

"Oppa kita sudah menikah, tak dapatkah kau membuka ruang hatimu sedikit saja untukku? Dan melupakan hanna kekasihmu itu?" ucapku mencoba untuk tak menangis.

"Aku hanya menganggapmu parasut, dan jangan harap aku akan mencintaimu, aku akan segera menceraikanmu setelah 1 tahun kita menikah, dan aku langsung menikahi Hanna..." ucapannya membuatku langsung menangis.

Dia langsung pergi meninggalkanku sendirian.

Kami sudah 3 bulan menikah, dia selalu saja seperti ini, padahal aku sudah mencoba menjadi istri yg baik. Dari memasak,membersihkan rumah tapi dia tak pernah melirikku, bahkan kami tak tidur satu ranjang.

Aku hanya bisa menatap kepergiannya dengan tangisanku yg meraung-raung.

Sudah 1 jam aku menangis ditempat, aku tak mau beranjak pergi sampai dia kembali.

Tring

Bel rumah kami pun berbunyi, dan aku langsung menghentikan tangisanku dan beranjak membuka pintu.

"Eh, nenek silahkan masuk.." ucapku saat membuka pintu rumah dan melihat nenek Sehun datang kesini.

"Silahkan duduk nek, aku akan membuatkanmu minum dulu.." ucapku sambil mempersilahkan nenek Sehun duduk dan aku langsung kedapur untuk membuatkannya minum.

"Ini minumnya nek.." aku memberikan teh kepada nenek Sehun.

"Makasih Sayang,, kamu terlihat pucat sayang, apa kamu sakit? Tanya nenek Sehun padaku.

"Aku baik-baik saja kok nek, mungkin kecapekan aja.." jawabku lalu duduk di samping nenek Sehun.

"Bagaimana kabar Sehun?" tanya nya lagi

"Dia baik-baik saja nek.." ucapku

"Lalu hubungan kalian gimana?" pertanyaannya membuat ku diam sejenak.

"Hubungan kami baik-baik saja kok nek..." ucapku sedikit berbohong karna aku tak ingin nanti nenek memarahi Sehun.

" baguslah Sayang, nenek ingin cepat- cepat menimang cicit soalnya... " ucap nenek Sehun membuatku diam membeku dan membuatku bimbang tak karuan.

"Bagaimana mau punya anak,Sehun saja tak pernah menyentuhku.." ucapku dalam hati.

"Sayang kenapa kamu malah melamun?" nenek Sehun meyadarkanku dari lamunanku.

"Tidak apa-apa kok nek, akan kami usahakan.." aku berbohong lagi.

"Uh, Mau usahain gimana? orang Sehun bilang aja akan ceraikan aku dan ingin menikahi Hanna..." Sewotku sendiri