Satu bulan sudah berlalu. Dunia tidak berubah seperti yang banyak orang kira. Pada awalnya ada beberapa kekhawatiran. Tapi manusia mudah melupakan. Setelah beberapa ketenangan, mereka mulai beradaptasi.
Tempat yang sangat berdampak adalah aula pelatihan Triangle Lightning. Banyak yang ingin bergabung. Setiap hari tempat itu dipenuhi orang sehingga mempengaruhi kemacetan lalu lintas di sekitar. Meskipun begitu tidak ada gerakan di dalam. Tempat itu masih ditutup.
Sangat berbeda untuk anggota mereka yang sudah terdaftar. Pada saat ini ponsel mereka yang ada di seluruh penjuru dunia menerima pemberitahuan.
Dari: Triangle Lightning Guild
Kepada: Semua member
Subjek: Jika kau ingin menjadi kultivator
Selamat, kau telah melewati pemilihan pertama. Selanjutnya adalah tes kemauan.
Persiapkan mental dan tekadmu.
Setiap aula pelatihan akan terbuka besok. Jangan terlambat untuk briefing.
Adam ada di antara mereka yang menerima pesan. Dia sudah menunggu terlalu lama untuk itu. Sejak terakhir memasuki Soul Visualisation-nya, dia tidak tau apa yang harus dilakukan. Pilar Cahayanya tidak berlaku sesuai urutan. Adam tiba-tiba mencapai Rhea Ungu pada tingkat 1. Tapi Pilar Cahaya-nya di tingkat 4 juga tumbuh melompati tingkat 2 dan tingkat 3 yang masih kosong. Itu bahkan naik di Rhea tertinggi.
Firasatnya mengatakan hal itu berhubungan dengan dua benda kecil yang masih berpendar di Life Blood-nya. Masalahnya Adam tidak tau bagaimana.
Kekuatan yang dia rasakan dari Tatsuya Hiro telah mempengaruhinya. Dunia kultivator mungkin sangat berbahaya. Dia ingin segera memperkuat diri. Tapi dia juga mengerti. Tanpa tehnik, semua kultivasi dan tingkatannya tidak berguna. Itu hanya akan menjadi kekuatan kasar. Dia sudah pasti membutuhkan bimbingan.
"Pada saat seperti ini, orang tua itu harus pergi. Dia pasti ingin mempermainkanku." Adam tersenyum kecut. Tidak mengerti apa yang begitu penting sehingga Daniel hanya meninggalkannya seperti ini.
Hari ini adalah pembacaan surat wasiatnya. Rumah besar Daniel yang biasanya tidak menerima pengunjung kini dipenuhi semua keluarga. Adam masuk untuk menemukan pemandangan langka ini. Paman tertua, Reihan Valerian, bersama pasangannya, Nia Saraswati berdiri di dekat jendela. Putra-putri kembar mereka sudah disibukkan ponselnya. Bibi ketiga, Gema Valerian, berkerumun dengan suaminya, Evan Maliq, di sofa. Putra tunggal mereka seusia Adam. Dia membuang muka melihat kedatangannya. Jelas ada permusuhan. Ada juga seorang wanita cantik yang tampak santai menikmati kopinya. Dia adalah yang termuda, Arie Valerian, yang sama sekali tidak terpengaruh oleh ketegangan di ruangan.
Adam sangat acuh melihat mereka. Keluarga Daniel tidak pernah akur. Perebutan kekuasaan dan persaingan bisnis sudah mendarah daging. Sekarang pewaris terbesar Valerian telah mati. Mereka seperti anjing yang mengendus tulang.
Pengacara datang tidak lama kemudian. Pria itu menyuruh semua orang duduk tanpa basa-basi. Setelah memastikannya siap, dia mengeluarkan dokumen tersegel dari tas tangannya. Tatapannya melewati semua orang.
