Kembali Menjadi Teman

Nathan dengan langkah tegap menggandeng Adelia memasuki rumah orang tua Nathan, Cakra Utomo. Kepala pelayan rumah keluarga Cakra Utomo langsung mengarahkan Nathan ke ruang kerja Cakra Utomo. Di ruang keluarga, Adelia memisahkan diri, dia menghampiri mertua perempuannya yang sedang asik menonton acara talkshow.

"Mami sedang nonton apa?", tegur Adelia sambil kemudian mencium tangan mami Nathan dan duduk disebelahnya.

"Kamu sama Nathan? Mana anak itu? Itu talkshow, bagus acaranya", ujar mami Nathan.

"Iya sama Nathan. Lagi bicara sama Papi tadi katanya ditelpon Papi suruh datang ke sini", ujar Adelia.

"Iya Papi lagi sama Alex di ruang kerjanya dari pagi", ujar mami lagi yang membuat Adelia mengerti mengapa Nathan dipanggil oleh Cakra Utomo.

Nathan yang masuk ke ruang kerja Cakra Utomo sedikit kaget melihat Alex yang duduk di sofa, tapi Nathan sengaja berekspresi biasa agar tidak diketahui apa yang sedang ia pikirkan.

Nathan menghampiri papinya yang duduk di sofa single paling ujung dan mencium tangannya lalu ia duduk di sofa single di seberang papinya tanpa menegur ke arah Alex.

"Ada apa dengan kalian berdua? Papi tidak mengijinkan pengumuman yang kamu mau pasang di situs resmi WD ya Nathan. Tidak ada pemutusan hubungan kekeluargaan di keluarga Utomo", ujar Cakra Utomo tegas.

"Papi sudah tanya orang ini apa yang dilakukan anaknya sehingga aku akan membuat pengumuman itu?", tanya Nathan melirik tajam ke arah Alex yang tertuduk diam. Aura membunuh Nathan terlihat jelas dari pancaran matanya.

"Alex tidak mau mengatakan apapun juga saat papi tanya ada apa diantara kalian", ujar Cakra Utomo makin tak mengerti.

"Anaknya mau memperkosa Xena saat Xena masuk RS kemaren. Xena dalam keadaan terinfus dipaksa oleh anaknya yang bajingan itu", ujar Nathan dengan suara meninggi.

"Banyu hanya ingin mencium Xena bukan memperkosanya", bela Alex.

"Oh hanya menciumnya dengan paksa saat Xena sedang terbaring lemah? Baiklah, aku akan suruh orang untuk mencium Sisca dengan paksa di depan kamu, aku mau lihat bagaimana reaksi mu. Oh jangan Sisca bagaimana dengan baby Margaretha saja, sama-sama anak perempuan", kata Nathan dengan tajam ke arah Alex yang kemudian mulai marah mendengar perkataan Nathan.

"Aku bunuh kamu", ancam Alex.

"Lihat Papi, diapun akan membunuhku kalau itu terjadi padanya. Akupun melakukan hal yang sama untuk melindungi keluarga ku. Aku hanya memukul anaknya satu kali dan Pras juga satu kali. Apa kamu ngga punya otak huh? Xena itu perempuan, apa yang kamu ajarkan ke anak laki-laki mu untuk melencehkan perempuan seenaknya? Kamu lahir dari perempuan, kamu menikahi perempuan. Perempuan yang menjadi ibu, perempuan yang jadi istri seharusnya kita laki-laki melindungi perempuan kita dengan segenap jiwa raga. Kalau Banyu memang mencintai Xena seharusnya dia melindungi Xena bukan malah melecehkan Xena seperti kemaren. Otakmu kamu tinggal dimana?", ujar Nathan berapi-api.

"Alex bagaimana penjelasan mu?", tanya Cakra Utomo mulai meninggi.

"Iya Papi, saya salah tidak mendidik Banyu dengan baik. Maafkan saya Nathan, maafkan Banyu", ujar Alex lemah.

"Apa maaf? Kamu pikir kata maaf saja cukup? Lihat Xena, dia begitu trauma dengan perbuatan Banyu", hardik Nathan makin meninggi.

