Kebetulan Yang Menyenangkan

"Iya kak Xavier, kenapa? Masa si? Aku Uda lihat kok datanya kemaren, ngga masalah. Iya deh kebetulan aku dekat nanti aku ke resort deh. Thanks ya", ujar Xena saat menerima telp dari Xavier.

"Raffa, Mika kalian mau pindah tempat berlibur ngga? Mama mau ke resort mau check data", ujar Xena kemudian pada kedua putranya yang sedang memainkan gadget mereka.

"Emang resortnya dimana ma?", tanya Mika.

"Di pinggir pantai. Kalian bisa main air laut nanti", ujar Xena.

"Ya Uda kita pindah aja ke resort ma. Aku bosan di sini ngga ada apa-apa", ujar Raffa.

"Ya Uda besok pagi-pagi kita ke resort", ujar Xena.

"Sekarang aja ma. Besok pagi kan kita bisa liat sun rise di pantai", ujar Mika merayu.

"Iya ma, aku juga mau foto sun rise buat aku taruh di Instagram ku ma", ujar Raffa.

"Sudah mau malam loh, mama takut juga akh kalau jalan malam", ujar Xena.

"Ayo lah ma. Papa deh yang nyupir, papa selalu hati-hati kalau bawa mobil. Mau ya pa. Aku mau lihat sun rise pa", rayu Mika pada Pras yang duduk disamping Xena.

"Ya Uda, sana bereskan barang kalian", ujar Pras.

"Horeee", teriak Raffa dan Mika bersamaan. Mereka lalu berlari ke kamar mereka membereskan barang-barang mereka.

"Kak, mau malam loh. Ngga apa-apa jalan sekarang?", tanya Xena cemas.

"Ngga apa-apa. Insya Allah ngga apa-apa. Ayo siap-siap biar jangan terlalu malam sampai sana", ujar Pras.

"Ya Uda aku booking dulu deh Villa nya. Mba Siti tolong semua barang saya dan Tuan dibereskan ya", ujar Xena kepada Siti yang duduk di dekatnya.

Siti mengangguk lalu berjalan masuk ke kamar Xena untuk membereskan barang-barang. Alesha hanya melihat saja ke arah orang-orang disekitar nya yang mulai sibuk berkemas. Sekitar setengah jam kemudian, Siti memasukkan semua barang bawaan keluarga kecil Xena ke dalam mobil. Setelah pamit kepada penjaga Villa, Mobil melaju menuju ke arah resort.

Hanya sekitar setengah jam mereka sudah tiba di resort dan Xena langsung turun di kantor administrasi mengambil kunci Villa yang sudah ia booking sambil memberikan beberapa instruksi kepada Kelly Manager Resort pengganti Wahyu. Kemudian mereka menuju ke arah Villa yang berkamarkan 3.

"Raffa dan Mika, kalian tidur di kamar itu ya. Mba Siti kamu masukkan barang-barang Raffa dan Mika ke kamar itu. Kamu dan saya di kamar yang sebelahnya dan barang tuan taruh di kamar utama yang itu ya", ujar Xena kepada Siti saat mereka memasuki Villa. Pras hanya diam saat Xena memberikan instruksi. Dia malah duduk di depan TV sambil mengganti channel TV.

"Mamaaaaaa .... Bagus banget ma. Dari kamar kami kelihatan pantai loh", teriak Mika senang.

"Mama, aku lapar", keluh Raffa sambil memegang perutnya.

"Raffa mau makan apa? Pesan dari restoran di depan itu aja, nanti mereka antar", ujar Xena lalu memberikan buku menu kepada Raffa.

"Mika, kamu mau makan apa nak? Sekalian ini pesan. Mba Siti, kamu pesan sekalian. Engga usah masak, besok aja masaknya. Kita makan malam pesan aja. Kak Pras, aku pesankan kamu Soto Betawi aja ya, kamu sangat suka Soto buatan resto itu", ujar Xena kepada Pras dan dia hanya mengangguk.

Setelah memesan makanannya, Siti membawa Alesha ke dalam kamar karena dia lihat nona kecilnya mengantuk dan Siti menemani Alesha di kamar.

Xena duduk disebelah Pras sambil membuka Laptopnya, Xena duduk dilantai dengan beralaskan bantal dan menaruh Laptop nya diatas meja. Sebentar kemudian Xena mulai sibuk membuka data-data dari Laptopnya.

"Loh kok aneh si. Kemaren aku ngga lihat ini, kok sekarang ada ya di Laporan", gerutu Xena. Pras mendekati dan melihat ke layar Laptop Xena.

"Kenapa?", tanyanya.

"Ini kak. Kak Xavier suruh aku check pembukuan di resort ini. Aku kemarin check Laporannya ngga ada angka ini kenapa sekarang jadi ada. Kan aneh", ujar Xena.

"Coba besok kamu konfirmasi aja sama Managernya", ujar Pras.

