"Bruk" ....
Xavier kaget mendengar suara Xena yang menaruh tasnya dengan kasar di atas meja kerja.
"Wooi ...ruangan kantor ini bukan cuma punya kamu doang Xena", protes Xavier.
Dia memungut kertas-kertas yang tadi sempat dia lempar karena kaget.
"Dosen menyebalkan kak. Seharusnya tadi aku tabrak dia pake mobil bukan pakai badanku", dumel Xena.
"Siapa?", tanya Xavier.
"Dosen baru. Kamu kayanya ngga kenal. Aku juga baru liat hari ini", kembali Xena berkata.
"Pria atau Wanita?", tanya Xavier iseng.
"Cowo. Ganteng si tapi menyebalkan banget", dumel Xena.
"Pacarin aja", ujar Xavier asal.
"Pala loe benjol kak. Ogah banget deh. hiii ", ujar Xena dengan mimik muka jijik.
"Hahahaha... Awas ntar Adrian bakalan ngamuk loh", ujar Xavier menggoda.
"Kak Adrian?. Buat apa dia ngamuk. Pengecut gitu. Aku deketin malah dia yang kabur. Bikin naik darah", ujar Xena kesal.
"Kerja... Kerja ... Ntar Daddy tau ngomel", ujar Xavier langsung mengerjakan kerjaannya kembali.
"Ya udahlah, aku ke bagian recruitment dulu deh, katanya mereka akan melakukan interview hari ini untuk bagian Invoice", ujar Xena sambil ngeluyur keluar.
"Wait. Guna nya kamu ikut interview untuk apa?", tanya Xavier tak mengerti.
"Kak Xavier gimana si. Bagian Invoice kan masuk divisi di bawah aku. Aku mesti tau dong kualitas anak buah aku yang baru", keluh Xena lalu meninggalkan Xavier yang hanya mengangguk-angguk saja.
"Akh bilang aja alasan mau ngelaba", kata Xavier pelan.
Xavier tau betul kebiasaan adiknya. Xena memasuki lift dan menuju ke lantai 4 ruangan pak Wisnu bagian HRD. Sampai di ruangan pak Wisnu, Xena mengetuk pintu dan membuka pintu ruang kerja pak Wisnu.
"Siang pak Wisnu, jadi interview hari ini pak?", tanya Xena.
"Oh Xena, iya, jadi. Kamu ke ruang meeting aja dulu ya. Di sana ada Adrian sama Kiki", ujar pak Wisnu tersenyum.
"Kak Adrian?", tanya Xena tak mengerti.
"Iya, bagian IT masih butuh satu orang lagi menggantikan pak Xavier", ujar Wisnu menjelaskan yang dijawab O panjang oleh Xena.
Xena lalu menutup pintu ruangan pak Wisnu dan melangkah menuju ruang meeting tak jauh dari situ dengan langkah malas. Sampai di depan ruangan meeting, sudah ada beberapa orang menunggu.
Semua mata memandang ke arah Xena dengan takjub melihat gadis cantik itu yang kemudian disapa sopan oleh sekertaris pak Wisnu, Rena yang memanggil Xena dengan panggilan ibu Vice Presdir.
Xena masuk dengan langkah pasti ke ruangan meeting, lalu ia berjalan mendekati ke arah Adrian yang tidak menyadari kehadirannya.
Ketika Xena duduk di sebelah Adrian, sengaja ia agak menyenggol siku Adrian yang sedang menulis, dan Adrian yang merasa terganggu mulai memasang wajah kesal melihat orang yang duduk disebelahnya namun pandangannya berubah menjadi pandangan lembut ketika melihat Xena.
"Siang Bu Vice Presdir", sapanya.
"Xena ka, bukan Vice Presdir", goda Xena. "Tapi kan boleh panggil Xena kalau kita sudah diluar kantor, kalo masih di kantor panggilannya ibu Vice Presdir", ujar Adrian sopan.
"Terserah kamu deh kak", ujar Xena kesal.
Pak Wisnu muncul di pintu, Adrian akan bangun dari duduknya tapi kemejanya di tahan tangan Xena.
