"Sayang, ada apa antara kamu dengan Rena?", tanya Xena penasaran saat Xena duduk disebelah Pras di Sofa dalam kamar Villa.
"Rena itu adiknya Ronald, teman aku yang meninggal karena OD. Ingat? Yang membuat aku mabuk?", ujar Pras. Xena mengangguk.
"Lantas kenapa? Kok tadi aku melihat raut muka Rena aneh banget saat melihat aku", ujar Xena.
"Rena salah paham. Dia mengira kalau Roland membuat perjanjian denganku untuk menikahi Rena saat dia dewasa. Itu bukan aku sungguh sayang, itu teman karib kami yang lain. Namanya Imron Sa'ad. Dia anak Malaysia tapi bisa mengerti bahasa Indonesia", ujar Pras sambil menatap tajam ke arah Xena. Xena tidak memberikan reaksi apapun diwajahnya.
"Rena bilang kalau dia sudah jatuh cinta kepadaku saat aku bertemu pertama kali dengannya. Saat itu kalau ngga salah umur dia sekitar 12 atau 13 tahun. Aku cuma sekali ketemu dia itupun karena aku mengantarkan Ronald pulang karena dia sakit", ujar Pras.
Xena mendekatkan tubuhnya ke tubuh Pras lalu ia memeluk pinggang Pras yang membuat Pras lebih lega karena ia makin yakin istrinya percaya padanya.
"Aku tadi kasih nomor HP Imron Sa'ad biar Rena bertanya langsung pada orang itu. Aku ngga mau mengkhianati kamu tidak demi apapun juga", ujar Pras. Xena melepaskan pelukannya lalu menatap mata Pras tajam.
"I Know kak, I Believe in you", ujar Xena lembut.
"Rena memaksa, dia ingin menjadi kekasih gelapku dan tidak akan menuntut status apapun. Itu yang membuat aku murka. Dia perempuan tapi tidak punya harga diri sehingga menawarkan diri kepada Pria", ujar Pras kesal.
Xena mendekat lalu ia mencium bibir Pras lembut, Pras langsung memeluk tubuh istrinya dan tidak melepaskan ciumannya. Pras mencumbu istrinya dengan lembut. Tangan Pras mulai menjalar masuk ke dalam gaun tidur Xena dan saat dia akan melepaskan kaitan Bra Xena, ada ketukan dipintu kamar mereka.
"Paaaapaaa ... Maaaamaaaa", teriak Raffa dan Mika dari luar kamar.
Pras dan Xena buru-buru melepaskan diri lalu mereka merapikan pakaian mereka baru Pras kemudian membuka pintu. Raffa dan Mika langsung berlari memeluk Xena yang duduk di pinggir tempat tidur. Pras menggendong Kirana yang masih mengucek matanya.
"Maaamaaa", tangis Raffa dan Mika bersamaan.
"Ada apa kok menangis? Lihat, Kirana tidak menangis", ujar Xena lembut.
"Mama ... Ada hantu di kamar kami", teriak Raffa.
"Iya ma, aku juga lihat makanya aku bangunkan Kirana dan aku tarik ke sini", ujar Mika.
Pras menaruh Kirana di atas tempat tidur lalu dia berbalik menuju kamar anak-anaknya.
"Hati-hati sayang", ujar Xena sambil membelai lembut rambut Raffa dan Mika.
"Ada Apa?", tanya Nathan yang berdiri di depan pintu kamar Xena.
"Anak-anak lihat yang menakutkan di kamar mereka. Kak Pras lagi check Dad", bisik Xena.
Nathan lalu berjalan menuju ke kamar Mika dan Raffa. Adelia masuk ke kamar Xena berusaha menenangkan cucu-cucu nya. Kirana dengan cueknya melanjutkan tidurnya di tempat tidur Xena sementara Raffa dan Mika berdempetan menghadap ke arah jendela dengan selimut hampir menutup muka mereka.
"Ada apa?", tanya Adelia berbisik.
"Raffa dan Mika lihat hal yang menakutkan mereka Mom. Kak Pras lagi check sama Daddy", ujar Xena.
"Maaamaaa ... Ituuu di luar", teriak Mika kencang.
Xena melihat ke arah luar jendela dan dia melihat sesosok menyeramkan dengan kain putih menyelubungi. Xena sempat ketakutan namun ia membaca doa dalam hatinya. Saat ia selesai membaca doa, sosok itu tidak pergi juga. Xena lalu melihat sekelilingnya lalu ia menemukan sebatang sapu di pojok kamar.
Dengan segala keberanian, diambilnya sapu itu dan ia kemudian berjalan menuju ke jendela kamar. Sosok itu tampak menghilang di kegelapan saat tahu Xena datang menghampiri dengan sapu di tangannya.
"Kak Pras, Daddy. Itu orang bukan Hantu. Dia ada disini", teriak Xena.
Pras dan Nathan berlari menuju ke kamar dan menghampiri Xena yang masih berdiri di depan jendela yang terbuka.
"Mana sayang?", tanya Pras.
"Ngga usah di kejar kak, dia lari ke sana", tunjuk Xena ke arah belakang Villa.
"Emang apa yang kamu lihat?", tanya Nathan.
"Aku yakin kalau itu orang karena saat aku membaca ayat suci di dalam hati, dia sama sekali ngga bereaksi. Tapi saat aku membawa sapu akan menghampiri, dia langsung seperti berlari pergi", ujar Xena.
"Kamu ... Lain kali panggil aku aja. Gimana kalau itu benar orang jahat yang ingin celakai kita", ujar Pras sambil mencium pucuk rambut Xena.
"Kalau gitu kalian tidur di kamar Daddy sama Mommy aja, kan kamar kami menghadap ke depan Villa bukan ke belakang. Daddy sama Pras akan tidur di sofa depan TV sambil berjaga-jaga", ujar Nathan.
Pras lalu menggendong Kirana, Xena menggendong Mika dan Adelia menggendong Raffa. Nathan menutup kembali tirai jendela kamar lalu menutup kamar dari luar.
Raffa, Mika dan Kirana tidur ditengah kasur sementara Adelia dan Xena berjaga di kanan kiri kasur. Pras kembali ke sofa TV menemui Nathan.
"Itu siapa ya Dad yang mau jahat sama keluarga kita. Jangan-jangan mau ngintip pengantin baru kali ya Dad, karena mereka tahu kan ada pernikahan tadi pagi. Bagusnya Xavier sama Adriana menginap di kamar hotel", ujar Pras berpikir.
"Kamu tuh. Kurang kerjaan amat orang ngintip pengantin. Kan film blue banyak beredar, bisa download pula di internet. Ngapai ngintip. Bisa jadi ini orang memang ingin membuat ketakutan anak-anak mu", ujar Nathan.
"Tapi siapa ya Dad?", ujar Pras penasaran.
"Uda cuekin aja. Kita pulang besok. Kasian anak-anak kalau sampai trauma", ujar Nathan sambil memindahkan Chanel TV. Pras meletakkan bantal dikepalanya, dengan cueknya dia tidur di karpet di depan TV dan tak lama ia pun tertidur sementara Nathan terlihat sibuk dengan Hpnya mengetik sesuatu.