Mengambil keputusan..

Semuanya masih berkumpul diruangan Sera, ketegangan mulai nampak satu sama lain.

"kenapa kamu merasa bersalah sayang? apa yang tadi terjadi ?" tanya khristal.

"ga ada yang terjadi apa-apa sayang, gue tadi hanya membantu sera waktu kamu dalam toilet ngurus dean. Tapi mungkin james salah persepsi dan apa kamu tadi ga melihat kehadiran james?" tanya dirles.

"gue ga melihat dia, maksud kamu james cemburu?" tanya khristal lagi.

"kemungkinan besar iya, dia pasti cemburu."

"lo benar dir,  james pasti cemburu apa lagi tadi dia ke sini ingin minta maaf sama sera tapi karena dia melihat dengan menurut pikiranya pasti dia mulai berprasangka buruk dan cemburu apa lagi tadi sera meminta james untuk pergi dari hidupnya." sahut reigns.

"astaga, masa iya james cemburu? dia kan tahu dirles cinta banget sama istrinya. Ya kali dirles niat selingkuh." omel josh.

"sera.." panggil reigns, kami pun melihat ke arah sera.

"apa lo sengaja melakukan itu? lo melihat dia ke sini kan?" tanya reigns tapi sera diam saja.

"sera jawab.." lanjut reigns dengan rahang mengeras.

"apa sih reigns, ga mungkinlah dia sengaja melakukan itu." bela julia.

"karena dia udah mengusir james dan gue yakin ingin membuat james semakin mara, iyakan sera?" sera hanya memalingkan wajahnya ke samping tepatnya ke arah jendela terlihat badannya bergetar, dia menangis.

"ya ampun sera, jadi lo tahu dia ke sini?" khristal mendekati sera dan duduk di sampingnya.

"hiks..hiks..maaf.." akhirnya dia bersuara meski pelan.

"tapi kenapa lo lakuin ini? lo semakin membuat dia kecewa sama lo." lanjut khristal.

"bener-bener ga habis pikir gue sama cara picik lo sera, lo jangan egois, ini juga berdampak buruk sama dirles dan keluarganya." marah reigns.

"lo membuat james berpikir jelek sama dirles dan itu akan merusak persahabatan mereka, di mana sih pikiran lo?" reigns masih marah.

"hiks..hiks..maaf..maaf.." khristal langsung meluk sera.

"sera, gue tahu tujuan lo. Lo hanya ingin james beneran pergi dari lo, iyakan?" sera masih menangis.

"tapi cara lo salah sera, lo udah terlalu dalam melukai hati james. Abang gue ga salah sera!! hiks..abang gue sangat mencintai lo, gue juga ga terima perlakuan lo ini sama james."

"gue marah sama lo sera..!!" khristal pun melepaskan pelukannya lalu berlari ke suaminya dan langsung memeluknya.

"sayang jangan nangis.." dirles mengusap punggungnya.

"kamu bener, kita harus menjelaskan ke salah pahaman ini james.  Ayo kita temui james sekarang." ucap khristal.

"iya..iya..kita akan jelasin sama dia, kiita ke rumahnya sekarang ya." khristal pun mengangguk.

"josh, julia gue titip anak gue dulu ya, kita akan temui james."

"iya bro, pergilah kita akan jaga bocah ini." dirles pun mengangguk dan mereka pun pergi kerumah james.

"om, mama mau pelgi ya?" ucap sha sama josh.

"iya bocah, kamu di sini dulu sama om dan tante ya."

"huft iya deh, tapi om halus kasih kami makan ya. Lapal om kita belum makan dali tadi siang."

"ee busyettt, kalian belum makan?"

"belum om, kan langsung ke sini lihat mami."

"yaudah, kita beli makan ya."

"om.."

"apa lagi bocah?"

"papi udah ga ganteng lagi akh.." ucap sha cemberut.

"loh kenapa?"

"iya, tadi papi malah-malah sama mama. Sha kaget telus sha takut, untung ada papa. Ihh, pokoknya papi jelek dan selam (seram)."

"kamu sih, lagian papi kamu itu ga ganteng kok, masih gantengan om keles."

"sekalang iya gantengan om tapi sebelumnya gantengan papi. Huft, sha jadi takut sama papi dan kasihan mami ditinggal papi jelek."

"wkwkwwk,  sialan lo bocah, ini udah tegang semua keadaan tapi malah ngelawak lagi kamu. Sha, papi baik kok dan kakak ga usah takut ya. Lagian siapa yang tinggalin mami? papi keluar mau beli ember untuk mami kak, mami suka nangis mulu."