"Apa yang akan aku bacakan telah ditulis tangan sendiri oleh Bapak Daniel Valerian. Surat wasiat ini sah dan dilindungi oleh hukum. Bahkan jika kalian memutuskan tidak bisa menerimanya setelah pembacaan selesai, aku akan memastikan tidak ada tuntutan." Jelasnya.
Semua orang diam. Mereka mendengarkan dengan tidak sabar. Pengacara itu mulai membacakan kalimat pembuka yang berisi pernyataan singkat tanggal tertulis kehendak dan identitas penulis. Akhirnya tiba dibagian penting.
"Untuk si kembar yang menyenangkan, Rudi dan Rumi Valerian, kuberikan kapal pesiar pribadiku untuk dimainkan."
Si kembar segera berteriak gembira. Mereka tau paman Daniel memiliki kapal besar. Setiap liburan, mereka akan berlayar dengannya.
"Untuk keponakanku yang selalu masam, Rogan Maliq, kulepaskan garasi dan seluruh isinya. Aku berharap perjalananmu menyenangkan."
Rogan yang tampak bosan menoleh terkejut. Paman Daniel tidak pernah berinteraksi dengannya. Dia tidak berharap pamannya tau apa yang paling disukainya atas orang tuanya. Dan garasinya adalah sebuah pameran mobil besar.
"Untuk semua saudaraku yang cinta damai dan saling menyayangi, "pada dasarnya kalimat ini diwarnai sindiran dan sarkasme, "kuserahkan rumahku beserta kenyamanannya dalam perawatan kalian semua. Berharap kalian akan tinggal bersama dan mencoba hidup rukun."
Mereka segera memiliki firasat buruk dengan ini. Setiap ekspresi mulai berubah.
"Dan terakhir untuk putra angkatku yang tercinta, Adam Valerian, aku mewariskan seluruh hartaku yang tersisa bersama wali hukum adik angkatmu, Azura Valerian, untuk kau gunakan dengan bijaksana. Namun aku akan meninggalkan saham beserta setiap bisnis berbunga yang kumiliki dalam perwalian sementara saudaraku yang termuda, Arie Valerian, sampai usiamu mencapai 20 tahun. Tentu saja jika kau meninggal sebelum itu, aku harus membaginya rata untuk semua saudaraku yang terkasih."
Kegemparan bangkit. Mereka sangat marah dengan hasilnya
"Omong kosong." Reihan menggeram. "Itu semua adalah bisnis keluarga. Valerian seharusnya diturunkan pada anak tertua, apa hak anak kedua untuk mendapatkannya. Lihat sekarang, dia terbukti tidak mampu. Valerian jatuh di tangan orang lain." Dia sudah tidak terima sejak ayahnya menyerahkan perusahaan pada Daniel.
"Apa tentang anak tertua? Valerian seharusnya dibagi rata." Gema menimpali dengan bersungut-sungut.
Arie lebih tenang. Dia tersenyum melihat reaksi saudara-saudaranya. Tatapannya membawa perhitungan. "Siapa Azura Valerian?" Sebuah nama yang diabaikan semua orang keluar dari mulutnya.
Adam juga memperhatikan. Dia tidak tau bahwa Daniel memiliki anak angkat yang lain. Orang itu tidak menikah, jadi kecil kemungkinan nama ini menjadi putri kandungnya.
"Bapak Daniel mengadopsinya setahun yang lalu. Dia tinggal di luar negeri. Tapi seharusnya dia pulang sekarang." Jelas pengacara.
Siapa lagi Azura yang mereka bicarakan kalau bukan Azura Hadley yang kita semua tahu. Saat ini dia benar-benar panjang umur.
Baru saja mereka membicarakannya ketika pintu tiba-tiba terbuka. Seorang gadis muda masuk dengan seringai lebar. "Apa yang aku ketinggalan?" Tanyanya.
