Maafkan Aku Xena

Keluarga Agung Bismarck datang menginjakan kakinya di kota ini. Keluarga yang terdiri dari Agung Bismarck, Wendy Bismarck istrinya dan ibu dari Prasetya, Anthony Bismarck dan Viola Bismarck kedua adik Prasetya.

Malam ini mereka mengajak Nathan sekeluarga makan malam bersama dengan tujuan untuk bertemu pertama kalinya dengan calon menantu mereka sebelum pernikahan.

Nathan sedang bersiap di ruang keluarga, sementara Xavier dengan Luna sedang pacaran di ruang tamu. Adelia mendekati Nathan yang memakai batik sewarna dengan Adelia.

Xena turun berpakaian rapi, ia menggunakan gaun sederhana namun elegan berwarna biru muda. Ia ternyata sudah janjian dengan Pras akan memakai pakaian sewarna malam ini.

"Ayo Uda siap Semua belum?", tanya Nathan.

"Ayo Dad. Yang bawa mobil siapa? kak Xavier ya? Berarti aku duduk dibelakang ya", keluh Xena.

"Kenapa? Kamu mau duduk di atas mobil?", tanya Xavier.

"Aku maunya duduk di depan", ujar Xena pelan.

"Ya Uda kamu duduk di depan aja, biar aku duduk dibelakang", kata Luna tersenyum.

"Engga kak. Aku ngga mau duduk disampingnya kak Xavier tapi duduk di depan kap mobil. Hahahahaha", goda Xena tertawa lepas.

Nathan yang mendengarnya tersenyum. Hatinya lega karena anak gadis kesayangannya sudah melupakan peristiwa buruk yang menipanya beberapa hari lalu.

"Ayo nanti telat", ajak Nathan.

Ia lalu menggandeng Adelia. Xavier berjalan lebih dulu masuk ke mobil Alphard diikuti Luna yang duduk disebelahnya. Lalu Xena masuk lebih dulu dan duduk di barisan paling belakang baru kemudian Nathan dan Adelia di tengah. Para pengawal sudah terlebih dahulu menggunakan dua mobil di depan dan di belakang mobil Alphard.

Setibanya di restoran milik Lexi Group, Xavier setelah memarkirkan mobilnya lalu keluar dan menggandeng Luna. Nathan keluar dan kemudian menggandeng Adelia berjalan memasuki Restoran. Xena masih diam di tempat parkiran, dia tertarik dengan ikan koi yang ada di kolam depan Restoran. Ia berjongkok melihatnya.

"Xena", panggil sebuah suara yang amat dikenal Xena.

Xena menoleh, lalu berdiri dan melihat Banyu, muka Xena memucat. Pengawal yang melihat buru-buru menghadang Banyu agar tidak mendekati Xena.

"Xena aku mau minta maaf. Maaf kan aku Xena", teriak Banyu.

Xena hanya diam saja, tak lama ada seseorang dari arah belakang Xena berjalan cepat ke arah Banyu dan tanpa basa-basi melayangkan satu tinju tepat ke arah muka Banyu yang langsung terhuyung ke belakang dan mengucurkan lagi darah dari sudut bibirnya yang masih belum sembuh.

Banyu menyeka darahnya dengan punggung tangannya dan melihat kearah orang yang baru memukulnya yang ternyata adalah Xavier dengan mata memerah dan rahang mengeras memandangnya dengan tatapan membunuh.

"Mau apa lagi ? Bajingan seperti kamu sudah tidak pantas lagi menunjukkan muka di depan Xena. Akan kubunuh kamu", teriak Xavier. Xena yang tersadar lalu memeluk kakaknya erat.

"Jangan kak Xavier. Jangan kak", teriak Xena dalam isaknya.

Luna yang baru keluar melihat ke arah mereka kaget namun dengan segera ia berlari memeluk Xavier. Xena melepaskan pelukannya dan kini ia beralih menghadang Pras yang akan mulai memukul Banyu.

"Jangan sayang. Banyu pergilah. Kamu sudah tidak diterima lagi disini Banyu. Tolong pergilah", Pinta Xena menjerit.

