"Selamat Pagi Tuan Muda. Apa Tuan Besar sudah bangun? Ada yang harus kami laporkan segera", ujar Kepala Pengawal keluarga Utomo saat Pras membuka pintu Villa pagi itu.
"Daddy uda bangun dari tadi. Masuklah pak Achmad. Saya pikir kalian ngga ke sini, ternyata ikut juga?", ujar Pras menyuruh kepala pengawal yang bernama Achmad itu untuk masuk ke Villa. Achmad mengikuti langkah Pras menemui Nathan yang sedang duduk santai di ruang TV.
"Selamat Pagi Tuan Besar. Kami sudah melakukan perintah tuan besar dan kami telah menemukan pelaku nya", ujar Achmad.
"Cepat juga kerja kalian, bawa masuk pelakunya", puji Nathan tersenyum.
"Orang yang jadi hantu semalam Dad?", tanya Pras yang dijawab anggukan kepala oleh Nathan.
Taklama kepala pengawal masuk lagi ke dalam Villa dengan membawa Rena yang tampak pucat ketakutan dan juga ada seseorang lagi yang membawa secarik kain putih dengan topeng yang menakutkan.
Xena membuka pintu kamar tapi oleh Pras langsung memberi kode agar dia tidak bersuara dan anak-anak tidak keluar dari kamar. Xena lalu menjulurkan kepalanya ke dalam kamar dan meminta Adelia menjaga anak-anak agar tidak keluar kamar dan lalu ia menutup pintu kamar berjalan ke arah Pras. Xena kaget saat melihat topeng dan kain yang dipegang oleh pengawal kepercayaan Nathan.
"Pak Budi, itu punya siapa? Ini persis hantu yang saya lihat semalam", ujar Xena sedikit geram dan ia langsung melihat ke arah Rena. Xena mendekati Rena yang menunduk.
"Apa ini punya mu?", ujar Xena mulai marah. Rena diam saja tak berkata apapun.
"Kami mengikuti instruksi Tuan Besar, kami geledah Mess Karyawan di belakang Villa dan kami menemukan ini di antara barang-barang gadis ini Nyonya Muda", ujar Achmad menjelaskan.
"Apa benar ini punya mu?", herdik Xena kencang.
Rena mengangguk ketakutan dan "Plaaaaaak", sebuah tamparan yang sangat kencang mendarat dipipi Rena yang membuat dia terhuyung ke belakang menabrak Budi yang berdiri di belakangnya.
"Kurang ajar kamu, berani-beraninya kamu menakut-nakuti anak-anak saya. Perempuan murahan kamu. Sudah kemaren kamu merayu suami saya dan semalam kamu malah membuat anak-anak saya ketakutan. Kamu memang bukan manusia, otak kamu otak binatang", jerit Xena kesal sambil kemudian dia bergerak mencekik leher Rena yang langsung gelagapan karena tenaga Xena begitu kuat.
Semua kaget melihat kemarahan Xena yang begitu menggebu-gebu, Pras langsung berlari dan memeluk istrinya memisahkan dari Rena yang langsung terjatuh duduk di lantai dengan terbatuk-batuk hampir kehabisan nafas.
Kedua pengawal Nathan hanya melihat tanpa bergeming membantu Rena. Mereka semua yang menyaksikan begitu kaget melihat reaksi Xena yang begitu emosi seperti seekor macan betina yang murka melindungi anak-anaknya. Xena tersadar dan menangis dalam pelukan Pras.
"Kak kenapa ada perempuan yang tega menyakiti anak-anak ku kak. Aku ngga mau tau, penjarakan perempuan ini biar dia tersiksa di penjara agar dia tau perbuatan nya telah membuat luka teramat dalam buat anak-anak ku kak. Penjarakan dia", teriak Xena histeris.
"Rena kenapa kamu lakukan itu", teriak Pras juga kesal.
Pras tetap memeluk Xena erat. Kepala Cabang WD Group Denpasar masuk ke Villa dengan seorang polisi berpakaian lengkap. Made kaget melihat Rena yang terduduk di lantai dan melihat bukti yang dipegang di tangan pengawal Nathan.
"Pagi pak Komisaris, saya datang dengan polisi sesuai perintah bapak semalam. Saya sudah jelaskan masalahnya sama polisi ini pak. Apakah pelakunya sudah tertangkap?", tanya Made.
