"Selamat Ulang Tahun ya kak Madeline", ujar Xena ceria.
"Terimakasih ya. BTW ini bukan kado murah kan?", tanya Madeline angkuh.
"Bukan kok kak", ujar Xena lagi.
Pras yang berada di samping Xena agak bingung melihat perbedaan sikap antara Xena dengan Madeline.
Xena begitu ceria dengan sikapnya yang santun sedangkan Madeline kelihatan sekali keangkuhan dalam sorot matanya.
Seperti saat ini Madeline melihat ke arah Pras dari atas sampai bawah dan saat menyadari ketampanan pria yang berdiri di depannya ini tersungging senyuman di bibirnya yang menurut Pras sangat kaku.
"Siapa ni? Pacar baru lagi?", tanya Madeline.
"Ini pacar beneran aku kak. Kenalkan ini kak Prasetya dan kak Pras ini kak Madeline. Tadi kamu Uda ketemu belum?", tanya Xena melihat ke arah Pras.
"Selamat Ulang Tahun ya. Tadi ke sini belum ketemu si", ujar Pras sambil menyodorkan tangannya lalu segera menariknya kembali karena Madeline agak menggelitik tangan Pras yang membuat Pria itu risih.
"Aku ke kak Xavier dulu ya kak. Ayo kak Pras", ujar Xena sambil menarik tangan Prasetya. Madeline menahan tangan Xena.
"Itu kekasih Xavier orang mana?. Aku belum pernah melihatnya. Tapi tetap si masih cantikan aku dibanding dia. Xavier ngga salah pilih tuh", ujar Madeline lagi memandang sinis ke arah Luna yang sedang duduk berdua dengan Xavier agak di pojok tempat pesta.
"Aku ke sana dulu ya kak", ujar Xena lagi sambil melepaskan pegangan Madeline dan menarik tangan Pras.
"Xena, kenapa sepupu kamu berbeda sekali dengan kalian ya?", tanya Pras saat dia sudah berjalan sejajar dengan Xena.
"Kan beda didikannya kak", ujar Xena pelan.
"Kak Luna kamu cantik banget. Apa aku bilang, cocok kan baju ini buat kamu. Memang itu ditakdirkan menjadi milikmu kak", ujar Xena memuji Luna saat Xena sudah berdiri di hadapannya.
"Adikku memang pintar memuji", ujar Xavier sambil mengacak-acak rambut Xena.
"Kakak, kebiasaan ni. Rambutku Uda rapi tadi", dengus Xena kesal sambil merapikan rambutnya.
"Kamu tetap cantik sayang", ujar Pras sambil membantu merapikan rambut Xena.
"Alaaaaaa so sweet. Kamu belum liat aja kalo ni anak bangun tidur. Masih banyak iler dimukanya", ledek Xavier.
"Sembarang. Aku ngga pernah ileran. Ada juga kamu kak", ujar Xena lagi.
"Ngomong apa tuh si sombong Madeline? Sumpah aku kesal banget denger komentar dia tentang Luna tadi", ujar Xavier kesal.
"Sudah sayang, komentar dia benar kok", ujar Luna sambil memegang lengan Xavier.
"Kak Luna, jangan dengarkan omongan kak Madeline ya. Dia orangnya suka iri hati dengan orang lain. Anggap aja semua omongan hanya angin lalu aja ya. Kamu lebih cantik dari dia dan kamu lebih baik dalam segalanya sehingga kak Xavier mantap memilih kamu kak. Jangan dengarkan omongan ngga jelas dari orang lain, tetap hanya melihat pandangan dan omongan dari kakak ku saja ya kak", ujar Xena lembut.
Pras melihat ke arah Xena dan ia sangat kagum dengan gadisnya, dia menyentuh pinggang Xena dan mengusap lembut punggung Xena.
"Tuh Luna dengarkan kata Xena. Ngga usah dengarkan kata orang lain. Yang penting kamu dimataku adalah wanita yang terbaik yang telah aku pilih jadi pendamping ku", ujar Xavier lalu mencium kening Luna.
"Terimakasih ya, untuk semuanya. Untuk pakaiannya dan untuk kata-kata mu yang bikin damai hatiku", ujar Luna yang lalu menarik Xena dalam pelukannya.
"Sudah kak, jangan menangis akh, ngga enak kelihatan orang ntar disangkanya aku ngebully kamu", ujar Xena setelah melepaskan pelukannya lalu menyeka air mata yang terlihat jatuh di pipi Luna.
"Kak, usap punggungku lagi dong. Lumayan meredakan nyeri aku. Aduh tersiksa banget ni kalo lagi datang bulan gini", keluh Xena yang membuat Pras lalu mengusap punggungnya lagi.
"Mau aku antar ke dokter? Bahaya kalo terlalu nyeri loh", ujar Pras perhatian.
"Ngga apa-apa. Palingan cuma sehari aja sakitnya. Nanti juga akan baik dalam dua atau tiga hari", ujar Xena kembali ceria.
"Daddy sama Mommy mana ya kak?", tanya Xena lagi.
"Ngga tau. Palingan di dalam rumah sama Aunty Anastasia dan Uncle Michael", ujar Xavier sambil tetap memeluk tubuh Luna. Luna terlihat banyak tersenyum dalam pelukan Xavier sekarang.
"Kak kenapa yang datang ngga banyak ya?", tanya Xena sambil melihat ke sekelilingnya.
"Terang aja ngga banyak, mulutnya Madeline seperti cabai suka pedas kalo omong sama orang", ujar Xavier ketus.
