"Mama, Mika bobo sama mama ya. Mika masih takut ma", ujar Mika pelan di depan pintu saat Xena membukakan pintu kamarnya.
"Mika, kita kan sudah kembali ke rumah sayang. Jadi ngga usah takut lagi ya. Ayo Mama antar Mika bobo di kamar. Mama akan tunggu sampai Mika tertidur ya", ujar Xena lembut.
Mika mengangguk lalu ia menarik tangan mamanya mengikuti langkahnya menuju ke kamar tidurnya. Raffa telah tertidur di ranjangnya. Mika lalu berbaring di atas ranjangnya sementara Xena memeriksa jendela kamar dan menutup tirai rapat-rapat. Xena lalu menghampiri Mika yang masih terbangun dan mengawasi setiap gerak geriknya dari atas ranjangnya.
"Mika, baca doa dulu ya, Mika hafalkan doanya?", ujar Xena.
Mika lalu membaca doa mau tidurnya dengan suara pelan karena ia takut membangunkan saudara kembarnya.
"Pintar anak mama. Mika, cukup ingat satu hal. Mika punya Tuhan, Tuhan akan melindungi Mika dari gangguan hantu-hantu kalau Mika percaya sepenuhnya pada Tuhan. Jadi Mika ngga usah takut ya. Yang kemarin itu bukan hantu, itu orang jahat yang ingin mencelakai Mika dan Raffa. Papa sudah menangkap orang jahat itu dan memenjarakannya. Jadi Mika ngga usah takut lagi ya nak", ujar Xena lembut sambil berbaring di samping Mika.
"Tapi Mika masih takut ma. Mika takut kalau orang itu datang ke sini mau ganggu Mika, Raffa ataupun Kirana lagi", ujar Mika cemas.
"Mika, mama kasih tau satu rahasia ya. Tapi Mika jangan kasih tau Raffa ataupun yang lain ya", ujar Xena lembut. Mika mengangguk.
"Waktu mama SMU dulu, ada orang yang mau ganggu Aunty Lily tapi mama kan pintar karate makanya mama lawan orang-orang itu. Orang-orang itu akhirnya minta maaf sama Aunty Lily. Mika mau ngga belajar Karate biar Mika bisa melindungi Raffa dan Kirana. Atau mungkin Raffa juga kita ajak sama-sama belajar Karate biar bisa melindungi Kirana", ujar Xena lembut.
"Mika mau ma, Mika mau latihan Karate biar Mika bisa lindungi Kirana. Mika sayang Kirana dan Raffa ma", ujar Mika.
"Besok kita ke sanggar latihan Karate mama dulu ya. Biar Mika sama Raffa latihan Karate untuk lindungi Kirana. Kirana masih terlalu kecil jadi biar dia nanti saja masuknya ya. Sekarang Mika bobo dulu ya sayang", ujar Xena sambil mengusap lembut mata indah Mika yang berwarna coklat sama seperti matanya dan mata Nathan Utomo.
Mika tersenyum dan menutup matanya lalu tak lama terdengar nafas teratur Mika yang sudah tertidur pulas. Pelan-pelan Xena bangun dari tempat tidur Mika lalu merapikan selimut Mika dan merapikan selimut Raffa kemudian setelah menyetel AC dikamar, Xena keluar dari kamar Mika dan Raffa.
Xena kemudian masuk ke kamar Kirana dan mengecek semua kunci jendela dan menutup tirai jendela. Setelah merapikan selimut Kirana dan menyetel AC nya Xena keluar kamar dan kembali masuk ke kamarnya sendiri.
"Mika uda tidur sayang?", tanya Pras yang masih menyandar di ujung tempat tidur sambil melihat ke Tabnya.
"Sudah sayang", ujar Xena setelah menutup pintu rapat-rapat dia kemudian mendekati Pras lalu mencium pipinya lembut lalu membaringkan tubuhnya disamping Pras.
"Sayang, besok anak-anak aku bawa ke sanggar latihan Karate ku ya. Biar mereka bisa melindungi diri mereka sendiri", ujar Xena lembut.
"Memang kamu bisa Karate?", tanya Pras.
"Kenapa kamu ngga percaya aku bisa Karate?", tanya Xena.
"Kamu itu terlihat lembut sayang, orang yang latihan Karate kan biasanya orang-orang yang berbadan kekar", ujar Pras tersenyum.
"Kamu memang ngga pernah perhatikan di lemari piala kami di rumah Daddy ya?", tanya Xena terlihat sebal.
"Oh piala-piala kejuaraannya Xavier ya? Aku cuma lihat sepintas doang ngga begitu perhatikan", ujar Pras.
"Berarti kamu ngga pernah lihat piala kompetisi Karate aku ya? Rak Pertama dan Kedua memang milik kak Xavier tapi Rak ke Tiga dan Rak ke Empat itu milik ku", ujar Xena kesal lalu ia membalikkan badannya memunggungi Pras.
"Sayang, jangan marah dong. Maaf ya sayang. Nanti aku lihat semua ya. Sayang jangan marah dong", ujar Pras sambil membalikkan badan Xena.
Pras lalu menaruh Tabnya di lemari sisi tempat tidur lalu dia mencium bibir Xena dalam.
"Minta jatah ya?", desis Xena pelan.
"Iyalah kan kemaren malam keganggu sama anak-anak. Sekarang dong aku minta jatahku", ujar Pras sambil mempreteli kancing baju istrinya yang hanya tersenyum melihat tingkahnya.