Pertunangan Xavier dan Luna

Hari yang dinanti telah tiba. Rumah keluarga Nathan Utomo sudah ramai dengan saudara-saudara terdekat mereka. Pelayan sibuk menyajikan Snack dan minuman untuk para saudara.

Tampak ada ketegangan di muka Xavier sementara Xena yang duduk disebelahnya tampak cantik mengusap lembut punggung kakaknya berusaha untuk menenangkan. Banyu duduk di sebelah Xena dengan senyum tersungging diwajahnya sambil memangku baby Margaretha sementara Alex dan Sisca tampak sedang berdiskusi dengan Nathan dan Adelia.

Tak berapa lama, tampak seorang pria tampan berjas rapi memasuki rumah setelah memberi salam dan menyapa kerabat yang di dekat pintu. Xena langsung bangun dari duduknya menyambut kedatangan Prasetya, namun ada perubahan muka di wajah Banyu.

"Semua perkenalkan ini juga calon menantu saya, Prasetya, calon nya Xena. Mereka juga akan bertunangan bulan depan", ujar Nathan dari dalam rumah menghampiri Prasetya yang langsung mencium tangannya. Semua kerabat memberi salam dijawab ramah oleh Prasetya.

"Maaf ya om telat datang, ke kantor dulu tadi", ujarnya.

Semua yang melihat tampak takjub dengan kedua orang tampan yang sedang berhadapan itu karena keduanya memang mempunyai karisma yang kuat sebagai CEO.

"Sudah beres urusan mu?", tanya Nathan.

"Sudah om. Saya kebut dari kemaren", ujar Pras santai. Ia lalu memeluk Xena yang datang mendekati nya.

"Selamat pagi", ujar Pras melihat ke Xena lembut saat ia melepaskan pelukannya. Tangannya tetap meraih pinggang Xena.

"Alex ini calon mantu gw, Prasetya. Pras ini Alex, adik angkat om", ujar Nathan memperkenalkan Prasetya dengan Alex yang datang menghampiri.

Setelah berjabat tangan, Alex tampak melihat ke arah anaknya yang duduk sambil memangku baby Margaretha yang tampak menunduk.

"Ayo masih ada yang ditunggu lagi ngga? Xena gimana disana kesiapannya Uda siap belum?", tanya Alex kemudian.

"Sudah om, barusan kak Luna Uda info Mereka uda ready di sana", ujar Xena.

"Ya Uda ayo jalan", ujar Nathan lalu keluar rumah.

Adelia lalu menggandeng tangan Xavier yang sedari tadi tegang. "Jangan tegang kakak. Jelek akh", ujarnya sambil mengelus punggung anak sulungnya.

"Gimana ngga tegang si Mom, ini pertama kali buat aku", ujar Xavier membela diri.

"Emang mau berapa kali Xavier?", goda Pras yang berjalan bersama Xena dibelakangnya.

"Eh bulan depan gw bales loe ye. Jangan-jangan loe lebih tegang dari gw sekarang, gw ketawain abis", ancam Xavier.

"Ampun bos ... hahaha", ujar Pras tertawa.

Xena memukul lengan Pras pelan, "Kamu orang lagi tegang gitu digodain. Aku Uda cape layanin dia dari pagi. Sampe pake dasinya aja aku yang pakein tuh sangking dia ngeblank mau apa. Kalo ngga aku yang siapin semua pagi tadi, belum apa-apa dia sekarang", ujar Xena.

"Astaga, Bos WD bisa tengang juga. Ikut tender paling jago ngga ada takutnya, mau tunangan malah grogi. Parah akh", goda Pras lagi.

"Awas aja loe ya. Beneran bulan depan ekspresi loe bakalan gw masukkin ke Y tube", ancam Xavier lagi mendengar kata-kata Pras.

"Hahahahahaa ... kalo gitu gw rekam ekspresi loe duluan ya yang gw masukkin y tube", Ujar Pras lagi makin menggoda Xavier.

"Sudah kalian kaya anak ABG aja saling meledek gitu", ujar Adelia.

"Iya dia balas dendam tu Mommy gara-gara aku kalahin saat tender kemaren", ujar Xavier.

"Ye siapa suruh nyalip. Uda tau gw dikit lagi gol", ujar Pras kesal.

"Gol dari mana, loe masih banyak kesalahan di proposal nya gitu", ujar Xavier membela diri.

"Uda akh Kok malah bahas kerjaan. Kamu juga kak Pras, Kak Xavier ngga naik-naik tuh gara-gara ngeladenin kamu berdebat", ujar Xena memelototi Pras.

"Maaf sayang", ujar Pras memelas.

"Keok loe sama Xena", tawa Xavier lepas melihat Pras yang langsung diam.

"Daripada gw diboikot Xena", jawab Pras ringan.

Xavier lalu masuk ke dalam mobil Alphard bersama Adelia, Nathan, Alex dan Sisca serta baby Margaretha. Banyu ikut ke mobil orang tua Nathan sedangkan Henry Wijaya sekeluarga menggunakan mobil Michael.

Pras akhirnya masuk ke mobilnya terakhir bersama dengan Xena. Hari ini sengaja Pras membawa mobil Vellfire nya agar bisa memasukkan segala bawaan untuk seserahan Xavier kepada Luna.

Waktu berjalan cepat, tibalah mereka disebuah aula pertemuan. Kebetulan aula itu milik Xavier yang ia investasikan untuk disewakan. Parkiran yang luas dan tempat yang nyaman membuat tempat itu selalu full booked.

Nathan keluar mobil diikuti Alex, Adelia dan Sisca yang menggendong baby Margaretha.