Mereka semua terpana. Azura berpenampilan seperti loli. Rambutnya telah diwarnai pelangi. Dia juga membuatnya menjadi kuncir dua. Poni penuh telah menutupi keningnya. Bertengger di hidung, ada kacamata mainan lucu. Belum lagi headphone kelinci yang kini menggantung di lehernya. Dia mengenakan sweater putih besar bertuliskan I LOVE ICE KRIM, yang dipadankan dengan rok pendek dan kaos kaki panjang. Dan Tada.... Azura Valerian telah tiba.
Tanpa menyadari suasana yang aneh, dia melambai penuh semangat pada Adam. "Brother, dimana kamarku? Ayo, bantu aku membawanya. Perjalanan sangat melelahkan. Aku butuh mandi air panas segera." Dia mendorong koper pinknya.
Adam takjub sesaat sebelum menangkap koper itu. Dia menoleh pada pengacara, "apakah semua sudah selesai?"
"Tunggu sebentar sebelum kau pergi," dari tasnya pria itu mengeluarkam sebuah kotak kayu. "Bapak Daniel meninggalkan ini kepadaku untuk diserahkan secara pribadi padamu."
Adam menerimanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia merasa ada yang salah dengan surat wasiat ini. Apa yang Daniel harapkan dengan itu? Percobaan pembunuhan terhadapnya? Tatapan serigala yang sekarang diterimanya hampir tak tertahankan.
"Aku akan tinggal di rumah ini." Dia masih sempat mendengar Arie Valerian mengumumkan sebelum meninggalkan ruangan.
Ada kamar kosong di depan kamar Adam, jadi dia membawa Azura di sana.
"Brother, aku akan pindah ke sekolahmu besok. Bawa aku bersamamu, oke? Aku juga merasa Bandung banyak berubah, kau harus mengenalkanku kembali ke setiap tempat yang menyenangkan." Dia mengoceh tanpa henti.
Adam ingin mengabaikannya, tapi pada akhirnya dia bertanya. "Berapa umurmu sebenarnya?" Pintanya.
"17 tahun. Bukankah kita seumuran? Paman Daniel mengatakan kita bisa rukun. Apakah menurutmu dia benar? Aku tidak pernah memiliki saudara. Tapi kita seumuran, bukankah itu menjadikan kita saudara kembar? Kita pasti harus memiliki pakaian yang sama."
Adam tak bisa berkata-kata. Ayahnya pasti tau bagaimana menyodorkan orang untuk dirawatnya. Dari banyak gadis, dia harus mengambil yang begitu cerewet. Baginya yang menyukai ketenangan ini jelas mengejeknya.
"Paman?"
"Oh, maksudku orang tua itu Daniel. Aku tidak akan memanggilnya ayah. Dia sangat memalukan sebagai orang tua. Brother harus setuju, kan?"
Adam hanya membuat wajah kecut. Dia mungkin saja tidak bertanya.
"Tapi, brother, siapa orang-orang itu di ruangan depan? Kenapa wajah mereka menakutkan? Apakah mereka orang jahat? Apakah akan aman jika aku tinggal disini? Paman Daniel bilang brother bisa melindungiku. Jadi, aku sudah memutuskan untuk membuntutimu saja mulai sekarang."
Jelas tidak bertanya juga tidak berhasil. Gadis ini masih akan berbicara panjang lebar tanpa di pancing. Adam pasrah meninggalkannya di kamar.
Televisi di kamarnya menyala. Orang-orang sudah memulihkan aktivitas seperti biasa. Namun tayangan televisi masih menyambung peristiwa hari itu. Cowok ini Tatsuya Hiro sangat terkenal. Band-nya yang pernah disebutkan, kini menjadi trending topik mengalahkan bintang kelas dunia. Meskipun begitu dia tidak akan tampil di antara mereka. Dimana-mana penggemarnya hanya bisa berteriak memintanya kembali.
