"Eiiih cucu Mommy uda pulang", ujar Adelia menyambut kedatangan Xavier yang menggendong Kirana.
"Mommy, Daddy kemana? Aku mau ngomong sebentar", ujar Xavier sambil menyerahkan Kirana kepada Adelia.
"Bentar, Mommy panggil ya. Mana Adriana? Oh ada di depan. Bentar ya", ujar Adelia tersenyum penuh arti.
"Xena Uda kasih tau duluan ya?", tanya Xavier agak kesal.
"Bukan Xena, tapi Pras yang kasih tau Daddy. Kamu kan tau adik iparmu itu reporter nya Daddy. Apa si yang ngga dia laporin ke Daddy, semua juga dia omongin", ujar Adelia lalu berjalan menuju ke ruang kerja Nathan.
Xavier dengan kesal kembali ke ruang tamu menemani Adriana.
"Kenapa kak? Kok mukanya kelihatan kesal", ujar Adriana.
"Itu si bawel uda ngebocorin kejutan aku buat Daddy sama Mommy", ujar Xavier.
"Astaga kak, aku kira kenapa. Uda akh segitunya amat si. Cuma hal kecil aja kok, ayo senyum, aku ngga suka liat kakak cemberut", ujar Adriana. Dengan terpaksa Xavier tersenyum.
"Nah gitu dong banyak senyum", ujar Nathan yang datang sambil menggendong Kirana dan merangkul Adelia.
Adriana langsung menghampiri Nathan lalu mencium tangannya dan kemudian mencium tangan Adelia yang langsung memeluknya dengan mata berkaca-kaca.
"Sedang istirahat ya om, tante? Maaf ya ganggu", ujar Adriana sopan.
Kirana yang melihat Adriana langsung mengulurkan tangannya minta digendong yang langsung Adriana menggendong dan membawanya duduk disamping Xavier lagi.
"Engga kok, kami malah sedang menanti kedatangan kalian", ujar Adelia.
"Adriana mulai biasakan panggil Daddy sama Mommy ke kami ya", ujar Nathan penuh arti.
"Si Bawel uda bocorin rahasia ya Dad?", ujar Xavier kembali kesal. Adriana menggenggam tangan Xavier lembut yang membuat Xavier kembali tenang.
"Dad, Mom. Aku dan Adriana sepakat untuk menjalin hubungan. Aku tau ini terlalu cepat, tapi aku juga memikirkan mengenai perkembangan psikologis untuk Kirana dan juga psikologis ku juga. Aku harap Mommy dan Daddy mendukung kami berdua. Aku tak akan main-main dalam menjalin hubungan ini, karena aku dan Adriana akan meresmikan hubungan ini secepatnya", ujar Xavier tegas.
"Bagus kakak, Daddy dan Mommy mendukung apapun keputusan kakak. Kakak yang menjalani semuanya, kami ingin yang terbaik untuk kakak dan Kirana. Kami ingin kalian bahagia. Adriana selamat datang di keluarga Utomo. Setelah kalian siap, saya yang akan melamar kamu untuk Xavier pada orang tuamu", ujar Nathan.
"Terimakasih om, Tante", ujar Adriana sambil tersenyum.
"Hee kok om dan tante. Panggilnya harus dirubah jadi Daddy dan Mommy", ujar Nathan mengingatkan.
"Oh iya, Daddy, Mommy", ujar Adriana malu.
Xavier merangkul Adriana erat sedangkan Kirana tampak menyandarkan tubuhnya ke tubuh Adriana dengan nyaman.
"Ayo aku antar kamu pulang dulu, nanti takut keburu malam, biar kamu cepat istirahat", ajak Xavier.
Xena masuk ke rumah dengan pakaian santainya lalu tersenyum saat melihat semuanya kumpul di ruang tamu.
"Kirana mana? Eh tuh dia anak mama uda pulang duluan. Sini Adriana, biar aku bawa pulang dulu Kirana biar ngga nangis liat kamu pulang", ujar Xena setelah mencium tangan Nathan dan Adelia bergantian lalu mengambil Kirana dari pelukan Adriana.
"Iya, bawa pulang dulu, kasihan kalau sampai nangis", ujar Adelia.
Xena lalu membawa Kirana keluar dari rumah menuju ke rumahnya di seberang jalan.
"Kirana nempel terus sama Xena sampai susah banget ambilnya dari Xena. Bahkan beberapa hari saat Xena kuliah, Kirana dibawa serta", ujar Nathan.
"Iya Dad, saya sering ketemu sama Kirana di kampus. Bagusnya Kirana mau kalau saya ambil jadi saat Xena kuliah, Kirana saya yang jaga dan kalau saya kuliah, Kirana sama Xena", ujar Adriana.
"Oh gitu, pantasan anak itu selalu ceria. Makanya kami selalu menjaga kesehatan psikologis Kirana. Ya sudah, nanti kalian kabarkan secepatnya kapan kalian akan menikah, Daddy akan siapkan semua", ujar Nathan tegas.
"Terima Kasih Dad", ujar Adriana lalu mencium tangan Nathan dan Adelia bergantian.
"Aku antar Adriana pulang dulu ya Dad, Mom", ujar Xavier lalu kembali keluar dan membukakan pintu mobil untuk Adriana lalu ia masuk ke mobil.