Beberapa remaja kerabat Nathan menghampiri mobil Prasetya mengambil barang bawaan untuk seserahan. Xena dan Pras pun kebagian membawa. Xena yang paling ringan, karena ia hanya membawa sepasang cincin untuk pertunangan kakaknya dengan Luna.

Mereka berbaris rapi dibelakang Xavier yang diapit Adelia dan Nathan, lalu Cakra Utomo dan istrinya diikuti Henry Wijaya dan Istrinya kemudian Alex dan Sisca lalu diikuti beberapa kerabat dan para remaja yang membawa barang seserahan. Xena dan Pras berbaris di belakang. Madeline dan Banyu berdiri di depan mereka dengan membawa kotak kue dan buah.

"Kak Madeline, kamu cantik sekali", puji Xena. Madeline yang dipuji menoleh ke belakang.

"Ih baru nyadar ya aku cantik. Dari dulu kan", ujar Madeline angkuh lalu melihat ke depan lagi.

Pras hanya tersenyum lalu berbisik, "Cantikkan kamu sayang", ujarnya sambil mengusap punggung Xena dengan tangannya yang bebas tak membawa apapun.

"Kak Pras, itu pegang pakai tangan dua ntar jatuh lagi", ujar Xena menunjuk ke barang bawaan Pras.

Dengan terpaksa Pras lalu membawa kotak bawaannya dengan kedua tangannya. Mereka kemudian masuk ke aula dan setelah menyerahkan barang bawaannya, mereka mengambil posisi duduk senyaman mereka.

Sempat ada bisik-bisik diantara kerabat Luna memperhatikan ke arah Xena dan Pras yang beritanya sempat membuat heboh beberapa waktu lalu dengan Andrew. Xena yang agak risih memilih duduk di barisan paling belakang.

Acarapun di mulai dari perkenalan keluarga sampai dengan acara puncak dimana setelah acara lamaran keluarga Nathan Utomo yang diwakili oleh Alex diterima oleh Paman Luna yang mewakili keluarga Luna. Papa Luna sudah lama meninggal dunia, mama Luna menghidupi ketiga anaknya seorang diri dan setelah Luna bekerja, dia banyak membantu membiayai keluarganya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pertukaran cincin antara Luna dan Xavier. Tampak ketegangan terlihat di wajah keduanya. Setelah acara mereka baru bernafas lega. Kini acara merupakan ramah tamah dan makan siang.

"Selamat ya kak Luna, segera jadi kakakku ya biar aku dirumah ada teman kalau mereka-mereka ini meninggalkan aku lagi sendiri di rumah", ujar Xena sambil menujuk ke arah kakak dan orang tuanya.

"Makasih ya cantik. Kamu juga kan bulan depan menyusul cantik", ujar Luna riang.

"Bagaimana kalau kita menikah bareng aja", usul Prasetya.

"Kamu tuh kak. 6 Bulan lagi aja aku sebenarnya berat, ini lagi mau bareng kak Xavier 2 bulan lagi", gerutu Xena.

"Sayang aku kan maunya lebih cepat lebih baik", ujar Pras memelas.

"Astaga Pras, loe Uda ngga tahan. Rasain loe. Gw menang lagi ya. Makanya banyak berdoa", ledek Xavier penuh kemenangan.

"Aku ngadep om Nathan juga ne sekarang", kesal Pras.

"Berani kamu?", tanya Xena.

"Berani, siapa takut. Aku benar kok, aku mau nikahin anaknya lebih cepat aja, apa yang ditakutin", ujar Pras percaya diri.

"Waduh dia berani sama Daddy. Belum tau aja siapa Daddy kita dia Xena", ujar Xavier meledek.

"Apa yang perlu ditakuti", ujar Pras cuek.

"Ngomong apaan si kalian?", ujar Nathan tiba-tiba sambil menepuk bahu Pras yang membuatnya kaget. Xena, Xavier dan Luna yang melihatnya tertawa terbahak bahak.

"Katanya berani, ditepuk gitu aja kagetnya sampe segitunya", ledek Xavier lagi.

"Ada apa?", tanya Nathan lagi.

"Ngga ini om. Om Nathan, apa ngga bisa aku menikah dengan Xena dua bulan lagi aja bareng sama Xavier", ujar Pras pelan.

"Astaga Pras. Kamu maunya buru-buru aja. Sudahlah, kamu enam bulan lagi aja daripada saya suruh tunggu 6 tahun lagi. Pilih mana?", tanya Nathan tegas.

"Iya deh 6 bulan lagi om", ujar Pras lemah. Makin tertawa lepas lah Xavier melihat ekspresi Pras.

"Rasain loe", ledeknya.

Pras hanya pasrah dijadikan bahan ledekan Xavier, namun mereka akhirnya bercakap-cakap dan tertawa bersama. Hampir semua mata memandang mereka takjub melihat sekelompok anak muda yang gagah dan cantik sedang bercengkrama.

Sementara ada sepasang mata sedih melihat ke arah Xena, mata yang broken heart karena niatnya sebelumnya juga akan melamar Xena namun tidak mungkin terjadi karena ternyata Xena telah memiliki pilihannya sendiri.

Alex menghibur anak sulungnya begitu juga Sisca. Mereka berharap anak sulungnya dapat segera move on dari cinta pertama nya kepada Xena.

Acara pertunangan diakhiri dengan suka cita. Xavier, Xena dan Pras sengaja tinggal saat keluarga yang lain kembali ke kediaman Nathan Utomo. Mereka membantu keluarga Luna membawa kembali barang seserahan setelah mereka juga memberikan sejumlah makanan matang untuk dibawa pulang keluarga Nathan Utomo. Hampir larut Xavier dan Xena diantar pulang oleh Pras kembali ke rumah mereka.