"Xena", teriak Delon saat ia melihat gadis itu berjalan ke arahnya sepulangnya dari kantor Administrasi.
Delon berlari membuka tangannya lebar namun sepasang tangan yang kokoh menarik Xena dalam pelukannya sehingga Delon berlari menangkap angin saja. Delon berbalik dan memandang geram ke arah pria yang telah menarik Xena tadi. Pria itu dengan cueknya membawa Xena pergi dari depan Delon.
"Waaait Xena", ujar Delon berlari menghampiri Xena. Pras lalu menukar posisi jalan sehingga saat ini ia ada diantara Xena dan Delon.
"Yaeeelaaaa pak Pras. Baru jadi tunangan aja Uda posesif banget so", Ujar Delon kesal.
"Siapa bilang tunangan. Jumat kemarin saya resmi jadi suaminya Xena di mata hukum negara dan hukum agama", ujar Pras ketus.
"Serius?", tanya Delon tak percaya.
Xena dan Pras memperlihatkan cincin kawin mereka dan saat Delon melihat ke arah Wilma dan Adriana, mereka mengangguk tanda membenarkan. Teman-teman Xena yang sedang duduk di depan Villa tertawa ngakak melihat Delon yang langsung bengong mendapatkan jawaban itu.
"Makanya Delon Uda dibilangin di Xena jangan dikejar lagi, loe masih ngga percaya si", ujar Wilma.
"Kalau gitu gw kejar Lily aja deh", ujar Delon langsung mau duduk disamping Lily tapi ia kalah cepat dengan Anthony yang langsung duduk di samping Lily.
"Kalau Lily juga sudah ada yang punya", ujar Anthony PD.
Lily mencubit lengan Anthony gemas tapi senyumnya adalah senyum bahagia. Lily melingkarkan tangannya ke lengan Anthony. Melihat penolakan yang kedua kali makin keras tawa teman-teman melihat Delon. Akhirnya Delon dengan gemas duduk di sembarang tempat.
Xena melepaskan pelukan Pras, lalu duduk disamping Wilma di sofa teras Villa. Pras yang celingukan mencari posisi duduk yang ternyata sudah penuh dengan teman-teman Xena.
"Pak Pras duduk samping saya aja", ujar Wati menggeser-geser paksa Adriana dan William yang duduk disebelahnya.
"Sayang duduk aja samping Wati kalo berani", sindir Xena. Pras nyengir melihat istrinya lalu dengan malas ia malah masuk ke dalam Villa.
"Mending aku duduk di dalam daripada ntar malam disuruh tidur diluar kamar", celetuk Pras. Namun tak lama ia keluar lagi membawa bangku lipat dari meja makan di dapur dan sebuah buku. Setelah meletakkan bangku lipat disamping Xena, Pras duduk dengan nyaman sambil membaca bukunya.
"Hei kalian kok tau kami disini? Siapa aja yang nyusul?", tanya Xena kepada Wati.
"Itu si Delon liat Instagram loe Xena, makanya dia ngajakin gw, Cindy sama Leon ikut. Tuh Cindy ama Leon emang lagi PDKT pacaran di tepi pantai", ujar Wati sambil menunjuk ke arah muda mudi yang sedang duduk dipinggir pantai.
"Kalian rencana mau menginap disini atau ada tempat lain yang akan dituju?", tanya Xena. Wati menggeleng karena memang mereka tidak ada planning apapun hanya mengikuti Delon saja. Xena mengeluarkan HPnya menghubungi Wahyu.
"Pak Wahyu, saya Xena. Apa masih ada Villa yang kosong untuk malam ini pak?. Penuh semua ya? Kamar juga? Oh ya Uda. Kalo gitu bisa kirimkan 4 ekstra bed ke Villa saya pak? Sekarang boleh kalau ada. Makasih", ujar Xena lalu menutup teleponnya.
Xavier terlihat berjalan menuju Villa sambil menggandeng Luna.
"Xena itu bukannya kak Xavier ya anak informatika yang Asdos itu. Kok ada disini juga? Loe kenal?", tanya Wati.
"Xena tuh kenal kak Xavier dari orok Wati. Kak Xavier kakak kandung Xena", kata Adriana menjelaskan.
"Xena kenapa loe ngga bilang kak Xavier Abang loe, gw fans berat dia", kata Wati.
"Justru karena itu gw ngga mau bilang Wati, cape gw kalo sampe pada tau gw adiknya. Itu calon istrinya, kak Luna, dua bulan lagi mereka menikah, jadi loe juga Uda ngga punya harapan", ujar Xena.
"Eh BTW kenapa loe ngga sama Delon aja? Delon kenapa loe ngga sama Wati aja? Berhubung kalian jomblo karat berdua", usul Wilma.
