Terbongkar...

Waktu di acara ulang tahun shalona dan dirles, sera hampir aja ketahuan sama james. Sakitnya kumat  mendadak, darah keluar dari hidungnya dan dia pun ga menyadarinya.

Untung aku melihatnya dan langsung senggol kaki sera untuk memberi kode sama dia,  dia pun mendadak langsung menghapusnya pakai tisu.

Namun darahnya masih terus mengalir, dia berpura pamit sama kita mau ke toilet. Begitu dia ke toilet gue pun menyusul dia.

"sera lo gapapa?" ucap gue dari lluar pintu.

"sera.." jujur, gue udah panik nih.

Ceklekk..!!

"sera, astaga!!" dia langsung menarik tangan gue masuk toilet.

"sera, ya ampun darahnya belum berhenti juga? aduh.." darahnya masih terus mengalir dan wajahnya pun tampak pucat.

"khris, darahnya belum mau berhenti." ucapnya lemah dan dia masih membasuh hidungnya pakai air.

"obat lo mana?"

"ga gue bawa.."

"sial, bentar gue chat reigns dulu." dia pun mengangguk.

"reigns, darah mengalir dari hidung sera dan belum berhenti juga, tolong datang ke toilet ya." itulah chat gue sama reigns.

Dan benar aja tak lama reigns datang, dia mengetok pintunya. Gue langsung membuka pintunya dan dengan ga sabarnya reigns main nerobos aja, gue pun menutup pintunya kembali.

"reigns.." lirih sera.

"tenang ya sera, gue di sini kok. Gue udah bawa obatnya, bentar ya gue suntik dulu biar darahnya berhenti." sera pun mengangguk sedih.

Reigns menyuntik cairan ke tubuh sera sambil menunggu reaksinya beberapa menit sementara gue membantu membersihkan darah yang menempel di wajahnya, dan hanya 5 menit darahnya pun berhenti.

Gue beneran udah lega setidaknya ini lebih baik dari sebelumnya. Gue pun mengambil lipstik dan bedak dari kantong celana gue karena sebelum menyusul sera ke sini, gue ambil beda dan lipstik karena ini udah gue duga.

"gue bedakin ya.."

"khris.." lirihnya.

"tadi sebelum ke sini udah gue persiapkan kok." gue pun bedakin dia dan lipstikkan dia dan dia tampak seperti awal lagi.

Kita pun memilih keluar dari toilet ini, begitu kita bertiga keluar dari toilet dan melangkah untuk kembali ke acara. Suara james menghentikan langkah kita.

"sayang.., kalian tiga kok bisa ada di sini?" mampuslah, mau jawab apa kita.

"gue baru keluar dari toilet, eh lihat mereka turun dari atas yaudah kita barengan aja ke sana." timpal reigns.

"ohh.." ucap james.

"yaudah, gue duluan ke sana ya." pamit reigns dan kita pun mengiyakan, tinggallah kita bertiga.

"sayang.., aku dari tadi nunggui kamu tapi kok lama banget makanya aku nyusul kamu ke sini. Kamu kenapa lama sih sayang?" ucap james lembut sambil usap kepala sera.

"hehehe, aku habis dari toilet trus lihat khristal naikin tangga yaudah aku panggil dia dan nyusul dia ke atas tepatnya kamar anak-anak. Maaf ya udah buat kamu lama menunggu."

"huh!! kirain ada apa-apa sama kamu, lain kali jangan bikin aku panik ya sayang?"

"iya, maaf ya sayang.."

"iya dimaafin kok sayang, yaudah kita kembali ke sana yok. Dek ayo, anak lo dean udah nyariin lo." aku pun mengangguk dan kita pun kembali menemui lainnya.

****

Itulah kejadian 5 hari yang lalu, namun hari ini sakitnya kumat lagi. Dan sepertinya gue udah ga tahan melihat dia terisiksa kayak gini, ingin sekali gue jujur sama james. Namun lagi-lagi ada aja yang membuat gue menahannya.

Gue lagi telponan sama sera awalnya baik-baik aja masih cerita, becanda, ketawa tapi kembali hening saat dia ga bersuara lagi.

