Suasana rumah besar di pinggir kota itu mulai ramai di datangi para keluarga. Hari ini adalah hari pernikahan. Semua keluarga besar Henry Wijaya dan keluarga besar Utomo bergembira menyambut perayaan ini. Acara pernikahan berlangsung khidmat dan pengantin baru sekarang sedang menyapa kerabat-kerabatnya. Adelia cantik sekali dengan kebaya putih nya dan bersanggul modern dengan melati membuatnya semakin sempurna. Nathan tersenyum melihat ke arah istri yang baru dinikahinya. Pria tampan itu mengenakan Jas Putih setelan putih yang membuat ia seperti kesatria berbaju putih.
" Kamu cantik", bisiknya kepada Adelia.
"Dasar", ujar Adelia sambil mencubit pinggang suaminya.
Kemudian kemesraan mereka teralihkan dengan ucapan selamat dari kerabat dan keluarga besar.
"Aku ke sana sebentar ya, ada kawan lamaku, aku ingin menyapanya", ujar Nathan kepada Adelia yang disambut anggukan manis Adelia. Nathan berjalan menuju ke arah segerombolan pebisnis muda yang sedang akrab bercengkrama. Dia sengaja mengundang kawan-kawan lamanya. Saat itu juga, Andika berjalan mendekati Adelia, sambil membawa dua gelas minuman dingin.
"Minumlah, sepertinya kamu belum minum daritadi", ujarnya sambil menyerahkan satu gelas kepada Adelia.
"Makasih. Kamu tau aja kalau aku haus. Mana Naomi? Apa dia belum boleh keluar dari rumah sakit", tanya Adelia ramah.
"Naomi sedang mengurus kepulangannya ke Jepang, dia kirim salam dan mohon maaf tidak bisa hadir", ujar Andika, matanya sama sekali tidak bergeser sedikitpun dari wajah Adelia.
"Kenapa? Kok kamu liat aku kaya baru pertama liat si? Jelek ya dandannya?", tanya Adelia sambil memegang pipinya.
"Kamu cantik", ujar Andika membuat rona merah dipipi Adelia.
" Baru tau ya kalau aku cantik, kemaren kemana aja", goda Adelia lagi.
"Kemaren aku terlalu bodoh untuk tidak memandangmu Adelia. Kamu terlalu cantik untuk tidak mendapatkan perhatianku, kamu terlalu istimewa", ujar Andika lagi membuat Adelia tersipu.
"Gombal", ujarnya sambil memukul pelan ke arah lengan Andika.
Andika meraih tangan Adelia, lalu berujar, " Aku cinta kamu Adelia". Adelia kaget setengah mati mendengar kata-kata Andika, gelas yang dia pegang terjatuh.
" Pulanglah Andika, besok aku akan menemuimu, kita bicara besok", ujar Adelia lirih.
Andika seakan enggan beranjak namun saat dia menatap wajah Adelia yang terlihat memohon, mau tak mau dia berbalik dan meninggalkan Adelia.
"Kenapa kok sampai jatuh gelasnya", tanya Indriyani yang kebetulan sedang berada dekat dengan Adelia.
Dia segera menyuruh pelayan membersihkan beling gelas yang berserakan di kaki Adelia. Adelia hanya diam, sesaat kemudian dia merasakan dirinya terangkat, ternyata Nathan mengangkat tubuh Adelia ke dalam pelukannya. Adelia yang menyadari suaminya yang membopongnya, memeluk tubuh suaminya dengan erat.
"Bawa aku ke kamar", bisik nya lirih. Nathan tidak berkata apa-apa hanya berjalan memeluk Adelia menuju kamarnya.
Sampai di kamar, Nathan mendudukkan Adelia diatas ranjang."Istirahat lah. Nanti aku urus yang di depan. Aku akan panggil mamamu dan kakak mu untuk bantu ganti baju ya", ujarnya lembut.
Kemudian Nathan meninggalkan Adelia dan menghampiri mertua perempuan dan iparnya. Nathan memberikan penjelasan kalau Adelia tidak enak badan sehingga meninggalkan tempat acara lebih dulu, namun dalam hatinya Nathan mencurigai seseorang telah merusak mood istrinya. Lalu dia membisikkan sesuatu kepada Jason yang berdiri tak jauh darinya.