1.
Disebuah rumah minimalis yang sederhana namun terkesan mewah terlihat dua orang dewasa sedang memperdebatkan sesuatu.
"Cepat serahkan kepadaku!!"
"Untuk apa mas, sudah cukup!"
Dengan langkah sempoyongan laki laki paruh baya mengacak seisi lemari. Setelah mengacak acak lemari, ia bergegas mengacak kasur, bantal dilempar kesana kemari pria tersebut tidak berhenti mencari barang yang ia cari. Pria tersebut nampak kacau, mata merah, bau alkohol menyengat disekitarnya tubuhnya, bahkan terlihat luka lebam dimukanya.
"Cepat katakan dimana kau menyimpannya bodoh!" Sentak pria tersebut kepada wanita dihadapannya
Dengan sabar wanita tersebut meraih tangan pria paruh baya itu
"Mas, tolong jangan kau ambil perhiasan dan sertifikat rumah. Itu untuk bekal anak kita kelak."
Pria tersebut menyentakkan tangan yang digenggam wanita itu. Pria tersebut menatap sinis wanita itu lalu tak lama kemudian dia menarik rambut panjang wanita itu
"Cepat serahkan!! Atau kalau tidak kau akan aku bunuh!"
"Ahh sakit. Tolong lepaskan."
"Kau tuli? Cepat serahkan!"
"Tidak mas aku tidak akan menyerahkan apapun. Sudah cukup mas! Semua sudah kau jual hanya untuk mabuk mabukan , berjudi? Lalu sekarang untuk apa lagi.?" Wanita tersebut kekeh dengan pendiriannya
"Dasar wanita bodoh!!"
PLAK !!! PLAK !! PLAKK !!!
Pria paruh baya tersebut menampar habis habisan wanita itu, darah segar keluar dari sudut mulut wanita itu, tak kuasa, wanita itu menitikkan air mata dan memegangi pipinya.
"MAS !!!!!! Tolong dengarkan aku"
"KAU BENAR BENAR WANITA JALANG! CEPAT SERAHKAN DIMANA KAU MENYIMPANNYA.!!"
"Tidak akan aku serahkan kepadamu mas!"
Plak !!! Bughh !!!! Plak !!! Plak!
Anak kecil berwajah cantik sekitar berumur 5 tahunan yang sedang asik bermain dengan boneka Barbienya seketika terkejut mendengar suara berisik di kamar Ayah dan Ibunya.
"Ada apa ya?"
Ia pun merasa semakin heran ketika mendengar suara ibunya berteriak dan meminta tolong.
"Mimom? Kenapa mimom minta tolong?" Anak kecil itu sontak langsung melempar boneka kesayangannya dan berlari ke arah kamar Ayah dan ibunya untuk melihat apa yang terjadi.
Cetar plak !!!!!
"Ampun mas , arghh sakit sekali."
"Sakit.. tolong!!!"
Pria paruh baya tak menghiraukan tangisan dan omongan wanita itu. Pria itu benar benar sudah habis kesabarannya. tak peduli apapun kondisi Wanita itu. Meski sudah membenturkan kepala wanita itu kelemari, menamparnya hingga babak belur wanita itu masih belum mau menyerahkan apa yang dia mau.
Ketika sampai di kamar Ayah dan ibu nya, Anak kecil berparas cantik itu kaget luar biasa, bahkan dia tidak berani masuk kedalam untuk menyelamatkan ibunya. Ia hanya bisa berdiri diam di depan pintu menyaksikan kejadian tragis didepan matanya. Lidah nya kelu untuk berteriak, badannya lemas jatuh kelantai. Dalam diam dia terisak. Dalam diam dia berteriak kencang.
"Mimom..."
"Kenapa Ayah jahat?"
"Aku harus gimana? Kalau mimom mati gimana hikss...."
"Kakak Joe tolong mimom."
"Kau akan mati!!! Mati kau mati !!!!!!!"
"Wanita tak berguna!! Mati lah kau Mati hahha."
"Mimom...mimom..!!!!!! Aaaaaaa tidakkkkkkkkkkkkkk!!!"
.........
"Hey, Barbie?"
"Luna? Hey bangun"
"Mimom...!!!"
Dengan nafas tersenggal senggal, gadis berparas cantik terbangun dari tidurnya.