Lalu ada juga respon pemerintah dari setiap negara. Pasukan mereka sudah ditarik mundur. Mereka juga membuat permintaan maaf publik. Orang-orang yang dirugikan dikompensasi. Dan seperti yang diperingatkan, anggota aula pelatihan yang kembali tidak diganggu. Orang-orang tidak berani bertanya apa yang terjadi atau kemana mereka telah pergi. Saat ini PBB sepertinya mencoba menghubungi para kultivator. Mereka membuat pernyataan damai dan kerja sama. Namun belum ada tanggapan.
Adam memikirkannya. Sesuatu pasti akan terjadi. Para kultivator ini sudah bersembunyi selamanya, agak aneh jika mereka mengudara sekarang. PBB mungkin tidak akan menunggu lama. Sejak aula pelatihan di buka, berarti mengumumkan kedatangan mereka.
Tapi Adam sendiri memiliki masalah di tangan untuk khawatir tentang itu. Warisan, adik angkat, keluarganya, Soul Visualisation. Yang mana yang harus diselesaikan lebih dulu?
Tiba-tiba dia teringat kotak Daniel. Adam mengambilnya di sudut dan segera membukanya. Ada sebuah bola kaca sebesar genggaman tangan. Bingung, Adam membaca pesan yang ditinggalkan di dasar kotak. "Ini FlexiBall. Suntikan Rheamu."
Adam terkejut. Ini apa? Senjata kultivator? Dia memutuskan untuk mencari tahu.
Rhea ungu di tubuhnya sangat lentur dan mudah dikendalikan. Adam meneteskannya pada FlexiBall itu. Bola yang awalnya tampak seperti ornamen biasa, sekarang bercahaya. FlexiBall mulai melayang setinggi mata Adam. Sebuah hologram muncul.
Selamat datang di Triangle Lightning Guild
Tulisan itu membesar diwajahnya sebelum memudar.
Apakah kau yakin ingin bergabung?
Ya/Tidak
Tentu saja Adam memilih "ya" tanpa keraguan.
Triangle Lightning telah menyambutmu
Adam bahkan tidak perlu memasukkan semua informasinya. FlexiBall sudah menunjukan semua.
Nama: Adam Valerian
Umur: 17 tahun
Asal Dimensi: Bumi
Tingkat Dimensi: Tingkat Satu
Rhui: Api dan Bumi
Bakat: Kendali terhadap Rhui Api dan Bumi
Tingkat Kultivasi: Tingkat 1 Rhea Ungu
Aneh, tidak ada keterangan untuk tingkat 4 Rhea ungu-nya. Adam bingung. Tapi dia mengesampingkannya sementara.
Itu seperti mendapatkan ponsel baru. Dia mengotak-atiknya mencoba semua fitur. Ada beberapa bentuk FlexiBall yang bisa dia ubah. Adam mencobanya satu persatu. Benda itu seperti tangan ketiga sejak Adam menyuntikan Rhea. Dia hanya memikirkannya dan FlexiBall bergerak.
Lalu ada juga ruang penyimpanan di dalamnya. Hanya satu meter persegi. Tapi dia bisa melebarkannya jika dia memiliki cukup Point untuk upgrade. Dan point ini bisa didapat dengan menyelesaikan banyak kontribusi. Adam tidak akan memiliki kesempatan sebelum benar-benar memasuki guild.
Dia menghela nafas. Setidaknya dia bisa mempelajarinya terlebih dulu. Fitur-fitur yang memerlukan point bisa menyusul.
Adam sedang membuka halaman perpustakaan ketika panggilan telepon menyala. Dia melihat orang yang muncul di layar virtualnya. Daniel Valerian.
"Anakku, bagaimana kabarmu?"
Untuk sesaat Adam tertegun. Dia tidak tau bagaimana meresponnya. Orang yang dianggap sudah mati tampak bersemangat di layar. Dia ingin tersenyum menyapanya, tapi tidak bisa. Nyatanya Adam sangat marah.
"Apa yang sedang kau mainkan?" Sergahnya.
"Hei, hei, tenanglah aku bisa menjelaskan."