"Kasihan kak Madeline ngga punya teman ya. Yang datang sekarang juga kayanya teman-teman yang kenal sama Mommy dan Aunty Anastasia ya. Mungkin mereka ngga enak sama Mommy dan Aunty kalau sampai ngga datang ya. Itu aja ngga ada yang berlama-lama berbicara dengan kak Madeline", ujar Xena sambil melihat ke arah Madeline yang hanya berdiri sendiri hanya ditemani oleh seorang pelayan yang tampak kepayahan disuruh-suruh oleh Madeline.
"Makanya kalian perempuan jaga mulut kalian jangan suka buat orang sakit hati", ujar Xavier.
Tak lama Nathan dan Adelia tampak berjalan menghampiri mereka.
"Cantik masih sakit ngga perutnya?", tanya Adelia saat dia sudah berada di dekat Xena.
"Masih Mommy. Ini aja lagi minta kak Pras usap punggungku, enak Mom kalo punggungnya di usap-usap gini", ujar Xena sambil meringis.
"Anak gadis Daddy sedang datang bulan jadinya nyiksa orang lain lagi ya. Sabar ya Pras, anggap aja latihan", ujar Nathan menggoda Pras.
"Tenang aja om, buat Xena apa si yang engga", ujar Pras mantap.
"Luna mumpung Daddy belum lupa. Akhir bulan ini Daddy sama Mommy rencananya akan menemui Ibu kamu untuk melamar kamu buat Xavier. Perkiraan sekitar dua bulan lagi kalian menikah jadi sebelum Daddy dan Mommy berlibur kalian sudah menikah dan menjaga Xena", ujar Nathan tegas yang membuat Xavier tersenyum lebar.
"Beneran Daddy? Nanti aku yang kasih tau Ibu nya Luna. Dengar tuh sayang, dua bulan lagi kita menikah", ujar Xavier yang membuat Luna bersemu merah karena malu.
"Dan kamu Pras, bilang papa kamu untuk menemui saya pertengahan bulan depan, kalian bertunangan dulu baru menikah setelah Xena lulus kuliah. Bukan begitu Xena mau mu?", tanya Nathan yang disambut anggukan ceria Xena.
"Om kalau aku menikahi Xena 6 bulan lagi gimana? Biar aja Xena tetap kuliah walaupun sudah menikah. Aku akan dukung dia kuliah sampai lulus jadi sarjana walaupun dia sudah menjadi istriku", ujar Pras memprotes.
"Astaga kamu ngga sabaran ya kak", ujar Xena sambil memelototi Pras.
"Aku ngga mau lama-lama Xena. Aku ngga mau kehilangan kamu", ujar Pras lesu.
"Ya sudah, gini aja. Suruh papa kamu datang dulu pertengahan bulan depan, kita bicarakan nanti saat pertunangan kalian enaknya gimana", ujar Nathan sambil tersenyum.
"Baik om, saya akan bilang papa biar mengosongkan jadwalnya bulan depan", kata Pras tersenyum.
Tak lama terdengar suara gelas jatuh ke lantai dan semua orang menatap ke arah suara. Tampak di sana seorang wanita berdiri dengan muka marah melihat ke arah Madeline dan Madeline sedang memegang pipinya yang memerah.
"Urus tuh keponakanmu", ujar Nathan kepada Adelia yang cemberut lalu berjalan menghampiri ke arah mereka. Anastasia dan Michael tampak agak berlari menuju ke arah Madeline.
"Ada apa ini?", tanya Anastasia. Ia melihat ke pipi anaknya lalu ke wanita yang berdiri di hadapannya.
"Tante, Tolong ajari sopan santun ke Madeline. Seenaknya aja menghina orang lain seperti itu. Kalian juga ngga kaya-kaya amat kok. Rumah kalian aja masih numpang sama Kakek Henry Wijaya tapi mulut Madeline terlalu sombong seenaknya menghina kami", caci maki wanita cantik itu.
"Madeline minta maaf kepada mereka. Mama tau pasti kamu yang salah kan. Minta maaf", ujar Anastasia marah.
"Mama tanya dulu Madeline, benar dia yang salah atau mereka yang melebih-lebihkan", bela Michael.
"Mereka yang melebih-lebihkan papa", ujar Madeline membela diri.
"Mba benar kata Madeline?", tanya Anastasia kepada pelayan yang dari tadi ada di dekat Madeline.
"Benar kata si mba ini nyonya. Nona Madeline menghina mereka", ujar si mba polos yang membuat Madeline melotot kepadanya. "Madeline, minta maaf", hardik Anastasia. "Maaf", ujar Madeline takut karena suara keras mamanya. Lalu ia berlari masuk ke rumah dan masuk ke kamarnya.
"Maafkan ya. Maaf banget. Silakan dinikmati pestanya", ujar Anastasia sopan ke wanita tadi.
"Ngga apa Tante. Maaf juga ya bikin kacau acara. Kami langsung pamit pulang aja ya Tante soalnya jadi bad mood", ujar wanita itu kemudian lalu pergi keluar dari rumah diikuti beberapa orang yang ada di acara tersebut.
Akhirnya pesta selesai sebelum waktunya, keluarga Nathan Utomo berombongan pulang ke rumah di sebelah dengan saling berpasangan. Malam itu Luna tidak pulang ke rumahnya karena sudah terlalu larut malam dan ia menginap tidur bersama Xena yang membuat mereka berdua makin akrab saja. Sementara Pras dengan berat harus pulang ke rumahnya dan sampai di rumahpun dia masih sempat menghubungi Xena via Vicall.