"Xena maafkan aku, keluargaku tak ada sangkut pautnya dengan tindakan ku. Maafkan kami Xena", pinta Banyu memelas.

"Heh Bajingan mau apa lagi kamu? Belum cukup kamu sakiti Xena?", teriak Pras.

Nathan yang akan melangkah keluar ditahan oleh Adelia sementara keluarga Agung Bismarck berada dibelakang mereka.

"Banyu pergilah. Pergilah Banyu", teriak Xena.

"Heh Bajingan apa kamu ikutin Xena sampai kamu tau Xena di sini? Akan kubunuh kau", teriak Xavier dan Luna agak kerepotan menahan Xavier demikian juga Xena yang menahan Pras.

"Pak tolong pegang Kak Xavier dan kak Pras" perintah Xena kepada para pengawalnya yang langsung memegang tubuh Pras dan Xavier yang berontak sekuat tenaga mereka. Xena lalu berlari ke arah Banyu.

"Banyu pergilah. Daddy tidak akan menggangu keluargamu. Keluarga mu adalah keluargaku juga. Pergilah Banyu. Aku dan Daddy sudah memaafkan kalian", ujar Xena lembut kepada Banyu.

"Xena kalaupun kak Xavier ataupun Pras ingin membunuhku saat ini, aku tak akan melawan. Aku tau perbuatanku tak termaafkan", ujar Banyu berusaha menyentuh Xena. Xena dengan segera menghindari sentuhan Banyu.

"Bajingan jangan sentuh Xena lagi. Pak jangan pegangi saya. Lepas atau kalian saya pecat", teriak Xavier.

Para pengawal mulai melepaskan Xavier yang dengan segera akan memukul Banyu namun Xena berdiri tepat di depan Banyu.

"Tidak kak. Sudah cukup. Kita bukan orang biadab. Maafkan kak. Maafkan Banyu. Tolong kak, jangan memukul lagi", jerit Xena. Pras yang sudah melepaskan dirinya menghampiri Xena.

"Jangan halangi Xena. Bajingan seperti ini tidak perlu dibela", ujar Pras dengan tatapan tajamnya.

"Sayang, sudah cukup. Sayang, maafkan Banyu. Banyu adalah saudaraku maafkan saudaraku sayang", ujar Xena lembut kepada Pras dengan tetap menjadikan tubuhnya tameng di depan Banyu. Banyu hanya menunduk memperhatikan Xena dari belakang.

"Banyu pergilah. Saya sudah bicara dengan papi mu kemaren. Papi mu masih memegang jabatannya di Surabaya dan keluarga Utomo tidak akan mengumumkan apapun. Jadi pergilah", teriak Nathan. Xena berbalik menghadap Banyu.

"Pergilah Banyu. Jangan buat emosi kakakku dan kak Pras meledak lagi. Kumohon pergilah Banyu", ujar Xena.

"Terima kasih", ujar Banyu kemudian berbalik dan pergi dengan langkah gontai meninggalkan tempat itu.

Para pengawal mulai berbaris berjaga lagi, sebagian mereka khawatir akan ada hukuman akibat kelalaian mereka yang bisa membiarkan Banyu lolos dari pengawasan mereka sehingga bisa menemui Xena.

Sepeninggalan Banyu, Pras lalu menarik Xena kedalam pelukannya dan memeluknya erat sekali. Agung dan Wendy berjalan mendekati pasangan ini dan menepuk pundak Pras pelan. Pras melepaskan pelukannya dan tersenyum melihat kedua orangtuanya.

"Papi, Mami, ini Xena, calon istriku", ujar Pras mengenalkan Xena yang tersenyum ramah. Xena lalu mencium tangan kedua orang tua Pras bergantian.

"Beruntung sekali anakku Pras, kamu mendapatkan seorang istri yang cantik fisiknya maupun hatinya. Tak ada keraguan sedikitpun pada hati kami menerimamu sebagai menantu kami", kata Agung lalu memeluk Xena begitu juga Wendy yang ikut memeluk Xena.