"auh ahk, pokoknya sha sebel sama papi jelek."

"kalau jelek sih om setuju, yaudah kita beli makan ya."

****

Jujur dan ini untuk pertama kali aku kembali cemburu dengan mereka setelah dirles menikah dengan khristal dan setelah aku menikah dengan sera.

Yang aku ingat mereka pelukan terakhir saat pernikahan kita itu pun sebagai ucapan selamat setelah itu ga pernah lagi.

Dan tadi? itu lebih dari sekedar pelukan meski aku tahu dirles ga ada rasa lagi sama istriku tapi sikap dia tadi terlalu berlebihan jadi sahabat.

Brakk..!!

Aku membanting kuat pintu rumah begitu sampai rumah, emosiku seharian ini ga terkontrol.

"aarghhhh..!!" teriakku.

"sialan kalian berdua!! kamu juga sera, setelah meminta aku pergi malah kamu sekarang ambil kesempatan dekatin dirles suami sahabat kamu. Aarghhh, sialan kalian..!!"

Prank..prank..brakk..plang..

🍷⌚💼📚📱📺🎻

Semua barang yang terlihat aku lemparkan kesembarangan tempat demi meluapkan kekesalanku. Puas membanting semua, aku pun memukul tembok ini berkali-kali sampai tangaku memerah dan berdarah hingga aku merosok duduk di lantai.

"hiks...hiks..kamu melukai hatiku sayang, kamu membunuh hidupku, hiks..hiks.."

"ka..kamu tahu kalau aku sangat-sangat mencintai kamu. Hiks..hiks..segala cara aku lakukan buat kamu bahagia tapi..hiks..ini balasan kamu sama aku."

"bahkan kamu sakit parah begini pun aku masih cinta sama kamu sayang. Hiks..hiks..aku masih menerima kamu sayang, aku ingin kita berjuang bersama melawan penyakitnya."

"hiks..hiks..tapi apa? kamu malah memintaku pergi dari hidupmu, aku kecewa sayang...aku marah.."

"namun lagi-lagi aku menurunkan egoku, aku ingin menghampirimu kembal dan aku ingin meminta maaf sama kamu, meminta untuk kita tetap bersama karena tak ada yang akan pergi.."

"hiks..hiks..tapi hilang sudah harapanku dan memang seharusnya aku pergi kalau itu buat kamu bahagia."

"hiks..hiks..tapi satu yang harus kamu tahu sayang, tiap detik aku mencintai kamu, hiks..hiks..aku sayang sama kamu."

"cepat sembuh sayang walau aku ga menemanimu berjuang disamping, tapi aku selalu berdoa untuk kesembuhanmu." aku menatap nanar hp ku yang berbunyi panggilan dari reigns tapi aku ga mengangkatnya.

Ceklekk..!!

Suara pintu mengalihkan pandanganku dari hp, aku melihat kehadiran dua orang terdekatku.

"james.." ucap dilres.

"abang.." timpal khristal, aku hanya diam aja tapi beda dengan mereka yang kelihatan syok dengan kondisi ruangan sekarang karena berantakan semua..

"bang..bang..jangan kayak gini."

"mau apa kalian kesini? pergi..." usirku.

"james, lo salah paham."

"PERGI GUE BILANG BANGSAT!!" bentakku dengan langsung berdiri menatap mereka horor.

"james, gue tahu permasalahannya, gue sangat tahu.."

"lo ga perlu lagi jelasin apa-apa, gue udah lihat dengan mata kepala gue sendiri."

"tadi itu..tadi sera tiba-tiba darahnya keluar lagi dari hidungnya." degh! aku pun terdiam.

"dan saat dia berdarah, khristal posisinya lagi di toilet urus dean, kita masih dalam satu ruangan kok."

"lo mau ngelabuhi gue supaya gue maafkan lo?" ucapku sinis tapi dia menggeleng.

"apa yang akan lo lakuin james saat melihat sahabat lo dalam krisis kayak gitu? darahnya yang terus-terus keluar? apa lo akan diam aja? nggak kan?" aku masih menatapnya sinis meski dada sesak, berarti istriku tadi kumat lagi sakitnya.

"gue membantu dia, ngelap darahnya yang bercucuran sampai darahnya berhenti. Gue juga menatap wajahnya yang sedang sedih, gue tahu apa yang dipikiran dia, yaitu lo. Makanya gue mengusap kepalanya ingin menguatkan dia bukan maksud apa-apa."

