Pertunangan Delon-Madeline

Pagi-pagi telah ada kesibukan di rumah Henry Wijaya. Hari ini merupakan hari pertunangan Delon dengan Madeline. Xena dan Pras tampak sibuk membantu Adelia dalam mempersiapkan tempat acara.

"Mommy, ini yang untuk penerima tamu tetap si Lila dan si Mungil ya? Aku uda minta mereka untuk dirias sama mba Atun loh", ujar Xena saat melihat Adelia memasuki halaman rumah.

"Iya, sesuai kesepakatan kemarin aja. Eh Yani sudah rapi ya atur cateringnya? cepet amat kelarnya", ujar Adelia saat melihat semua makanan telah tertata dengan rapi.

"Dari jam 5 tuh si mama uda nyampe sini. Dari tadi dia sibuk menghangatkan makanan. Dia ngga tidur dari kemarin padahal dia baru pulang dari Luar kemaren pagi", ujar Xena.

"Hebat banget mamanya si Pras, punya tenaga extra dia", ujar Adelia.

"Pras itu dipindahkan dong, masa di taruh di situ aja si", teriak Adelia saat melihat Pras dengan cueknya menaruh bangku di tengah jalan.

"Sebentar Mommy. Cape banget nih, ambil nafas dulu ya", ujar Pras memelas.

"Kerja loe daritadi juga kebayakan nyantai loe", ujar Xavier sambil menyenggol bahu Pras.

"Santai dari mana? Dari tadi aku disuruh mulu sama si Xena", gerutu Pras ketus.

"Kamu ngga suka kak kalau aku suruh?", sindir Xena judes.

"Bukan gitu sayang. Akh Kan salah lagi. Maaf sayang", ujar Pras langsung mengangkat bangku dan memindahkannya.

"Acaranya jam berapa si? Kenapa si orang2nya Mommy mesti ngga masuk kerja sampai 2 orang gitu", gerutu Xavier sambil memindahkan beberapa bangku lagi.

"Jam 9 acaranya, tapi kan harus rapi sebelum jam 9. Uda jangan ngobrol mulu, cepetan kelarin, sebentar lagi bakalan banyak yang datang", omel Adelia.

"Iya Mommy", ujar Pras dan Xavier kompak.

"Kasian ya para CEO di suruh ngangkut-ngangkut bangku buat pesta anak buahnya", celoteh Nathan dengan cueknya sambil merangkul Adelia.

"Daddy dari mana aja si? Bukannya ikut bantuin, baru datang. Itu bantuin kak Michael pasang sound sistem, dia kayanya ngga tau cara pasangnya", omel Adelia sambil melotot ke arah Nathan. Baik Xavier, Pras maupun Xena tertawa tertahan melihat Nathan yang ikut kebagian tugas juga dari Adelia.

"Mommy ... kok aku disuruh juga?", Nathan memelas.

"Uda kerjain aja, kak Michael ngga bisa pasang ntar yang ada malah rusak properti Mommy", bisik Adelia pelan.

"Beli lagi aja kalau rusak, susah amat si", ujar Nathan cuek.

"Daddy .... cepetan deh bantu itu kak Michael. Jangan sampe Mommy cubit ya", omel Adelia lagi.

"Iya iya", akhirnya Nathan menyerah dan berjalan menuju ke arah kakak iparnya. Sebentar kemudian tampak ia sibuk memasang beberapa alat.

Tepat jam 9 acara pertunangan dimulai. Delon tampak rapi dengan kemeja batiknya dan senyum yang selalu menghias di bibirnya. Madeline terlihat cantik dengan kebaya yang sewarna dengan kemeja batik Delon. Saat mereka saling bertukar cincin, Delon terlihat seakan tanpa berkedip memperhatikan muka Madeline yang membuat gadis itu bersemu merah dipipinya.

"Selamat ya Delon, cepetan segera rencana pernikahannya biar ngga nyanyi kesepian lagi", celetuk Xena saat menyalami Delon.

"Kapan gw pernah nyanyi kesepian si Xena? Kan ada elo", ujar Delon dengan cueknya tapi langsung terdiam saat melihat mata melotot Pras di belakang Xena.

"Maaf Bos, maksudnya kan ada Xena dan Group Receh yang selalu menemani bos", ujar Delon takut-takut.

"Group Receh uda pada sibuk sendiri sekarang. Tinggal Wilma doang lagi tunggu antrian, iya kan Wilma?", goda Pras sambil melihat ke arah Wilma yang ada di belakangnya.

"Doakan saja ya bos", ujar Wilma cuek.

"Ngapain ikut-ikutan panggil gw bos?", ujar Pras bingung.

"Kan kak Pras bosnya Michael, jadi ya otomatis bos aku juga", ujar Wilma sambil tersenyum.

"Jiah", gerutu Pras.

"Wilma, berarti sebentar lagi dong ya acaramu", ujar Xena ikutan menggoda.

"Tenang aja Xena, loe kebagian tugas kok", ujar Wilma santai sementara Michael yang ada dibelakang Wilma hanya senyum-senyum tak berani berkata apapun pada Xena maupun Pras yang notabene adalah bosnya di kantor.

"Siap" ujar Xena dan Pras serentak