"Bener juga tuh Delon, setuju banget. Ayolah Wati, kalian jadian aja", ujar Xena.
"Gw sama Wati?", tanya Delon demikian juga Wati, "Gw sama Delon?".
Tak lama ada 2 orang OB membawakan 4 extra bed ke arah villa. Dua orang itu berjalan cepat hingga ia menyusul Xavier yang berjalan bersama Luna.
"Bu Xena ini mau ditaruh dimana?", tanya kedua OB tersebut.
"Tolong 2 naikkin ke atas dan 2 dibawah ya mas", ujar Xena dan kedua orang itu mengikuti perintah Xena lalu setelah selesai mereka pamit kembali ke kantor Administrasi.
"Hai kapan kalian tiba?" sapa Xavier ramah saat tiba di villa sambil tetap menggandeng Luna.
"Siang ini kak Xavier", kata Delon.
"Kamu Delon kan ya teman sekelas Xena", sapa Xavier.
"Iya kak. Kakak inget aja nama saya", ujar Delon semangat.
"Soalnya kamu yang paling banyak kena cubitan saat saya mengajar", ujar Xavier. Makin ngakak lah semua orang yang mendengarnya.
"Kok bisa kena cubitan?", tanya Luna tak mengerti.
"Aku juga ngga tau, teman-teman perempuan nya pada cubitin dia", ujar Xavier tersenyum.
"Itu kak, teman-teman kami yang terpesona sama kak Xavier hanya ingin mendengar suara kak Xavier aja, kalau ada yang buat rusuh makanya dicubit ramai-ramai", ujar Wilma menjelaskan.
"Delon itu biang rusuh", ujar Xena cekikikan.
"Xena kejamnya dirimu melupakan diriku. Yayang mbeb Xena", ujar Delon sambil meraung.
"Pras saingan loe tuh", ujar Xavier menggoda Pras.
"Ngga masuk kriteria saingan gw. Anak kecil", ujar Pras cuek dan Xena yang mendengar tersenyum memalingkan mukanya ke arah Pras yang kemudian menghadiahkan ciuman dikening Xena.
"Wuaaaahhh makin ngga ada kesempatan gw", tangis Delon makin keras saat melihat kemesraan keduanya.
Kawan-kawannya malah tambah tertawa lepas melihat tingkah Delon. Luna juga tertawa bersembunyi dibelakang punggung Xavier yang kemudian memeluknya mesra.
Wati begitu terpesona melihat ke arah Xavier tapi ia juga mencuri pandang ke arah Pras yang sedang duduk disebelah Xena.
Cindy dan Leon terlihat berjalan mendekat, Wilma, Adriana, Xena dan Lily bersenandung Wedding March sehingga mereka berdua tersenyum malu.
"Sudah kencannya?", tanya Xena saat Cindy mendekat.
"Apa si Xena. Geser dikit dong", ujar Cindy sambil duduk ditengah-tengah antara Xena dengan Wilma.
"Busyet Cindy, ngga muat, bokongmu gede juga ya kecil-kecil", teriak Xena.
Pras lalu menarik tangan Xena dan dalam sekejap Xena sudah duduk dipangkuannya. Tangannya langsung mengunci tubuh Xena namun juga tetap memegang buku yang dibacanya. Cindy menoleh ke arah Xena dan Pras heran.
"Kak Pras ini Uda jadi suami gw Cindy, kami sudah resmi menikah Jumat kemaren", ujar Xena menjelaskan yang membuat Cindy tersenyum malu.
"Yaaa mulai lagi deh tuh pengantin baru pamer lagi. Itu juga calon pengantin mulai pamer juga", teriak Adriana ke arah Xavier yang dengan cueknya mencium sisi kening Luna sambil memeluknya.
"Yayang Membeb kita juga bisa kok", kata William.
"Belum Boleh Willy", teriak Xena, Wilma, Adriana dan Lily kencang yang membuat William kaget.
"Astaga kalian", ujarnya William kaget.
Delon kemudian berjalan ke arah Wati dan memintanya menggeser duduknya sehingga Delon duduk disamping Wati.
"Nah gitu dong, Uda pas tuh jadian sama Wati, Delon... Yeeee", teriak Wilma yang akhirnya membuat semua tertawa terbahak.
"Eh Ikan sama Daging masih ada kan tadi? Bakar-bakaran lagi aja. Kalo ngga salah kemaren Xena beli Sosis juga. Nanti kita pesan Delivery aja ya", usul Xavier diikuti anggukan semuanya.
William, Delon dan Michael dengan semangat ke arah panggang dan mulai membuat bara lagi. Wati membantu Wilma dan Adriana menyiapkan lagi yang mau dibakar. Sore itu mereka semakin terlihat Akrab dan mereka merencanakan akan kumpul-kumpul lagi di kemudian hari dengan rencana yang lebih matang.