"sera..sera lo kenapa diam?" tapi belum ada jawaban dari dia, beberapa detik gue dibuat menganga sama suara dia.

"hueks..hueks..uhuk..uhuk.." sera muntah.

"sera..sera lo muntah lagi? sakitnya kumat lagi?" ucap gue panik.

"huek..hueks..hiks..hiks..hueks..uhuk.."

Tanpa babibu gue langsung memutuskan sambungannya, gue langsung pergi ke rumah sera dengan membawa dean.

Selama di taxi pun gue panik luar biasa, gelisahnya ga tahu mau bilang apa lagi. Mendadak gue ketakutan, takut kalau-kalau aja dia ga tertolong lagi.

Siiiitttt..!!!

Akhirnya kita pun sampai di rumah sera, gue langsung turun dan menuju pintu belakang karena udah gue pastikan kalau pintu depan terkunci.

"seraaa..." teriak gue.

Dia tergeletak di lantai ruang tengah. Astaga,  gue pun sampai lupa sama anak gue, teriakan gue membuat dean terkejut bahkan udah nangis.

"sayang..maaf ya nak, mama ga marahin dean kok. Cupp...cupp..jangan nangis ya nak." gue pun mencoba mendiamkan dia dan syukurlah dia langsung diam.

"dean, kita lihat mami dulu ya." dia pun mengangguk dan gue pun menurunkan dia lalu menghampiri sera.

"sera..sera..astaga..!! sera bangun.." ucap gue dengan nada tinggi lalu gue meletakkan kepalanya di paha gue.

"sera bangun..sera...sera..plis..plis..bangun sera, gue mohon.." pecah sudah tangis gue.

"jangan tinggalin kita, hiks..hiks..bangun sera..BANGUN SERA!!" teriak gue. Dia sama sekali ga terusik, gue pun langsung bertindak dengan cara menelpon reigns.

Titt..titt..titt..!!

"sial, lo kenapa ga bisa dihubungi sih reigns." namun gue tetap menghubungi dia.

"ya halo khris.." akhirnya diangkatnya.

"reigns, sera ga sadarkan diri, gue mau bawa dia langsung ke rumah sakit sekarang, lo harus tolong dia.."

Tanpa menunggu jawaban reigan, gue langsung matikan sambungannya. Yang penting dia tahu kalau gue mau ke rumah sakit sekarang.

"dean.."

"mamamama.."

"kita bawa mami ke rumah sakit ya, bantu mama ya nak." dia pun mengangguk seakan mengerti maksud mamanya yaitu dengan ga menggendong dia karena gue membantu sera dulu.

Gue pun memesan grabcar,  ga lama grabnya pun datang. Gue membuka pintu dari depan meminta tolong sama supirnya untuk membantu membawa sera ke mobil lalu kita menuju rumah sakit.

****

Begitu kita sampai rumah sakit ternyata reigns udah menunggu di depan, sera pun langsung dibawa ke ruangan didampingi reigns. Sementara gue dan dean duduk menunggu di luar.

"hiks..hiks..lo ga boleh ninggalin kita sera, lo harus kuat." isak gue.

"seharusnya gue ga mengikuti sandiwara lo, hiks..hiks..sekarang jadi fatalkan."

"bener kata reigns, lo harus angkat rahim. Hiks..hiks..cuma itu satu-satunya jalan sera."

"maafin gue juga james, gue merahasiakan ini sama lo, gue..gue hanya ga ingin membebani pikiran sera dan sekarang gue menyesal, hiks..hiks.."

"huh!! James harus tahu, iya james harus tahu." gue pun menelpon james.

"hal_halo james."

"ya kenapa dek? kok suara lo kayak baru habis nangis."

"hiks..hiks..bang..sera bang..sera.." gue kembali terisak.

"hey, kenapa dengan sera? khristal kenapa dengan istri gue?" sama sepertiku, dia pun panik.

"sera sakit bang, sera sekarang berada di rumah sakit, dia lagi ditangani reigns bang. Hiks..hiks..maafin gue bang."

