"Kak Madeline, kamu pakai tas yang aku kasih waktu itu. Kamu suka ngga?", tanya Xena senang.
"Iya, tas ini bagus banget, kuat lagi bahannya", ujar Madeline.
"Itu aku yang pilih tapi yang bayar kak Pras loh", ujar Xena tersenyum.
"Kamu yang bayar sayang, kan uang aku uang kamu juga", ujar Pras.
"Waktu itu kan kita masih pacaran kak", ujar Xena.
"Sama aja sayang", ujar Pras.
"Beda kak", balas Xena.
"Dasar ngga pernah mau kalah", ujar Pras sambil membelai lembut pipi istri nya.
Sakura melihat mereka berdua dengan tatapan tajamnya. Akhirnya mereka sampai di depan Lobby Mall dan mereka keluar dari mobil sementara Delon memarkirkan mobil.
"Ayo Sakura, ada yang kamu mau cari disini", ujar Xena sambil memegang tangan Sakura.
"Tidak ada. Saya ingin berjalan-jalan saja", ujar Sakura terbata-bata dengan logat Jepangnya yang kaku.
"Berapa usiamu Sakura?", tanya Pras.
"Saya berusia 17 tahun", ujar Sakura.
"Kamu bisa 3 bahasa dong ya. Jepang, Inggris dan Indonesia", ujar Xena.
"Hai", ujar Sakura dalam bahasa Jepangnya yg kental.
"I Usually use English in my dayly routine with Mom", ujar Sakura lagi.
"Eh, kak Madeline ini toko aku membeli tasmu itu, mau lihat ngga? Kado buat Desty kalo ngga beli tas utk Desty nya aja, untuk bayinya pasti yang lain Uda banyak yang kasih", ujar Xena saat mereka melewati satu toko tas wanita.
"eh Bener juga ya. Ayo ke sini", ujar Madeline semangat.
"Aku tunggu di luar ya", ujar Sakura.
"Kenapa ngga mau masuk? Ya Uda, kak Pras tolong temani Sakura sebentar ya, aku masuk dulu sama kak Madeline", ujar Xena.
Pras hanya mengangguk lalu ia berjalan ke arah pagar pembatas dan bersandar disana sambil matanya tak lepas mengawasi istrinya. Sakura berdiri disebelahnya tersenyum saat Pras menengok ke arahnya.
"Sakura kenapa kamu ngga ikutan masuk?", tanya Pras lembut.
"Saya tidak suka berbelanja", ujar Sakura.
"Xena pintar memilih barang loh kalau kamu mau beli sesuatu. Dia juga pintar menawar", ujar Pras memuji Istrinya.
"Is she your wife?", tanya Sakura.
"Yes. She is the most beautiful woman that I ever met. She's so kind and pure", puji Pras lagi.
"You love her so much, don't you?", tanya Sakura lagi.
"Of course, she's the love of my life", ujar Pras.
Sakura hanya diam mendengarkan Pras begitu memuji istrinya. Sementara di dalam Xena masih sibuk memilih tas untuk kado Madeline buat Desty.
"Ci Donna, ngga ada yang terbaru lagi?", ujar Xena merajuk.
"Si Bumil nih. Gw belum belanja lagi. Toko gw mulai sepi, makanya gw berencana dagang online aja", ujar ci Donna.
"Kasih tau aku ya kalau dagang online apa nama tokonya dan di mana buka nya", ujar Xena.
"Pastilah, loe langganan terbaik gw. Laki loe yang si ganteng itu kan? Bener-bener cinta mati banget sama loe ya, gw uda bisa lihat dari pertama ketemu", ujar ci Donna.
"Masa si ci?", tanya Xena malu.
"Iyalah dia cinta mati sama kamu Xena. Lihat aja tuh, matanya ngga lepas memandang kamu daritadi", ujar Madeline.
"Apa si kak", ujar Xena sambil matanya melihat ke arah Pras yang sedang memandang nya dari luar. Terlihat Delon telah berdiri di samping Sakura menunggu di luar toko.
"Xena, lihat ini, tas ini bagus ngga?", tanya Madeline sambil menunjukkan tas yang ada ditangannya.
"Bagus tuh kak, bisa bawa banyak barang. Kalau Desty malas bawa tas Baby kan dia bisa bawa tas ini buat bawa keperluan Babynya", ujar Xena.
"Iya juga ya. Saya mau ini deh ci", ujar Madeline.
"Ci Donna kasih discount ya", ujar Xena.
"Iya cantik, itu tas yang dipakai sama sodara loe itu yang loe beli di tempat gw waktu itu kan? Itu limited edition makanya gw kasih harga bagus ke loe waktu itu. Ni laki loe ngga mau dia yang bayar lagi", ujar ci Donna.
"Pernah aku ancam ngga akan aku ajak lagi. Kalau sekarang harus dialah yang bayar barang belanjaan aku, kewajiban dia", ujar Xena. Delon mendekati lalu memberikan ci Donna kartu kredit nya.