"dan saat lo..lo pasti melihat kita saling genggam tangankan?" aku menunduk, seperti tak ingin mengingat itu. Aku melihat dirles mendekati gue bahkan dia menepuk bahuku, aku pun kembali natap dia.

"sera sengaja, dia sengaja melakukan itu bahkan berpura batuk untuk menarik perhatian gue. Istri lo melihat kedatangan lo keruangannya, dia berpura supaya lo semakin marah dan kecewa sama dia." nafasku tercekat.

"sera tadi juga jujur sama kita kalau dia sengaja melakukannya bahkan dia minta maaf sama kita."

"dan harus lo tahu, sera sangat-sangat mencintai lo. Dia hanya ga ingin membebani lo makanya dia ingin lo pergi dari hidupnya."

"hiks..hiks..seharusnya dia ga mengatakan kata perpisahan itu." isakku sambil menghapus kasar air mata ini.

"abang..." sekarang khristal memeluk aku namun aku ga membalas pelukannya.

"maafkan gue yang merahasiakan ini.." isaknya.

"sudahlah, semua udah terjadi.." balasku berusaha melepaskan pelukannya.

"kalau abang belum memaafkan gue tapi pliss maafkan sera bang. Maafkan sera yang dilanda bebannya, dia hanya bingung bang, maafkan sera hiks..hiks.."

"ya josh? APA??" teriakan dirles saat dia nelpon menyentakkan aku dan khristal, mendadak feelingku ga enak.

"sayang, josh bilang apa? ada apa?" tanya khristal dengan paniknya sementara aku masih diam ketakutan.

"se..ser..sera kritis lagi, josh bilang ini semakin parah."

"apa?? hiks..hiks..sera..sera ga boleh ninggalin kita. Sera harus sembuh..hiks..ayo kita ke sana." lalu khristal mendekatiku.

"bang...pliss temui sera, dia membutuhkan lo sekarang, pliss..pliss.."

"pergilah, yang dia butuhkan kalian bukan gue."

"kurang ajar lo ya, masih bisanya lo egois hah!! Istri lo sekarat bangsat!!" dirles mengcengkram kerah bajuku, aku ga melepaskannya malah membiarkan dia puas kalau bisa sekalian cekek leherku.

"mana james yang dulu, james yang selalu bijak ambil keputusan, bijak bertindak, mana hah!!" bentaknya lagi. 

Ga lama nyusullah khristal dengan berlutut di kakiku bahkan memeluk kakiku dibarengi sama suara tangisnya.

"hey, sayang jangan kayak gini." dirles menarik bahu istrinya namun khristal bertahan memeluk kakiku.

"bang..pliss..maafin sera..maafin sera..dia lagi kritis bang, dia lagi berjuang. Reigns pernah bilang jalan terbaik adalah angkat rahimnya, pliss bang ambil keputusan ini. Demi kesembuhan istri abang, pliss bang..hiks..hiks..khristal mohon."

Aku ga tega lihat khristal sampai segininya hanya untuk sera istriku dan khristal berhasil meluluhkan hatiku. Aku pun mengangkat bahunya tapi dia ga mau berdiri, aku pun jongkok menyamai tingginya.

"bang.." lirihnya dengan mata yang udah sembab.

"maafin abang dek, maafin sikap abang dan lo ga salah kok, sera juga ga salah kok, seharusnya abang memahami situasi yang terjadi sekarang. Huh!! kita akan berjuang bersama menemani sera." ucapku senyum,  dia pun langsung meluk aku dengan masih menangis.

"hiks..hiks..makasih bang, abang setuju dia..dia_"

"iya, abang setuju sera harus angkat rahim. Abang ga mau kehilangan istri abang, abang masih menginginkan dia di sini." aku pun membantu dia kembali berdiri, dirles pun mendekati kita.

"maaf dir, gue udah sempat nuduh lo." ucapku sesal namun dia hanya mengangguk senyum.

"gue ngerti bro, mari kita kembali ke rumah sakit. Kita akan berjuang menemani sera dan pastinya sera sangat membutuhkan kehadiran lo di sana."

"iya, kita ke sana.."

"james.." lanjutnya.

"ya dir?"

"gue tahu lo selalu bijak ambil keputusan dan bertindak, terimakasih udah mengambil keputusan yang baik." aku pun mengangguk dan kita sama-sama kembali ke rumah sakit dengan menggunakan mobil dirles.

~••~••~

(Jamessss, ai loph yu.. 😍😍😘😘😭😭

Dirles dan khristal, thanks. 😊😊👏👏

Semangat sera...👐👐💪💪

Kakak shalona yaelah ngelawak lagi..

😂😂😅😄)