"Ngga boleh pindah. Harus di sini. Awas aja pindah", ancam Xena.
Adrian lalu duduk lagi dengan serba salah. Kiki yang duduk sebelah Adrian tersenyum geli melihat ulah Adrian. Pak Wisnu yang datang lalu duduk disamping Kiki dan kemudian interview dimulai.
Satu persatu peserta interview masuk dan diberikan pertanyaan sesuai dengan pekerjaan yang mereka lamar. Hampir semua peserta Pria mencuri pandang ke arah si cantik Xena yang membuat Adrian menahan geramnya sendiri. Apalagi Xena yang sedang Bad Mood sengaja melampiaskan dengan menggoda Adrian, merapatkan duduknya ke arah Adrian yang makin membuat nya salah tingkah.
"Kak, kenapa kamu ngga telp aku lagi?", tanya Xena dengan cueknya ketika interview sudah selesai.
"Maaf Bu, masih jam kantor, jadi lebih baik yang dibahas tentang pekerjaan", ujar Adrian sopan.
"Permisi saya lagi di tunggu bagian IT mau ada meeting internal", ujar Adrian lagi buru-buru pergi tanpa mendengarkan kata-kata Xena.
Xena hanya mendengus kesal. Kiki dan pak Wisnu pun meninggalkan Xena yang masih memasang wajah kesal di ruang meeting sendiri. Xena lalu bangun dari duduknya dan ia berencana mau kembali ke ruangannya. Xena menunggu lift sendiri. Agak lama lift terbuka dan Xena lalu masuk dan menekan angka lantai ruang kerjanya.
"Kamu kerja disini?", sapa sebuah suara yang amat dikenal Xena.
Xena menoleh ke belakang, dan dia melihat wajah seorang pria yang membuat moodnya jelek seharian ini.
"Ngapain ada disini?", tanya Xena agak tidak sopan.
"Loh saya yang bertanya duluan", ujar Pras cuek.
"Iya, saya kerja di sini. Mau ketemu siapa?", ujar Xena dengan cueknya.
"Oh. Berarti kamu kenal dong dengan Presdir WD ya pak Nathan Utomo", ujar Pras lagi.
"Kenapa kamu cari Daddy saya?", tanya Xena lagi.
Sebelum dijawab Pras, pintu lift terbuka dan Xena lalu keluar dari lift berjalan pergi tanpa mendengarkan jawaban Pras. Pras hanya diam melihat kepergian gadis itu lalu pintu lift tertutup dan membawa Pras naik satu lantai lagi ke lantai 9 ke ruang kerja Nathan Utomo.
Xena melangkah masuk ke ruang kerjanya, kali ini ia melihat Xavier sedang bekerja dengan Laptopnya dan sepertinya dia juga sedang melakukan chat dengan HP nya. Sekali-kali terlihat senyum diwajah tampannya.
"Pasti lagi chat sama kak Luna", ujar Xena sambil duduk di meja kerjanya.
"Kepo. Gimana dapat ngga yang cocok", ujar Xavier.
"Tau tuh si Kiki aja yang putuskan. Aku malas mikir. Dasar kak Adrian pengecut. Tau ngga kak, ketemu di tempat interview, beberapa kali dia berusaha menghindar dari aku. Dan yang bikin aku tambah bad mood, aku ketemu mahluk jadi-jadian itu lagi di sini. Dia mau ketemu Daddy", Ujar Xena curhat kepada Xavier.
"Siapa mahluk jadi-jadian?", ujar Xavier bingung.
"Itu dosen baru, si Prasetya. Dia mau apa ya ketemu Daddy?", kata Xena sambil menaruh jari telunjuk nya diatas bibirnya.
"Jangan-jangan mau jodohin kamu kali sama si Pras ... Hahahahaha", goda Xavier yang membuat Xena berteriak histeris.
"Tidak mau ka", teriak Xena.
"Ya sudahlah, ngga usa dipikirin. Kerja aja dulu. Besok mumpung hari Sabtu kita bisa leha-leha", ujar Xavier lalu kembali bekerja, begitu juga Xena yang langsung membuka Laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya.