Sabtu pagi menjelang siang, keluarga Nathan Utomo bersiap-siap menuju ke Ruko tempat warung makan Yani Shu. Hari ini Nathan sengaja meliburkan para pengawalnya. Pras seperti biasa sudah bersiap dibelakang kemudi dengan Xena duduk manis disampingnya.
"Ayo kak Xavier, lama banget si", omel Xena.
"Yang lama Mommy tuh", bisik Xavier memprotes lalu menarik tangan Luna masuk ke mobil Vellfire Pras.
Tak lama Nathan keluar dari rumah menggandeng tangan Adelia yang membawa buket buah ditangannya.
"Mommy itu mau dimasukkan ke bagasi aja ngga?", tanya Pras kepada Adelia yang baru mau memasukkan kepalanya ke dalam mobil, Nathan masih menaruh tangannya dipinggir pintu masuk mobil menjaga kepala Adelia agar tidak terbentur.
"Ngga usa deh, aku pangku aja", ujar Adelia lalu masuk ke dalam mobil dan menggeser tempat duduknya agar Nathan bisa masuk dan duduk di sebelah Adelia.
Pintu mobil otomatis tertutup lalu Pras mengemudikan mobilnya menuju ke Ruko Yani Shu. Perumahan itu tidak terlalu jauh namun memakan waktu untuk sampai.
Sesampainya di depan Ruko, Pras memarkirkan mobilnya persis di depan Ruko. Banyak orang memandang heran karena mobil semewah Vellfire malah parkir di depan warung makan. Semua turun dari mobil dan Yani Shu yang sedang melayani pembeli agak kaget melihat Pras dan Xena yang datang bersama dengan Nathan dan Adelia. Xavier dan Luna berjalan mengikuti mereka di belakang. Yani Shu menghampiri mereka.
"Mama", ujar Xena bergantian dengan Pras mencium tangan Yani Shu yang sempat kaget karena Pras mencium tangannya.
"Ma, ini kenalkan mertua aku, Daddy dan Mommy Xena. Pak Nathan Utomo dan Ibu Adelia", ujar Pras memperkenalkan.
Nathan bersalaman dengan Yani Shu, dan Adelia bersalaman sambil berpelukan cium pipi kanan kiri dengan Yani Shu.
"Yang ini Xavier kakak Xena dan Luna istrinya", ujar Pras memperkenalkan Xavier dan Luna yang bergantian mencium tangan Yani Shu.
"Ayo ke atas aja ya lebih nyaman daripada di bawah", ajak Yani Shu.
"Ngga apa, kami di bawah aja. Emang mau makan kok rencananya ke sini. Eh ini buat cemilan aja", ujar Adelia sambil menyerahkan buket buah yang dibawanya.
"Terima kasih. Oh ayo mari silakan dicobain masakan saya. Maaf sederhana banget masakannya", ujar Yani Shu sambil menerima buket lalu membimbing Adelia untuk ke kaca estalase nya untuk memilih menu makanannya.
"Sayang, aku pesenin Soto Ayam aja pakai nasi ya sama teh hangat manis", ujar Nathan sambil duduk di kursi. Adelia mengangguk lalu memesankan sesuai permintaan Nathan.
Pras memang sengaja membuat warung makan ini lebih mirip restoran kecil dibandingkan warung makan biasa agar orang yang makan merasa nyaman apalagi Yani Shu apik sekali menjaga kebersihan nya sehingga orang makin nyaman makan disini.
"Hei kenapa kalian berdua disitu?", tanya Nathan kepada Xavier dan Luna yang menduduki meja yang berbeda.
"Ngga muat Dad", jawab Xavier singkat.
"Kan cukup buat berenam", ujar Nathan lagi.
"Uda ngga apa Dad, mumpung lagi sepi, biarin mereka biar berasa pacaran lagi Dad", ujar Pras lalu duduk disamping Nathan.
"Dasar kalian ya", ujar Nathan.
Adelia datang dengan membawa piring makannya yang terisi nasi dan lauk pauk, begitu juga dengan Xena. Xena memberikan piringnya kepada Prasetya.
"Xena, gw sama Luna ngga dipesenin?", tanya Xavier.
"Kakak pilih sendirilah, aku takut salah pesan. Kalo kak Pras mah aku tau selera dia. Ngga dimakan aku jitak", ujar Xena.
"Kamu ngga makan?", tanya Pras karena dia hanya melihat Xena membawa satu piring saja.
"Aku belum mau makan. Aku panggil Ryhan dulu deh, kata mama dia ada diatas", ujar Xena.
