"Nathan, Adel .... Terima kasih ya kalian uda membolehkan kami tinggal seminggu ini di rumah kalian. Aku sama Sakura besok akan menempati apartemen kami, kebetulan aku sudah menemukan apartemen yang dekat dengan sekolah Sakura nanti", ujar Naomi di ruang kerja Nathan.
"Loe yakin ngga mau nunggu si kadal jemput loe dulu?", tanya Nathan.
"Ngga usah lah, dia juga masih sibuk kok. Buktinya uda seminggu dia ngga nyari gw sama Sakura kok", ujar Naomi agak kesal.
"Siapa tau dia ngga tau loe lari ke Indo? Mgk aja dia nyangka kalo loe masih di Jepang", ujar Nathan menasehati.
"Hantu Putih, loe jangan sampe kasih tau dia kalau gw sama Sakura ada di sini ya. Biar aja biar dia berusaha cari gw", ujar Naomi geram.
"Loe juga, emang loe yakin kalo si kadal selingkuh? Gw tau kadal, walaupun suka mabok tapi dia ngga bakalan mainin perempuan", ujar Nathan.
"Gw liat sendiri perempuan itu pagi-pagi keluar dari kamar hotelnya. Kalau ngga ada apa-apa, mana mungkin ke kamar dia pagi-pagi baru keluar", ujar Naomi lagi.
"Terserah loe deh. Tapi juga ngapain loe mesti cari apartemen segala si, rumah ini juga masih cukup besar kok buat nampung kalian berdua, ngga usahlah pindah ke apartemen segala", ujar Nathan.
"Gw juga punya harga diri kale, ngga mungkin gw numpang terus sama kalian. Lagian ngga enak aja sama omongan orang, takut nyangka yang ngga-ngga sama gw sama Sakura", ujar Naomi.
"Kapan loe pernah dengerin omongan orang? Cuekin aja lah", ujar Nathan lagi.
"Loe ngga denger si saat para pelayan loe omongin gw sama Sakura", ujar Naomi geram.
"Siapa yang berani omong macam-macam? Biar gw pecat", ujar Nathan.
"Kamu apaan si sayang", ujar Adelia sambil menyentuh tangan suaminya.
"Bukan gitu kale. Gw juga ngga mau anak gw jadi apa tuh istilah nya di Indonesia sekarang?", tanya Naomi kepada Adelia.
"Pelakor", kata Adelia.
"Iya, gw ngga mau anak gw jadi pelakor", kata Naomi.
"Pelakor? Maksud loe? Ngga ngerti gw", ujar Nathan dengan muka bingung.
"Sayang kamu inget ngga yang kemaren lusa si Xena ngambek diam aja?", tanya Adelia.
"Oh yang sampe si Pras lagi nonton TV sama aku langsung loncat lari saat dia lihat Xena bawa kunci mobil?", tanya Nathan.
"Iya", jawab Adelia.
"Emang si Cantik marah kenapa? Ada hubungannya sama Naomi atau Sakura?", tanya Nathan.
"Xena cemburu sama Sakura, dia melihat Sakura berbicara dengan Pras saat di taman belakang. Feeling Xena memang benar. Sakura jatuh cinta sama Pras. Naomi ngga sengaja menemukan di HP Sakura foto Pras yang ia ambil diam-diam. Pras juga jadi serba salah, makanya belakang ini dia lebih sering di kamar kalau Xena ngga ada atau selalu bersama Xena kalau keluar kamar", ujar Adelia.
"Nah tuh. Gw ngga mau anak gw menyukai pria beristri walaupun gw akuin suami Xena emang ganteng banget, hahahaha", ujar Naomi sambil tertawa.
"Astaga, gw baru engeh ya. Ternyata putri gw bisa cemburu juga. Selama ini gw pikir mereka baik-baik saja", ujar Nathan manggut-manggut.
"Loe harusnya lebih mendengar saat pelayan loe ngomongin gw dibelakang. Mereka nuduh gw bakalan ngerebut loe dari Adel. Busyet. Gw ngga akan sejahat itu sama Adel kale", ujar Naomi.