"Itu pelakunya, anak buahmu. Pagi pak Polisi, perempuan ini telah menakut-nakuti keluarga saya dengan menjadi hantu yang membuat cucu-cucu saya trauma semalaman. Silakan bapak tangkap perempuan ini dan itu berupa barang bukti yang ditemukan di kamar perempuan ini. Achmad kamu kasihkan semua bukti dan rekaman CCTV juga pada pak Polisi ini. Pak Polisi, pengacara WD Group akan membuatkan laporan pengaduan nya pak. Kami mau perempuan ini dihukum seberat-beratnya", ujar Nathan tegas.
"Baik pak Nathan, akan segera kami proses. Sersan bawa perempuan ini untuk kita minta keterangan di kantor. Maaf pak Nathan, sesuai prosedur kami harus menerapkan asas praduga tak bersalah dulu sampai terbukti di pengadilan nanti", ujar pak Polisi itu lalu menyalami Nathan dan Pras bergantian lalu keluar dari Villa dengan membawa Rena bersama mereka.
"Sayang, kita pulang sekarang, aku ngga mau anak-anak aku lebih lama di sini. Mereka trauma, semalaman mereka tidur dengan terisak-isak. Kita pulang pagi ini juga", ujar Xena.
"Iya, ayo kita pulang sekarang ya. Pak Achmad, saya lupa kasih ini ke polisi tadi, ini rekaman pembicaraan saya dengan Rena kemarin yang mungkin memicu dia berbuat seperti itu. Bapak tolong berikan kepada pengacara WD Group ya", ujar Pras sambil memberikan sebuah Flashdisk kepada kepala pengawal.
"Baik Tuan Muda", ujar Achmad lalu keluar dari ruangan diikuti oleh anak buahnya.
Pras lalu membimbing Xena masuk ke kamar mereka untuk bersiap-siap pulang ke Jakarta. Made lalu pamit kepada Nathan untuk mengurus semuanya di kantor polisi.
"Pak Made, saya akan mengirimkan pengacara WD Group pusat untuk masalah ini, sementara pengacara WD Group Denpasar agar membackup dulu sampai mereka datang ke sini. Mereka sedang ada di Bandara, mgk akan langsung ke kantor polisi untuk mengajukan tuntutan", ujar Nathan tegas.
"Iya pak, akan saya beritahu Pengacara WD Group Denpasar", ujar Made lalu keluar.
"Rena kenapa kamu bertindak ceroboh dengan mengusik keluarga Utomo, saya tidak bisa berkutik untuk membantumu karena kalau tidak nanti saya juga yang celaka", ujar Made dalam hati menyesali perbuatan Rena.
Xavier dan Adriana yang bergandengan tangan memasuki Villa dengan muka bingung.
"Ada apa Dad? Tadi aku lihat ada mobil polisi segala", ujar Xavier.
"Eh kalian, ngga ada apa-apa. Xena dan anak-anak akan pulang ke Jakarta pagi ini. Kalian mending pindah ke Hotel aja ya, bawa barang-barang kalian. Pulang kalau kalian sudah puas main-main disini", ujar Nathan dengan tersenyum.
"Iya Dad, kami ke sini juga mau ambil koper, lupa bawa baju ganti kemaren. Sayang kamu mau ketemu keluarga kamu dulu? Aku packing dulu disini ya", ujar Xavier dan Adriana setelah mencium tangan Nathan lalu keluar Villa menuju ke Villa besar.
"Ada apa sebenarnya Dad?", tanya Xavier penasaran setelah ia melihat istrinya keluar dari Villa.
"Itu si Rena, semalam menakut-nakuti anak-anak Xena dengan menjadi hantu. Daddy baru melihat Xena begitu marah, serem banget. Untungnya Kirana ngga ngerti jadi ngga ketakutan kaya Raffa dan Mika. Pasti Xena bakalan bawa anak-anak nya ke psisikolog anak, mereka trauma banget", ujar Nathan.
"Astaga, Rena kurang ajar banget", ujar Xavier kesal.
"Itu gara-gara cintanya ditolak si Pras. Rena sudah lama kenal Pras dan dia sudah lama cinta sama Pras tapi Pras kemaren menolaknya karenakan Pras Bucin nya Xena. Kamu tau kan gimana Pras ke Xena", ujar Nathan.
"Dasar si Bawel, ada aja yang suka sama dia. Ya Uda aku beres-beres ya Dad", ujar Xavier lalu masuk ke kamar untuk membereskan barang-barangnya.
Nathan kembali duduk di depan TV menonton acara yang disiarkan di TV.