Adam tidak menjawab. Dia hanya menatapnya untuk melanjutkan.
Daniel mendesah. Dia juga merasa bersalah. "Aku minta maaf. Tapi ini benar-benar agak mendadak. Dan aku tidak punya pilihan." Dia diam sebentar, tidak tau dimana memulai. "Sekarang kau tau aku seorang kultivator. Ini sudah dimulai sejak aku berumur 22 tahun. Awalnya aku bertemu dengan gadis ini yang diam-diam aku sukai. Aku benar-benar ingin menikahinya setelah beberapa percakapan. Aku juga tau dia merasakan hal yang sama. Tapi orangtuanya tidak akan menyetujui kami. Aku belajar penyebabnya kemudian. Keluarganya adalah kultivator sedangkan aku hanya manusia biasa. Kami tidak akan berhasil. Jalan kami sangat berbeda."
"Apa masalahnya? Bukankah hanya perbedaan kekuatan?"
"Tidak sesederhana itu. Kultivator di takdirkan menjadi petualang. Aku tidak bisa mengikutinya hanya dengan status manusia biasa."
"Oke, lanjutkan."
"Suatu hari dia mendatangiku. Dia memberitahuku cara berkultivasi. Aku hanya membutuhkan sebulan untuk menemukan Soul Visualisation. Sebenarnya aku cukup berbakat. Aku hanya membutuhkan 3 tahun untuk mengubah setiap warna Rhea. Keluarganya mengakuiku setelah mengetahui bahwa aku bisa mengejar ketinggalan."
"Apakah itu berarti kau sudah punya istri?"
Daniel nyengir. "Aku tidak bisa mengenalkannya pada keluargaku. Bagaimanapun kami pasti akan pergi."
"Kemana kau akan pergi sehingga mengharuskanmu berpura-pura mati?"
"Petualangan Dimensi."
"Apakah itu harus? Kenapa?"
"Apa kau tau bagaimana mengaktifkan Pilar Cahaya?"
"Menggunakan katalisator. Tapi apa itu? Bagaimana mendapatkannya?"
"Katalisator berasal dari benih tumbuhan Reldy Blue Rose. Ada bermacam-macam jenis menurut Rhui yang serapnya. Mereka hanya tumbuh di Dungeon. Kau harus menyerap Rhea yang dikandung benihnya untuk menumbuhkan Pilar Cahaya. Tapi masalahnya Reldy Blue Rose hanya memproduksi Rhea sebatas tingkat dunia. Dan Bumi hanya dunia di tingkat satu, kau tidak akan mendapatkan benih Reldy Blue Rose yang mengandung Rhea untuk menumbuhkan Pilar Cahaya kedua. Kau harus pergi dalam perjalanan dimensi ke dunia tingkat kedua."
"Dan kau membutuhkan katalisator itu untuk naik di tingkat 2."
Daniel mengangguk. "Kami akan pergi lebih awal dari yang aku rencanakan. Karena itu aku tidak memiliki kesempatan mengajarimu secara pribadi. Meskipun begitu aku masih ingin tau perkembanganmu sejauh ini. Apakah ada masalah?"
"Aku mengikuti apa yang ada di buku itu. Tapi tiba-tiba Pilar Cahayaku tumbuh pada Rhea Ungu."
"Apa Rhuimu?"
"Api dan Bumi."
Siulan Daniel terdengar oleh jawaban Adam. "Rhui ganda sangat langka. Apakah kau melihat benda itu yang berotasi di Life Bloodmu, sebuah bakat?"
"Ya, jadi itu disebut bakat?"
Daniel mengangguk, "seperti apa bentuknya?"
"Sebuah batu kecil dan nyala api."
Sekarang Daniel membelalak terkejut. Ada kekaguman ditatapannya. "Kedua Rhuimu bahkan berbakat. Aku tau kau memiliki bakat di Bumi sejak aku pernah melihatmu memanipulasi batu. Aku tidak tau kau juga bisa mengontrol api."