"Lagian juga mana mau gw sama loe, muka loe kaya penjajah gitu, ogah banget", celetuk Nathan cuek namun mendapatkan tatapan tajam dari Adelia.
"Oh kalau yang mukanya pribumi kaya Lia kamu mau dong ya?", sindir Adelia.
"Ngga sayang, astaga aku salah omong lagi deh. Ngga sayang, beneran ngga mungkin lah aku berpaling dari kamu", rayu Nathan.
"Jiah Adel, loe bisa cemburu juga?", goda Naomi.
"Bukan cemburu lagi kalo uda soal Lia, pasti ngambeknya lama", ujar Nathan. Adelia menatap Nathan tajam.
"Maaf sayang. Beneran ngga akan mungkin lah. Aku ngga punya perasaan apapun sama Lia atau perempuan lain, cuma sama kamu aja sayang", rayu Nathan.
"Adel, loe ya punya suami setia gitu jangan suka dicurigai, ngga bagus. Beda sama laki gw noh. Ada acara kantor dikit, pulang mabuk. Mana tau berapa perempuan sudah dia tidurin", ujar Naomi geram.
"Hus loe ngga boleh berprasangka buruk sama si kadal, siapa tau itu memang rekan bisnisnya yang kebetulan ada keperluan sama dia pagi-pagi ke kamar dia", ujar Nathan menasehati.
"Loe bela temen loe banget si", geram Naomi.
"Karena gw kenal banget sama si kadal makanya gw bela dia", ujar Nathan.
Tak lama ada ketukan di pintu ruang kerja Nathan. Nathan bangun dan membuka pintunya.
"Heh kadal, kuping loe panjang bener bisa denger gw lagi ngomongin loe", ujar Nathan bersalaman lalu memeluk Leo sahabat nya.
"Apa Khabar loe? Masih ganteng aja", puji Leo.
Naomi yang mendengar suara suaminya melihat ke arah pintu dan benar saja Leo ada di depan pintu. Leo masuk bersalaman dengan Adelia kemudian mendekati Naomi.
"Sayang, aku mencari kamu dan Sakura ke seluruh keluarga di Jepang. Maafkan aku terlambat datang menjemput mu", ujar Leo.
"Kalian berdua bicaralah ya", ujar Adelia lalu keluar dari ruang kerja Nathan lalu menutup pintu. Adelia dirangkul Nathan kemudian duduk di sofa di depan TV bersama Sakura yang sedang menonton kartun.
"Pada kemana yang lain Sakura?", tanya Adelia.
"Kak Xavier dan kak Luna sepertinya belum pulang kerja Aunty. Kalau kak Xena ke dokter sama kak Pras", ujar Sakura mulai lancar berbahasa.
"Oh Iya, Xena sebentar lagi uda mau lahiran ya. Semoga semuanya lancar urusan si Cantik", ujar Nathan.
"Cantik?", tanya Sakura tak mengerti.
"Xena itu panggilan kesayangan nya Cantik", ujar Adelia menjelaskan.
"She is beautiful, that's why Pras loves her so much", gumam Sakura namun terdengar oleh Adelia. Dia tersenyum melihat ke arah Sakura. Adelia tahu benar betapa Pras sangat mencintai Xena.
"Makanya Sakura harus mencari pria yang mencintai Sakura juga, terutama yang masih single. Masih banyak Pria single yang baik diluar sana", ujar Adelia menasehati.
Muka Sakura memucat, sepertinya ia mengerti kalau Adelia menyindirnya. Sakura hanya diam saat Adelia menatap tajam ke arahnya.
"Sakura have you eat yet?", tanya Adelia. "Not yet, no one who want to eat with me", ujar Sakura pelan.
"Ya uda kamu mau makan apa? Biar aunty bilang sama si Mba biar masakin buat kamu, kita makan sambil nunggu mami sama papi kamu bicara ya", ujar Adelia yang diangguki oleh Sakura.
Nathan yang duduk disebelah Adelia hanya mengelus lembut rambut istrinya lalu kemudian matanya tertuju pada Tab yang sedang di pegangnya.