Kecurigaan Yuni

Sebulan sudah Adelia dengan nyaman menempati rumah barunya di samping rumah Henry Wijaya.

Setiap pagi, justru mamanya yang akan datang menjemput baby Xavier dan membawanya pulang ke kediaman Henry Wijaya. Nathan hanya bisa cemberut kalau melihat putranya sudah di"culik" pagi-pagi.

Bahkan pernah sekali waktu, mama Indriyani lupa kalau hari itu hari libur, dengan asyiknya ia akan mengambil baby Xavier untuk di bawa pulang namun Adelia melarang mamanya dengan alasan akan membawa baby Xavier menemui papi dan mami Nathan.

Kalau sudah begitu, mama Indriyani akan bad mood seharian dan ujung-ujungnya Henry Wijaya harus membawa mama Indriyani ke mall atau ke butik kesukaan nya.

Hari libur hari yang amat berharga buat pasangan Adelia dan Nathan karena hari itu mereka bisa bersama hanya bertiga dengan putra mereka.

Sekarang Xavier sudah bukan baby lagi karena sudah berusia satu tahun. Dia mulai belajar berjalan walaupun belum terlalu stabil tetapi termasuk cepat untuk anak seumurannya. Nathan yang akan kerepotan mengejar anaknya ke sana ke mari tetapi dia sangat senang melakukannya.

Senin pagi adalah hari paling menyebalkan untuk Adelia dan Nathan. Pagi-pagi mama Indriyani sudah membawa Xavier pulang, karena seharian kemaren dia belum bertemu dengan cucunya itu.

Walaupun Indriyani sudah punya cucu dari Anastasia yang berusia 1 1/2 tahun yang bernama Madeline, namun dia memang lebih sayang dengan Xavier.

Kadang Adelia merasa tidak enak hati terhadap kakaknya namun apa mau dikata, mama Indriyani memang lebih mencintai Xavier.

Bersyukur nya kakaknya Anastasia dan Michael merupakan orang yang legowo, mereka tidak pernah memusuhi Xavier walaupun Madeline tidak begitu disayang Kakek dan Neneknya.

Apalagi Henry Wijaya yang selalu membanggakan cucu laki-laki nya ke setiap tamunya yang datang.

"Mama pagi-pagi sudah bawa anakku", keluh Nathan saat Adelia membuatkanya sarapan pagi. Adelia hanya tersenyum melihat suaminya pagi ini sudah merajuk.

"Sabar ya sayang. Maklum nenek pasti sayang banget sama cucunya", ujar Adelia membujuk.

"Tapi kan di rumah sebelah Uda ada Madeline, main sama Madeline aja dulu biar aku kan bisa main sama putra ku", ujar Nathan lagi.

"Iya nanti aku kasih tau mama biar jemput Xavier jangan pagi-pagi", ujar Adelia lagi.

Walaupun mereka memakai jasa baby sitter, namun tetap saja Xavier lebih banyak di rawat oleh mama Indriyani dibandingkan dengan baby sitter nya. Bahkan pernah mama Indriyani meminta Adelia memberhentikan saja baby sitter nya karena memang lebih banyak memakan gaji buta dibandingkan bekerja namun Nathan melarangnya karena dia tidak mau mama Indriyani kecapean mengurus Xavier. Kalau sudah begitu, Adelia hanya bisa menurut saja kata suaminya dan memohon maaf kepada mamanya.

Pagi itu Adelia sudah memasuki halaman kantor nya, sekarang ia lebih bebas berangkat sesuai keinginannya karena ia menyupir sendiri mobilnya.

Adelia sudah menyadari kalau Nathan tidak benar-benar menarik pengawalnya karena kadang Adelia masih suka memergoki pengawalnya membuntuti kemanapun Adelia pergi keluar kantor. Adelia sekarang sudah membiasakan diri dengan keberadaan pengawalnya yang menjaga jarak darinya.

Adelia memasuki ruang kerjanya, dan kemudian duduk di kursi kerjanya langsung tenggelam dalam pekerjaannya.