"Bukankah semua kultivator bisa."
"Tentu saja tidak. Rhui adalah energi tertinggi. Tidak semua kultivator bisa memanipulasinya secara langsung. Kau harus mengubahnya menjadi Rhea agar bisa menggunakannya. Tapi ada beberapa orang yang dilahirkan dengan bakat. Itu memungkinkanmu mengontrol langsung Rhui, dan juga membantu menerobos salah satu Pilar Cahaya langsung di puncaknya. Kultivator ini biasanya disebut pengendali. Apa kau melihat Tatsuya Hiro ketika mengeluarkan tehniknya?"
"Ya, 4 elemen secara berurutan."
"Apa kau memerhatikan diagram? Itu adalah media aktivasi pengendali. Mereka harus membentuk diagram terlebih dahulu untuk mengumpulkan Rhui di sekitar. Kemudian memanipulasinya sesuai tehnik yang ingin digunakan. Hiro memiliki 4 Rhui yang semuanya berbakat. Jadi dia bisa mengendalikan semuanya."
"Bagaimana aku ingin mengendalikan milikku?" Adam pernah mencoba, itu sangat berantakan. Tanpa tehnik setiap serangan tidak efisien.
"Kau tidak bisa untuk sementara. Tunggu setengah tahun lagi ketika Triangle Lightning academy membuka gerbang. Ada banyak tehnik yang bisa kau pelajari di perpustakaan. Untuk sementara fokuslah pada kultivasimu. Kau mungkin sudah di Rhea Ungu, tapi Pilar Cahaya-mu masih rentan. Edarkan Rhea-mu untuk membangunnya. Terus pertebal dan renggangkan, cobalah melebarkan volumenya. Oh, benar, kau punya dua bakat. Tingkat berapa yang satunya?"
"4. Bagaimana dengan itu?"
"Kau tidak bisa menyentuhnya sekarang sebelum menyelesaikan tingkat 2 dan tingkat 3. Pelan-pelan saja, perjalananmu masih panjang. Latih juga tubuhmu, kau tidak bisa mengendur."
"Aku mengerti."
"Seharusnya aku tidak perlu khawatir lagi denganmu. Tapi bagaimanapun berhati-hatilah."
"Itu mengingatkanku. Apa yang sebenarnya kau tinggalkan denganku? Warisan? Kau harus tau bahwa keluargamu akan membunuhku. Yang aku maksud, Daniel, dalam arti yang sebenarnya."
"Oh, aku menantinya. Mereka harus diberi pelajaran. Aku jelas tidak akan memberikan harta Valerian dengan mudah. Ayo, bantu aku membuat mereka sengsara. Aku tau kau bisa melewati setiap tekanan. Kau pernah melalui yang lebih parah, bukan? Ini bisa jadi ujian. Dunia kultivator lebih kejam. Mereka hanya akan melakukan trick anak-anak jika di bandingkan."
"Sampai berapa lama?"
"Dalam setengah tahun ketika kau memasuki Triangle island, kau bisa menyerahkan semua kembali pada mereka."
"Dan putri angkat? Kau pasti bercanda. Dimana sih kau bisa menemukan gadis yang berisik?"
Daniel tergagap mendengar ini. Dia mencoba menyamarkannya dengan batuk. "Uh, kau harus merawatnya dengan baik. Jangan biarkan dia terluka sedikitpun. Konsekuensinya tidak akan bisa kita tanggung."
"Kau pikir dia seorang bangsawan?" Adam mencibir.
"Bagaimanapun ini yang terbaik yang bisa kuberikan padamu. Kau akan mengerti suatu hari nanti. Teman perjalanan yang kuat bisa mempengaruhi ketinggianmu."
"Apa maksudmu?"
"Yah, itu saja dariku. Aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik. Akan sangat lama sebelum kita bisa bertemu lagi." Telepon dimatikan. Daniel jelas melarikan diri.