Terkaan

sang Bunda yang mendengar bujukan arya hanya mengeleng dan tetap menangis. dirinya tidak ingin apa yang dirasakannya juga dirasakan sang putra.

"Arya....kamu adalah putra mama satu - satunya, mama sangat menyayangimu, kamu tahu kan....betapa sayangnya mama padamu nak" kata sang Bunda masih berlinang air Mata. Arya hanya menganguk mendengar perkataan mamanya. tanpa mama nya bilang, dirinya tentu saja mengetahui Hal itu. sedari dirinya kecil, sang mama memang selalu memperlakukannya lebih baik dari pada kakak ataupun adiknya yang lain. mamanya memberinya uang jajan yang lebih banyak dari pada saudarinya yang lain, bahkan mamanya selalu mengajaknya kemanapun mamanya pergi.

yang lain mungkin merasa Lili lah yang Paling disayang sang mama, namun sesungguhnya dirinyalah yang selalu diajak sang mama, juga diperkenalkan kepada kawan - kawan sang mama. Diacara yang dihadiri kedua orang tuanya, bukan Santi yang diajak, atau Lili namun dirinya.karenanya tanpa sang mama mengatakan Hal itu , dirinya juga sudah merasakan ya sendiri.

"tapi...ma....kenapa mama juga papa harus kirim Sinta jauh dari Kita, Sinta sangat kangen lo mah...sama Kita" kata Arya.

sang mama semakin tersedu mendengar perkataan Arya, dirinya juga sangat merindukan putrinya itu, namun Demi kebaikan semuanya, dirinya harus menyakiti sang putri dari kecil bahkan hingga kini sang putri deeasa.

"mama sangat sayang sama kamu nak" hanya itu yang keluar dari mulut sang mama.

Tanpa mamanya sadari kini dalam hati Arya...dirinya juga Punya keyakinan yang sama seperti Sinta, Arya meyakini bahwa yang tadi dikatakan Sinta adalah kebenaran. 'tidak Ada alasan yang lain,,memang Sinta anak dari simpanan papa' batin Arya.

sang mama masih terus memeluk Arya dan melepas sebagian rasa sesak didadanya karena sang putri mengira dirinya bukan anaknya.

'aku harus mencari tahu, siapa yang menjadi simpanan papa, tega benar dia menyakiti mama dengan mengirim anak haramnya pada mama' batin Arya penuh kebencian.

"Arya....percayalah sama Mama, Sinta memang adik kandungmu, dia terlahir dari rahim mama, bukan orang lain, mama mengirimnya ke tempat nenekmu, karena mama tidak mau kehilangan dirinya" kata sang mama. "apa mama tidak bohong?" Tanya Arya.sejujurnya dirinya meragukan perkataan sang mama Dan lebih percaya pada permintaan Sinta yang dirinya dengar tadi.

"bukan mama yang mengambil ginjal Sinta, bukan mama juga yang menyutujui operasi itu, mama mengirimnya pada nenekmu, dan tidak menjenguknya adalah agar orang itu tidak bisa lagi melakukan hal jahat pada adikmu itu" cerita sang mama.

sesungguhnya perkataan sang mama membuat Arya bingung...siapa orang itu?, namun sang mama tidak bercerita lebih lanjut, Dan malah lebih memilih membiarkannya berada dalam perasaan yang penuh dengan penasaran.

"apa orang itu Ada hubungannya dengan papa ma?" Tanya Arya. perkataan Arya tidak serta merta dijawab sang mama namun dari raut wajahnya sang mama, Arya tahu bahwa tidak Ada kesalahan. dalam perkataannya.

pengambilan ginjal Sinta dilakukan dengan persetujuan sang papa. ' jika memang ini semua ulah papa, jangan harap aku memaafkan papa' batin Arya geram.

Arya memang selalu bersama sang mama, karenanya dirinya tahu bahwa kerap Kali sang mama bersedih karena sang papa. Dan dirinya sudah menyadari Hal ini sudah berlangsung lama, papa nya bukan orang perfect seperti perkiraan orang Selama ini.