"Jangan naik tangga, nanti aku yang panggil, kamu disini aja", ujar Pras lalu bangun dari duduknya lalu menyuruh Xena duduk disamping Nathan.
Pras lalu berjalan ke arah tangga dan naik ke lantai atas. Tak lama kemudian dia turun sambil menggendong Ryhan bersamanya. Pras menurunkan Ryhan dan menuntunnya menemui Nathan dan Adelia.
"Ryhan cium tangan sama Daddy dan Mommy kakak Xena", ujar Pras dan Ryhan menurut mencium tangan Nathan dan Adelia.
"Ini siapa Pras?", tanya Adelia.
"Adik saya Mommy", ujar Pras sambil melepaskan tangan Ryhan yang berlari memeluk Xena yang duduk disamping Nathan.
"Hai sayang, Uda makan belum?", sapa Xena sambil mencium pipi Ryhan dan mendudukannya di sebelah Xena. Ryhan mengangguk.
"Adik kamu masih kecil, umur berapa?", tanya Nathan.
"Umurku 5 tahun", ujar Ryhan tegas.
"Siapa namamu?", tanya Adelia kepada Ryhan ramah.
"Ryhan Prasetya", ujar Ryhan mantab.
"Kok namanya sama kaya kamu", ujar Nathan kepada Pras.
"Itu mama yang kasih nama", ujar Pras sambil tersenyum dan duduk disamping Adelia.
Pesanan Nathan diantarkan dan ditaruh diatas mejanya sementara Luna dan Xavier sudah duduk di tempat mereka sedang memakan menu makanan mereka. Nathan bersemangat memakan makanannya demikian juga Adelia. Pras sempat menyuapi Xena agar ikut makan bersamanya sedangkan Xena asyik mengobrol bersama Ryhan.
Saat beberapa pembeli melewati meja mereka, mereka terlihat berbisik-bisik karena melihat ketampanan dan kecantikan dari keluarga Nathan Utomo yang dengan cueknya makan dengan lahap di warung makan yang sesederhana ini.
Selesai makan, Yani Shu menghampiri meja Nathan dan Adelia. Pras bangun dari duduknya menyuruh Yani Shu duduk disebelah Adelia sementara Pras pindah ke sebelah Xena memangku Ryhan. Ryhan tampak takjub sambil memegang perut Xena dan merasakan getaran-getaran bayi dalam perut Xena.
"Maaf ya kalau masakannya ada yang kurang", kata Yani Shu sopan.
"Engga kok justru sebaliknya enak banget. Pantas untuk buka catering ni", ujar Adelia memuji.
"Oh iya ma, itu mumpung diingetin Mommy. Kamu mau coba buat catering ngga? Itu Xavier punya Aula yang disewakan, kamu bisa masukkan menu-menu catering kamu ke sana, jadi kamu bisa jadi supplier nya", ujar Prasetya kepada Yani Shu.
"Iya Tante, masukkan aja proposal nya nanti biar kita bisa tawarkan ke customer kita yang pakai Aula. Lumayan loh Tante, Aula aku selalu ada yang sewa", ujar Xavier.
"Bolehkah? Saya ingin sekali", ujar Yani Shu berbinar-binar.
"Nanti ke aku juga bisa, aku juga punya usaha EO, jadi catering kamu bisa jadi partner bisnis aku", ujar Adelia.
"Kalo Soto Ayam kaya ini, bisa jadi catering tetap kalo WD Group ada acara", ujar Nathan memuji.
"Tenang Mama, nanti aku tambahin modal buat cateringnya", ujar Pras mantap.
"Saya mau sekali, saya mau banget buka catering. Itu sudah cita-cita saya sejak lama. Saya akan berusaha dan tidak akan mengecewakan kalian semua", ujar Yani Shu berseri-seri.
"Terima kasih semua Uda kasih semangat buat saya", ujar Yani Shu terharu.
"Kita kan keluarga", ujar Adelia sambil memeluk Yani Shu erat lalu melepaskan pelukannya dan memberikan Yani Shu tissue untuk menlap air matanya.
"Saya sangat bersyukur anak saya menjadi bagian keluarga kalian. Anak saya pantas bahagia karena saya telah banyak menyakiti nya dulu", ujar Yani Shu sambil memandang Pras.
"Mama ngga boleh omong itu lagi. Aku ngga suka", ujar Pras tegas. Yani Shu memegang tangan Pras yang ada di atas meja dengan erat.
"Terima kasih", ucapnya pelan.