Tepat jam 9, Pintu ruang kerja Adelia terbuka, dan masuklah seorang wanita yang sangat dikenal nya. Yuni istri Andika masuk dalam keadaan muka kesal. Ia kemudian duduk di depan meja Adelia.

"Adel, kamu tau siapa Naomi?", tanyanya tiba-tiba.

"Naomi itu teman kami. Kenapa memang Yuni", ujar Adelia tak mengerti.

"Apa dia mantan Andika yang akan menikah sebelumnya?", tanya Yuni lagi.

"Iya, mereka pernah punya hubungan spesial. Tapi Naomi membuat kesalahan tidak termaafkan, jadinya mereka berpisah. Mereka berpisah baik-baik kok", ujar Adelia jujur.

"Oh", ujar Yuni lemah.

"Ada apa?", tanya Adelia lagi.

"Dia orang Jepang ya? Apa dia sudah kembali?", tanya Yuni lagi.

"Naomi itu WNI, cuma orang tuanya dan keluarganya sudah kembali ke Jepang sejak dia remaja, jadinya dia sendiri di sini sewaktu keluarganya bermigrasi ke Jepang. Lebih tepatnya pulang kampung. Karena Ayah Naomi orang Jepang asli dan mamanya orang Indo", ujar Adelia menjelaskan.

"Iya Naomi sudah kembali dari Jepang", sambung Adelia tenang.

"Kenapa kamu ngga beritahu saya soal dia?", ujar Yuni.

"Itu kan seharusnya kamu tanyakan ke Andika. Menurut saya Naomi hanyalah masa lalu yang pernah dijalanin Andika. Walaupun Naomi sekarang kembali, kamu seharusnya tenang karena bukan kah Andika memilih kamu bukan Naomi. Lagi pula Naomi tidak akan menggangu hubungan kalian kok", ujar Adelia tersenyum.

"Jadi kamu tau dong kalo Naomi bekerja di kantor Nathan", ujar Yuni lagi.

"Iya. Nathan selalu menceritakan apapun kepada saya", ujar Adelia tenang.

"Itulah bedanya Nathan dengan Andika. Andika sama sekali tidak membicarakan apapun tentang Naomi, tapi saya beberapa kali mendengar dia menyebut nama Naomi dalam tidurnya", ujar Yuni masih kesal.

"Kamu tau darimana Naomi bekerja di kantor Nathan?", ujar Adelia menyelidik.

"Ada kawan aku yang kerja di kantor WD bilang kalau ada mantan Andika bekerja di bagian Administrasi atas rekomendasi Nathan. Kenapa kalian tidak warning aku?", ujar Yuni.

"Yuni, Naomi hanya masa lalu yang harus dilupakan. Kapan-kapan kita ketemu Naomi, kamu akan suka ketulusan Naomi. Nathan yang mengajari saya untuk melihat orang dari semua sisi jangan hanya dari sisi kita saja", ujar Adelia.

"Yuni, jangan jadikan Naomi beban. Naomi tidak bermaksud jahat dengan kembali ke sini. Dia sudah move on juga kok", ujar Adelia lagi.

Nathan pernah menceritakan kepada Adelia, Naomi mempunyai banyak kawan pria dan wanita karena Naomi memang supel dan tulus. Nathan telah memberikan pengertian kepada Adelia untuk tidak usah mencurigai Naomi lagi dan Adelia mempercayai perkataan suaminya. Yuni masih mendesah kesal.

"Sudah Yuni, jangan dibawa pikiran. Yang terpenting sekarang yang ada di depan kalian, jalani hidup yang kalian pilih", nasehat Adelia lagi.

"Aku akan mencoba Adel. Semoga benar tidak ada acaman untukku dengan kembalinya Naomi ke sini" ujar Yuni sambil bangun dan berjalan keluar. Adelia hanya menggelengkan kepalanya.

"Kodok loe harusnya jujur sama Yuni", desis Adelia. Namun sebentar kemudian dia kembali mengerjakan pekerjaannya.