Bagian 2

Baru saja aku menginjakan kaki di rumah, sudah ada wajah-wajah marah yang menantiku, oknumnya bukan orang tuaku tapi para tetua dari keluargaku.

"Ren, kami sudah mendengar kelakuanmu di sekolah. Apa kau tidak sadar, kalau kau sudah mengancam keluarga dan komunitas kita. Harusnya, kau lebih bisa berhati-hati. Kau kembali lagi menyulitkan posisi ayahmu dan juga kakakmu di dalam dewan, harusnya kau sadar siapa dirimu,"

"Mengancam? Menyulitkan? Tutup mulut kalian, dasar tua bangka. Tidak ada sama sekali dari kalian, yang sanggup menghadapiku, tapi kalian selalu mengkritik kelakuanku. Sekarang aku tanya, kutukan ini siapa yang mau? tidak ada satu pun di antara kalian yang mau menanggungnya...oh tidak aku ralat, kalian menginginkan kekuatanku bukan. Tapi, karena tidak bisa mendapatkannya kalian selalu mengkritik diriku dan keluargaku. Kalau kalian ingin menyalahkan, salahkan leluhur kita karena menurunkan kemampuan seperti ini padaku. Dan, jangan lupa kedudukan ku di dalam komunitas lebih tinggi dari kalian, dewan bisa saja menghabisi kalian, jika kalian di anggap mengancamku. Cam kan itu baik-baik."

Tidak ada satu pun dari mereka yang membalas perkataanku. Tapi, bisa kulihat kalau mereka menahan emosi, kemudian mereka beranjak pergi dari rumahku. Menyisakan Vlad dan Erina di depanku. Vlad dan Erina yang usianya sekitar 25 tahun dan merupakan pembantu di rumahku, hanya tersenyum menatapku.

"Tuan muda, harap tahan emosi anda. Tidak usah terpengaruh mereka. Selamanya orang-orang itu hanya akan membenci anda. karena mereka tidak mendapat kemampuan anda," Vlad berujar kepadaku.

"Tapi, apa yang mereka katakan ada benarnya. Kali ini anda terlalu mencolok tuan. Meskipun saya tau anda melakukan itu pasti di sertai alasan yang jelas, sepertinya dewan tidak akan percaya begitu saja, cepat atau lambat mereka pasti akan memanggil anda untuk menghadap. Tuan, saya tidak ada maksud untuk memarahi anda, tapi -"

"Cukup...aku paham apa maksudmu. Tapi, kau tau sendiri kalau dewan tak pernah adil dengan kita. Kalian juga sudah mengalami hal itu bukan. Mengalami diskriminasi hanya karena kalian berdua bukan darah murni, kalian di perlakukan layaknya binatang. Jadi, kalian tak usah khawatir padaku mengerti."

Keduanya mengangguk, kemudian mengikutiku masuk ke dalam rumah yang sepi ini. Selain kakak cerewetku dan mereka berdua tidak ada orang yang menempati rumah ini. Kedua orang tuaku bersama kedua kakak laki-laki dan satu adik perempuanku, menempati rumah kami yang lain. Keluargaku adalah keturunan murni dari para pemilik kekuatan. Sejatinya dulu kami tak ubahnya manusia normal, tapi leluhur-leluhur kami mengadakan kontrak dengan sesuatu yang lain. Sehingga di beberapa belahan dunia muncul julukan makhluk setengah dewa, Vampire, Werewolf , penyihir dan makhluk-makhluk mitologi lainnya. Dulu kami hidup berdampingan dengan manusia. Namun seiring zaman manusia mulai takut dengan kami, dan mulai memburu kami. Menyebabkan kami harus bersembunyi dari mereka dan menciptakan komunitas kami sendiri.

Aku memasuki kamarku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Jika di ingat-ingat lagi, hanya ada beberapa keluarga keturunan murni yang ingin bergaul dengan kalangan manusia dan para darah campuran. Kebanyakan keluarga berdarah murni lainnya tidak sudi berdekatan dengan mereka. Contohnya Vlad yang merupakan setengah Vampire dan manusia, dan Erina yang setengah manusia dan Werewolf, dulu mereka adalah budak sebelum di bebaskan oleh ayahku dan kemudian menjadi pelayan kami.

Selesai mandi, aku memutuskan untuk melihat sebentar hasil kelakuanku, dan ternyata itu menjadi berita utama di media elektronik, bahkan di sosmed banyak video dan foto-foto bertebaran soal kejadian tadi, ada yang bahkan tanpa di blur, dan itu menjadi trending topik di twitter.

"Tuan, maaf mengganggu anda." Suara Vlad terdengar di balik pintu.

Aku membuka pintu dan melihat Vlad membawa surat, dari segelnya aku tau itu adalah surat dari dewan, namun Vlad terlihat agak gusar dan itu membuatku curiga. "Kenapa? kau kelihatan gusar, inikan surat dari dewan. Bukankah biasa aku mendapatkan surat seperti ini,"

"Tuan, ini berbeda. Surat ini datang dari dewan pusat. Mereka meminta anda untuk datang ke kerajaan, Raja yang mengundang anda untuk datang. Sebaiknya anda mempersiapkan diri anda, karena ini berbeda dengan persidangan lainya."

Aku hanya tersenyum saja, sambil membaca surat yang tak penting ini. Sepertinya kali ini aku akan membuat ulah di tempat yang menyenangkan.