Adelia membalas lambaian tangan Adriana dan sebentar kemudian mobil melaju menuju ke rumah Adriana. Xavier tersenyum melihat wajah Adriana yang menatapnya tajam.
"Kenapa kok liat aku sampai seperti itu?", tanya Xavier lembut.
"Aku masih belum percaya kak, apakah ini mimpi atau sungguhan. Aku bersamamu saat ini. Aku bahagia sekali kak", ujar Adriana polos. Xavier mengambil tangan Adriana dan menggenggam nya erat.
"Aku juga bahagia karena pilihan anakku benar-benar sesuai untuk kami berdua", ujar Xavier. Adriana mencium punggung tangan Xavier yang menggenggamnya erat.
"Semoga kamu benar-benar bisa menjadi imanku ya kak", ujar Adriana.
Setelah lama berkendara, akhirnya tibalah mereka disebuah rumah yang cukup besar di daerah pinggir kota. Sekeliling rumah tampak sepi namun tak lama keluar seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan Adriana yang keluar mobil setelah dibukakan pintu oleh Xavier.
"Papi, Adriana uda pulang ni", ujar wanita itu yang ternyata ibu Adriana.
"Mami mau kemana? Mami kenalkan ini kak Xavier dan kak ini mami aku", ujar Adriana tersenyum. Xavier lalu mencium tangan ibu Adriana.
"Masuk dulu nak, ayo. Mami tadinya mau ke mini market di depan, nanti aja deh", ujar ibu Adriana.
Tak lama keluarlah seorang pria dari dalam rumah dan terlihat kaget melihat kedatangan Xavier.
"Papi ini kak Xavier datang mau bertemu papi sama mami", ujar Adriana.
"Selamat sore pak Krisna, apa masih kenal saya?", ujar Xavier sambil mencium tangan ayah Adriana.
Ayah Adriana sangat kaget saat Xavier mencium tangannya namun sepertinya dia sudah menebaknya dan tersenyum.
"Silakan nak Xavier kan ya dari WD Group? Ayo mari masuk ke rumah saya yang sederhana ini", ajak pak Krisna sambil merangkul Xavier untuk duduk di ruang tamu.
"Bagaimana kabarnya pak Nathan? Tadi dia sempat telepon saya dan bicara beberapa kata. Saya mau dengar langsung dari kalian", ujar pak Krisna yang ternyata telah dihubungi Nathan sebelumnya.
"Sepertinya Daddy sudah mencuri start saya duluan, tapi ngga apa-apa. Begini bapak ibu, saya bermaksud untuk melamar Adriana menjadi istri saya secepatnya. Saya tau saya ini telah menjadi duda dan telah memiliki anak. Tapi saya dan Kirana anak saya menyukai Adriana dengan sepenuh hati. Saya tau kalau Adriana sekarang masih kuliah, saya tidak akan mengganggu kuliah nya dan akan mendukung karirnya dikemudian hari. Maka dari itu, apakah bapak dan ibu bersedia memberikan Adriana untuk menjadi istri saya dan ibu dari anak saya?", tanya Xavier sopan.
"Engga ... Saya ngga mau ....", ujar pak Krisna yang membuat Xavier dan Adriana kaget setengah mati.
Xavier tersenyum lalu menggenggam tangan Adriana yang tampak pucat dan akan menangis disebelahnya.
"Heeeiii Riana jangan nangis dulu, dengarkan papi dulu", ujar pak Krisna makin tersenyum melihat Adriana.
"Papi mau kalian kalau bisa bulan depan segera menikah, jangan ditunda-tunda lagi. Papi tau betul siapa keluarga Nathan Utomo. Papi hadir saat pemakaman istrimu dan papi melihatmu yang begitu terpuruk saat itu kehilangan istrimu. Papi tau kalau kamu pria yang bertanggung jawab makanya papi ingin kalian segera menikah saja. Pak Nathan dan Papi juga tadi sudah bicara lewat telepon, kami akan bantu semua urusan pernikahan kalian dan mengenai surat-surat administrasi akan diurus secepatnya", ujar pak Krisna lembut yang membuat Adriana langsung menghambur memeluk papinya.
"Terimakasih banyak papi, mami. Terimakasih", ujar Adriana dengan air mata bahagia menetes di pipinya.
"Terimakasih banyak pak sudah membolehkan saya mempersunting anak bapak", ujar Xavier.
"Mami lebih suka kamu menikah dengan nak Xavier daripada mantan pacarmu yang ngga jelas itu siapa namanya Willy, yang kalau ngejemput kamu diujung jalan ngga mau mampir ke sini", ujar ibu Adriana sambil memeluk anak perempuan nya.
"Mami ngga usah diingatkan lagi hal yang ngga penting ya", ujar Adriana.
"Iya ya. Semoga kamu selalu bahagia ya nak", doa mami dan papi Adriana tulus.
Akhirnya terjadi perbincangan akrab diantara mereka sampai saatnya Xavier pamit untuk kembali ke rumahnya.
"Nanti aku telepon ya kalau aku sudah sampai rumah, kamu tentuin aja kapan mau dilamarnya nanti aku kasih tau keluargaku untuk melamar mu", bisik Xavier.
"Hati-hati ya sayang", ujar Adriana.
"Selamat bermimpi sayang", ujar Xavier lalu masuk ke mobil dan tak lama mobil pun meninggalkan halaman rumah Adriana menuju kembali ke rumah Nathan Utomo.