"Saya akan suruh Banyu bertanggung jawab, Banyu akan menikahi Xena", ujar Alex.

"Oh tak perlu. Aku tak perlu laki-laki bajingan macam itu untuk mendampingi anak gadisku. Sudah tepat pilihanku, Jumat ini Prasetya akan menikahi Xena sesuai permintaan Xena dan jangan harap kamu dan keluargamu dapat mendekati Xena lagi. Tak akan kubiarkan Xena terluka lagi karena kalian", teriak Nathan.

"Oh tentu saja kamu akan menikahkan anakmu dengan yang sederajat dengan mu", sindir Alex.

"Apa maksudmu? Sederajat. Asal kamu tahu, Pras menjunjung tinggi nilai perempuan, dia tidak pernah main-main dengan Xena. Sejak pertama yang dia mau langsung menikahi Xena bukan mempermainkan Xena bahkan dia tidak melecehkan Xena seperti anakmu", ujar Nathan marah, dia bangun dari duduknya. Alex mulai takut kalau Nathan akan menyerangnya dan dia bergeser ke arah Cakra Utomo.

"Nathan tenang dulu nak. Alex kamu juga. Apa kamu pernah melihat Nathan melihat orang dari hartanya, kedudukannya atau memilih-milih orang yang bisa dekat dengan dia maupun keluarganya huh?", hardik Cakra Utomo kepada Alex yang kini makin menunduk bersalah.

"Maaf papi. Saya salah bicara", ujar Alex.

"Maaf Nathan, saya benar-benar khilaf. Maafkan saya dan anak saya", ujar Alex sambil menyatukan kedua tangannya memohon kepada Nathan. Nathan mulai tenang dan kembali duduk.

"Baiklah aku ngga akan buat pengumuman itu. Tapi sudah tidak ada lagi hubungan persaudaraan diantara kita. Kita mulai dari pertemanan dan kembali menjadi teman saja. Aku tidak akan menganggap kamu adik angkat aku lagi. Kita hanya berteman saja mulai sekarang. Untuk Jabatanmu tidak akan aku copot tapi begitu kamu buat kesalahan tidak akan ada hak istimewa yang selama ini kamu dapatkan dari aku lagi. Kamu akan langsung Out dari WD Group", ujar Nathan berdiri langsung berjalan keluar dari ruang kerja Cakra Utomo.

Terdengar ucapan terima kasih dari mulut Alex saat Nathan membuka pintu ruang kerja Cakra Utomo.

Nathan keluar dan menuju ke arah maminya yang lagi bercengkrama dengan Adelia di ruang keluarga. Adelia yang melihat Nathan memberikan senyuman dan Nathan langsung mencium pucuk rambut Adelia dan mencium tangan maminya.

"Uda selesai?", tanya Adelia lembut.

"Sudah. Ayo. Katanya mau temani Xena fitting baju pengantin?", ujar Nathan tersenyum.

"Xena, bukannya yang mau menikah Xavier?", tanya mami Nathan tak mengerti.

"Oh iya lupa bilang. Xena akan menikah dengan Prasetya Jumat ini ya mi. Mami ikut aja sekalian cari kebaya untuk mami. Nanti Nathan yang bayar", ujar Nathan ceria.

"Asik ikut, tunggu sebentar ya. Mami ganti baju dan bilang papi dulu. Eh Prasetya itu cowok ganteng yang bersama Xena sepanjang hari waktu Xavier tunangan kan? Kalau mami lihat sepintas gerak geriknya dan perlakuan nya kepada Xena mirip dengan kamu Nathan. Hati-hati sekali dia memperlakukan Xena sama seperti kamu ke Adelia. Mami setuju banget", ujar mami Nathan.

" Oke kan calon mantu ku mi", ujar Nathan tersenyum.

"Hebat", ujar mami sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

Lalu ia kemudian masuk ke kamarnya dan keluar sudah berganti lalu berjalan ke kamar kerja papi Nathan. Tak lama kemudian mami Nathan bersama Nathan dan Adelia menjemput Xena untuk melakukan fitting baju pengantin untuk Xena.