"Iya, aku harus konfirmasi, jangan sampai kejadian kaya Deffi dulu aja kejadian lagi", gerutu Xena.

"Ngga mungkin lah. Kalian sudah hati-hati dan makin memperketat pengawasan, ngga bakalan kecolongan lagi", ujar Pras.

Xena terdiam mendengar kata-kata Pras dan ia tampak sedang berpikir. Belum sempat ia bertanya, seorang pengantar membawakan makanan dan setelah Pras membayar tagihannya, mereka akhirnya makan malam bersama.

Sepanjang makan malam, Xena melihat Pras dengan pandangan aneh dan Pras hanya tersenyum melihat nya. Malamnya, saat akan masuk ke kamar tidurnya, Pras menarik tangan Xena untuk masuk ke kamarnya.

"Kamu tidur temani aku ya. Aku ngga bisa tidur kalau ngga ada kamu", ujar Pras lembut.

Xena makin berpikir namun ia menurut dan mengikuti kemauan suaminya, membaringkan tubuhnya disebelah Pras diatas tempat tidur. Setelah Pras masuk ke dalam selimut nya, Ia langsung memeluk tubuh Xena dan sebentar kemudian dia tertidur lelap dengan tetap memeluk tubuh Xena.

Pagi-pagi Xena terbangun karena suara HP nya yang berdering. Xena mengambil HPnya dengan mata setengah terpejam dan menjawab panggilan telepon nya.

"Iya kak Xavier. Pagi-pagi amat telepon aku. Iya, aku ngga apa-apa kok. Aku di resort dari semalam, sejak kakak call aku semalam, anak-anak minta menginap di resort. Iya dari semalam. Emang kenapa si?. Hah?. Beneran kak?. Kamu ngga bohong kak?. Alhamdulillah berarti keluargaku masih dilindungi Tuhan kak. Iya kak, kebetulan sekali. Iya, kami dadakan langsung ke sini karena Mika sama Raffa mau lihat Sun Rise pagi ini. Iya, nanti kalau polisi perlu keterangan aku, suruh mereka hubungi aku aja di nomor ini ya kak. Kami ada di Villa nomor 3 kok kalau mereka juga mau ke sini. Iya, makasih ya kak", ujar Xena lalu menutup telepon nya.

"Ada apa? Pagi-pagi benar Xavier hubungi kamu", ujar Pras.

"Kak tau ngga, semalam Villa di desa itu kedatangan tamu ngga diundang. Beberapa perampok masuk ke Villa dan melukai penjaga Villa. Kak Xavier dan Daddy khawatir sama kita karena mereka kan tau nya kita lagi menginap di sana. Makanya kak Xavier langsung hubungi aku saat dia dengar beritanya", ujar Xena. Pras terperanjat tak percaya apa yang dia dengar.

"Kapan kejadiannya? Alhamdulillah kita turutin maunya anak-anak ya pindah ke sini, kalau ngga kita bisa dalam bahaya", ujar Pras lalu memeluk Xena.

"Tengah malam tadi. Penjaga Villa melawan dan kebetulan ada beberapa penduduk yang sedang siskamling malam. Akhirnya para perampok itu kocar kacir, satu orang tertangkap dan jadi bulan-bulanan warga. Dia uda diserahkan kepada Polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Ternyata mereka spesialis perampok Villa kak, kan mereka pikir yang menginap di Villa biasanya orang-orang kaya", ujar Xena.

"Wah kalau gitu, keamanan di resort ini harus di perketat, cantik. Biar yang menyewa villa disini merasa nyaman", ujar Pras. Xena terdiam mendengar kata-kata Pras, lalu ia tersenyum.

"Kamu sudah mendapatkan ingatanmu kembali ya kak?", tanya Xena sambil menatap tajam ke arah mata Pras.

"Ngga, aku masih belum ingat", ujar Pras tersenyum.

"Jangan bohong. Aku tau kamu sudah ingat kembali kan. Jujur, kalau ngga aku kasih hadiah cubitan nih", ujar Xena lagi sambil siap-siap akan mencubit Pras.

"Engga kok. Aku masih belum ingat", ujar Pras sambil bangun dan menjauh dari Xena. Xena langsung mencubitkan tangannya ke pinggang Pras.

"Ngaku, kamu Uda ingat aku lagi kan?", geram Xena kesal.

"Aduuuh sakit sayang. Iya-iya .. aku uda ingat kamu lagi dan anak-anak. Aku ingat kalian saat memasuki resort ini, saat melihat foto pernikahan kita di ruang kerjamu di kantor administrasi", ujar Pras sambil melepaskan tangan Xena dari pinggangnya dan mengelus-elus pinggangnya yang kesakitan.

"Dasar. Jangan pernah ya lupakan aku lagi kak", ujar Xena lalu memeluk erat tubuh Pras.

"Tidak akan lagi sayang. Aku mencintaimu", ujar Pras lalu mencium bibir Xena.