Gue tahu dia pasti syok berat, suara mendadak hening. Mungkin aja james sekarang menangis namun ga bersuara.

"bang..., gue tahu abang terkejut. Gue tahu abang pasti marah, kecewa dan menangis. Maafin gue yang menyimpan semua ini, bang datanglah sekarang ke rumah sakit. Sera membutuhkan abang sekarang, sera menunggu abang di sini, se_"

Ucapan gue terpotong karena james udah memutuskan sambungannya. Gue hanya menghela nafas kuat, ini juga salah gue lalu gue kembali untuk menelpon dirles.

"ya sayang? ini gue dan sha udah di jalan kok mau pulang."

"dir..hiks..hiks.."

"loh, kamu kenapa nangis sayang? apa yang terjadi? kalian di mana sekarang?" paniknya.

"gu_gue gapapa kok sayang, kita baik-baik aja. Dir..kita lagi di rumah sakit sekarang."

"APA?? di rumah sakit? siapa yang sakit? jangan bohong lagi sayang, jangan bikin gue panik gini."

"iya di rumah sakit tempat reigns kerja, sera..sera yang sakit. Hiks..hiks..dia sakit parah dir dan sekarang hiks..dia masih ditangani reigns, kalian langsung ke sini aja ya."

"ya ampun sera kenapa? oke-oke kita langsung ke sana sekarang ya.."

"iya, kalian hati-hati ya."

Sudah menunggu dengan waktu yang cukup lama namun reigns belum keluar dari ruangan, separah itukah dia?

"khristal..." suara itu.

"abang..." kenapa gue jadi mendadak ciut gini.

"mana istri gue? MANA??" bentaknya.

"di_dia masih di dalam bang, reigns belum selesai." ucap gue bergetar.

"apa maksud lo tadi hem? lo minta maaf sama gue dan menyimpan rahasia? rahasia apa maksud lo? RAHASIA APA!!" bentaknya diakhir, gue langsung menutup kuping dean.

"hiks..hiks..maaf bang, gue tahu salah."

"yang gue tanya rahasia apa? bukan maaf lo." marahnya.

"sera..sera kanker rahim.."

"APA??" syoknya setengah mati, gue hanya nunduk diam.

"istri gue sakit? kanker rahim?" lirihnya lemah dengan berurai air mata saking ga percayanya dan gue hanya mengangguk lemah.

"dan lo tahu?" gue pun mengangguk lemah.

"KENAPA LO GA BILANG SAMA GUE BRENGSEK!!" emosinya membludak. Airmata gue semakin jatuh, sedih rasanya dikatakan berengsek sama orang yang udah gue anggap abang dan untuk pertama kalinya dia marah besar sama gue.

"JAMES!!" gue pun menoleh ke samping, air mata gue pun semakin jatuh lagi. Dia menghampiri gue bahkan memeluk gue.

"JANGAN BENTAK ISTRI GUE!!" marah dirles, James pun terdiam namun air matanya tetap mengalir meski dia berulang kali menghapusnya.

"ini semua salah istri lo.." geram james.

"jangan sembarangan lo ngomong ya, ini ga sepenuhnya salah khristal."

Mereka jadi bersitegang dan melemparkan kesalahan. Gue jadi merasa bersalah sama persahabatan mereka.

"dir...udah ya jangan marahin abang dan bener ini salah gue, gue juga gapapa kok." gue mencoba menenangkan dirles.

"tapi dia udah bentak kamu sayang.." gue pun tersenyum dan masih mengusap lengannya.

"gapapa kok, gue ngerti posisi abang." terlihat james dan dirles menghela nafas kuat.

Dan ga lama terdengar suara pintu itu mengalihkan pandangan kita, terlihat reigns dengan wajahnya yang capek, sedih saat keluar dari ruangannya dan itu sunggu membuat gue gelisah setengah mati.

~••~••~

(Oh my God!! 😱😱 sera kritis, james dan dirles mengetahuinya serta reigns terlihat sedih saat keluar ruangan.

😢😥😭😖)