"Luna? Kau mimpi buruk lagi?" Orang yang tadi membangunkan gadis itu menatapnya dengan khawatir, lalu ia memegang wajahnya adiknya.
Gadis itu langsung memeluk orang yang ada dihadapannya.
"Mimom.. kak hikss."
Sakit hati , sedih Itu lah yang dirasakan orang itu. Ketika melihat Adik nya masih bermimpi masa lalu yang begitu kelam. Meski sudah 15 tahun berlalu kenapa gadis Cantik ini masih belum bisa melupakan kejadian itu.
"Aluna. Stop! Don't cryng. Ada Kaka disini Luna."
"Tolong jangan menangis lagi." Orang itu mengelus punggung adiknya berharap adiknya tenang. Lalu perlahan ia melepaskan pelukan adiknya. Dia menatap mata cantik adiknya. Lalu dia memegang pipi mulus adiknya dan menghapus air mata adiknya.
"Lihat kakak! Sudah cukup. Jangan menangis lagi Luna."
Gadis itu memperhatikan orang itu dengan sedih ia menatap pria tampan dihadapannya.
"Kak Joe.. aku rindu mimom."
Pria itu menghela nafas berat, jika boleh jujur dia pun rindu akan mendiang Ibunya.
"Mimom sudah bahagia disana Luna, ingat mimom tidak akan pernah suka jika kau tetap seperti ini. Bahkan aku juga."
"Tapi kak..."
"Luna, dengarkan Kaka. Suatu hari kita akan mengunjungi makam mimom bersama. Kita akan melihat keadaan mimom disana. Jika Luna rindu, Luna bisa luapkan perasaan apapun yang Luna rasakan. Tapi sekarang bukan waktunya. Tapi kakak janji akan membawa Luna ke makam mimom suatu hari nanti." Ucap tegas Joe liezy. Pria itu merupakan kakak dari Luna.
Tidak ingin membuat kakaknya sedih, Aluna pun akhirnya berhenti menangis, ia mengusap air matanya. Aluna lalu memegang tangan kakaknya
"Maafkan Luna kak.."
"No problem little girls."
Senyum hangat mewarnai mereka berdua , hingga salah satu dari mereka melihat jam di atas meja
"Ah sudah siang Luna!! Kau bisa terlambat!"
Aluna pun terkesiap, ia melihat ke arah jam yang terletak dimeja. Benar saja sudah hampir jam 08.15 menit. Yang artinya 15 menit lagi waktu tersisa untuk menuju tempat kerjanya.
"Dasar bodoh, kenapa kau tidak membangunkan aku lebih awal Joe Liezy !!"
"Hey, kau tidur seperti kerbau. Aku sudah berkali kali membangunkan kamu dari jam 06.30 pagi tadi."
Aluna mendengus kesal. Kakaknya ini benar benar pintar mencari alasan. Biasanya Aluna bangun lebih awal, Karna kemarin malam terpaksa lembur, alhasil hari ini dia bangun terlambat. Akhirnya Aluna berlari ke kamar mandi untuk segera mandi secepat mungkin. Sebelum masuk ke kamar mandi Aluna menatap kakak laki lakinya yang masih duduk santai di atas kasurnya, pria tampan itu tampak menahan tawa sedari tadi memperhatikan adiknya.
"Kak Joe!! Apa yang kau lakukan bukannya kau juga harus pergi bekerja, huh???"
Joe lienzy menggelengkan kepala melihat adiknya, selain mengemaskan Aluna juga masih tetap sama seperti dulu , polos dan lucu.
"Dasar gadis pintar ! Apa kau lupa??"
"Maksudmu??"
"Hari ini hari minggu, tentu saja kakakmu libur bekerja." Dengan santai Joe liezy berbaring diatas kasur adiknya lalu memeluk guling kesayangan adiknya.
Aluna menepuk dahinya. Mengapa dia bisa lupa jika hari ini hari Minggu. Tentu saja kakaknya tidak bekerja, beda dengan dirinya yang harus tetap bekerja walau di hari Minggu.
"Terkutuk lah kau Joe Liezy!!"
Setelah mengumpat, Aluna masuk ke kamar mandi.
Disana Joe Liezy tertawa terbahak bahak melihat tingkah adiknya yang selalu saja polos , lugu , dan pelupa. Sangat menggemaskan.