"Ci bayar pakai ini aja untuk barang belanjaan Madeline", ujar Delon.
"Ngga usa Delon, aku yang bayar aja", ujar Madeline malu.
"Uda, cuek aja, loe jangan kaya si Xena tuh", ujar ci Donna sambil mengambil kartu kredit Delon dan melakukan transaksi dengan kartu itu. Xena keluar dari toko dan menghampiri Pras.
"Kamu ngga beli apa-apa sayang?", tanya Pras yang langsung menarik Xena dalam pelukannya.
"Ngga ada yang aku suka. Kita makan ya sayang. Aku lapar", ujar Xena. Pras melihat jam tangannya.
"Pantas kamu lapar, jam segini biasa makan buah kan? Ya Uda mau makan apa sayang?", tanya Pras lembut.
"Aku mau ice cream tapi aku ngga berani akh. Orang hamil ngga boleh minum yang dingin-dingin katanya", ujar Xena.
"Kalau kamu mau, kita beli aja ya. Ngga usah dipantang", ujar Pras lembut.
"Ngga usah deh. Eh iya, aku lusa check rutin sama Dokter kandungan. Aku sekalian Konsul aja ya soal yang aku bilang ke kamu pagi tadi", ujar Xena.
"Ya uda, Lusa aku temani", ujar Pras.
"Kamu ngga kerja? Lusa kan hari kerja", ujar Xena.
"Ngga apa-apa sekali-kali ngga masuk. Ada Anthony sekarang jadinya aku agak leluasa ke mana-mana", ujar Pras.
"Makasih ya", ujar Xena.
"Mau kemana kita sekarang?", tanya Madeline yang keluar dari toko diikuti Delon.
"Sakura kamu mau kemana?", tanya Xena.
"I don't know. Saya ikut saja", ujar Sakura.
"Kamu mau kemana kak?", tanya Xena kepada Madeline.
"Aku si sebenarnya mau cari gaun untuk ke rumah Desty, tapi aku bingung milihnya", ujar Madeline.
"Ya uda, beli di tempat yang biasa aku beli mau? Toko itu biasanya ada discount nya", ujar Xena.
"Ayo", ujar Madeline sambil menggandeng Xena lalu yang lain mengikuti langkah mereka berdua.
Madeline dan Xena lalu Sakura yang berjalan sendiri diikuti Pras berjalan dengan Delon. Sesampainya di depan toko, Xena berbalik dan menarik tangan Pras memasuki toko pakaian itu lalu menujukkan satu baju kepada Pras.
"Sayang, ini aku mau tapi kayanya ngga bakalan muat lagi sama aku", ujar Xena sedih.
"Beli aja, ntar kan abis lahiran bisa kamu pakai", ujar Pras.
"Iya juga ya, iya deh aku mau beli ini", ujar Xena senang. Pras memberikan beberapa lembar uang kepada Xena. Xena mengambil uang dari Pras dengan senyum tersungging di bibirnya.
"Makasih sayang", ujarnya ceria.
Pras membelai lembut rambut istrinya dan tersenyum. Lalu Xena menghampiri Madeline dan memilihkan satu pakaian yang ia kemudian tunjukan kepada Madeline.
"Kak, ini bagus buat kamu, kamu kayanya ngga pernah pakai warna ini", ujar Xena.
"Iya ya. Tapi bagus ngga ya di aku pakai warna cream gitu", ujar Madeline ragu-ragu.
"Delon liat, kak Madeline cantik ngga pakai ini", tanya Xena sambil menaruh baju yang ia pilih ke depan tubuh Madeline.
"Cantik kok", ujar Delon polos.
"Sayang lihat deh, bagus ngga?", tanya Xena kepada Pras.
"Bagus kok, kamu bagus pakai warna itu Madeline", ujar Pras tulus.
"Ya Uda deh, aku beli ini aja", ujar Madeline.
"Aku langsung bayar ya", ujar Xena lalu berjalan ke arah kasir.
"Eh pakai uangku saja", ujar Madeline sambil mengikuti Xena.
"Uda, pakai ini aja sekalian aku bayar punyaku", ujar Xena sambil menyodorkan uangnya kepada kasir.
"Mba pisahkan ya plastik bungkus nya", pinta Xena dan setelahnya ia menerima 2 bungkus plastik dan Xena memberikan nya satu pada Madeline.
Akhirnya mereka semua keluar dari toko lalu menuju ke atas ke arah food court untuk makan siang bersama. Xena terlihat riang siang itu, sehingga Pras merasa lega karena istrinya sudah melupakan mimpinya tadi pagi. Sakura beberapa kali memandang ke arah Pras malu-malu dan Xena sempat melihatnya. Ia tersenyum dan seperti memikirkan sesuatu namun berusaha menutupi dari yang lainnya.