IV-33. Gaun Berwarna Gading

"Iya aku memang aneh," Dia memasang wajah memelas, "Sudah, jangan marah terus, kasihan sama baby. Bagaimana kalau nanti baby terpengaruh, jadi tidak sayang padaku?".

Bibir mungil perempuan tersebut terdiam pada akhirnya, dan perlahan memalingkan wajah, "Aku sangat mencintaimu, dan aku lelaki yang tak banyak berinteraksi dengan orang lain. Aku berharap kau mengerti," netra biru menatap hangat keberadaan istrinya. Menjulurkan tangannya, menyentuh pipi dengan sentuhan terlembut yang ia bisa.

"Lain kali, mari kita saling jujur, seandainya ada kejadian buruk yang terjadi pada kita lagi," perempuan hamil membaringkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamar. Hal yang sama juga dilakukan sang lelaki.

"Aku akan usahakan," ucapnya dengan nada rendah, "Kau lah yang lebih sering memendam," netra biru menerawang kosong.