II-45. Ribuan Tetes Air

"saya beritahu ya nona, kehidupan itu tidak sesimpel apa yang ada di dalam otak anda. Jadi tolong berperilakulah yang sopan. Anda boleh berperilaku seenaknya pada yang lain. Tapi bukan pada saya" omongan Timi membuat seluruh orang di ruangan lantai 2 terbengong. Dia menggunakan suara yang berbeda, logat bicara yang berbeda, bahkan aura yang berbeda.

Seolah Timi bukan dirinya yang biasa terlihat sehari-hari. Si pendiam, punya perilaku manis dan terlihat sangat dewasa. Tapi tidak sedewasa hari ini ketika laki-laki itu seolah sedang berubah menjadi orang lain.  

Sejenak Lily terdiam, kemudian bangkit berlari menuruni tangga. Mungkin dia menangis dan memilih untuk pergi menjauh dari teman-temannya.  

"Biarku kejar dia" Aruna ikut bangkit. Ingin membuntuti Lily.  

"jangan kamu Aruna, biar aku saja. Tadi Lily cemburu sama kamu" Kini dea yang bangkit, mencoba mencari pemahaman dari masalah yang sebenarnya tidak 'penting banget'.