Tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut sang Bunda, segala kata yang hendak diucapkannya seakan tersangkut di tengorokannya. perkataan sang mertua membuat hatinya sangat teriris sakit, Selama ini dirinya tidak menemui sang putri bungsu bukan karena dirinya tidak menyayangi anaknya itu.
Mereka semua bahkan suaminya sendiri tidak mengerti seberapa sayang dirinya pada sang buah hati, mereka semua tidak tahu, bagaimana dirinya ingin selalu memeluk anaknya itu. mereka semua tidak tahu, setiap malam, dirinya selalu mendatangi kamar sang putri untuk memandang juga mencium wajah sang putri yang selalu tinggal jauh dari dirinya.
seharusnya sang suami tahu, bagaimana dirinya selalu merindukan putrinya tersebut. sedari anaknya berumur 5 tahun dan dititipkan kerumah sang mertua, tidak seharipun dirinya absen membersihkan kamar dan segala hal dikamar putri bungsunya itu. Bahkan dirinya selalu menangis memandang foto sang putri. Namun dirinya selalu menahan segala rasa itu untuk dirinya sendiri.
beberapa bulan lalu,,dirinya sangat bahagia sang putri kembali, namun...dirinya tidak mampu memeluk, bahkan dirinya selalu bersikap kasar padanya. Ketika dirinya mendengar sang putri merasa dirinya anak dari suaminya dan wanita lain yang menjadi simpanannya hatinya sangatlah sakit. ingin dia berteriak....jika dirinyalah ibu yang mengandung dan melahirkannya, dirinyalah ibu yang akan merasakan 1000x lebih sakit jika putrinya itu tersakiti, namun dirinya hanya mampu mendengar dan menatap pilu kearah anaknya itu tanpa sepatah katapun terucap.
Namun kecewa yang dirasakannya semakin menjadi saat sang suami hanya diam, tanpa membela dirinya, dirinya sangat kecewa sang suami membenarkan tuduhan sang mertua bahwa dirinya ibu yang kejam kepada anaknya sendiri. tapi dirinya lebih kecewa kepada dirinya sendiri, karena ketidak mampuannya dirinya mengorbankan anak yang sangat disayanginya. Seandainya dulu dirinya lebih berani mengambil resiko tentu saja putri kecilnya tidak akan menderita kesepian, putri kecilnya tidak perlu mengemis kasih sayang pada adik iparnya.
Sang Bunda menatap penuh kecewa kepada sang suami....lalu beralih menatap sang putri dengan wajah penuh penyesalan. 'maafkan Bunda sayang' batinnya.
dirinya segera beranjak pergi dari ruangan yang terasa tidak ada udara tersebut, dan melanjutkan menangis dikamarnya. tangisan yang terdengar sangat memilukan hati.
"andai kamu tahu nak,,Bunda sayang sekali padamu, tapi Bunda tidak bisa mengatakan itu" gumamnya diantara derai tangisannya.
Terdengar bunyi pintu diketuk, lalu nampaklah wajah tampan sang putra yang juga penuh air Mata diwajahnya. "mama...." pangil sang putra Arya sambil berlari memeluk dirinya.
"mama....mama..." hanya itulah yang keluar dari mulut Arya. Dipeluknya sang putra dengan erat. putranya inilah yang selalu ada saat dirinya menangis merindukan putri kecilnya yang dipaksa jauh dari dirinya. Dan mungkin sang putra inilah yang tahu rahasia yang tersimpan rapi selama ini, atau mungkin sang putra hanya tidak tega melihatnya menangis.
"mama jangan menangis lagi, ceritakan saja sama Arya apa yang mama rasakan, bukan hanya Sinta ma,,Arya juga anak mama, yang akan selalu ingin mama tersenyum bahagia" kata Arya.