Para tamu berdatangan ke 'Villa Murni' nama tempat acara pernikahan Murni dan Richman yang tertera di kartu undangan.
Acara akad di mulai jam 10 pagi tetapi para undangan sudah hadir sejak jam 8 pagi. Para undangan dipersilahkan sarapan dengan menu masakan aneka ragam dan minuman banyak pilihan.
Bunyi shalawat dengan musik hadrah menggema syahdu dibawakan santri Madrasah Diniyah asuhan haji Rahman.
Proses akad hanya berlangsung15 menit dan diakhiri doa kebahagiaan untuk kedua kedua mempelai.
Kemudian mempelai wanita dibawa keluar kamar menuju ruang akad di dampingi Mbo Minah, Raudah dan Ibu Mega.
Para undangan dibuat terpesona akan kecantikan pengantin wanita yang bersinar diselimuti cahaya kebahagiaan. Richman tersenyum menyambut istrinya dan membimbingnya dengan mesra ke pelaminan yang berada di halaman rumah diiringi lagu kembang goyang¹.
Kedua pengantin mengenakan baju adat kerajaan Kutai berwarna hitam dan kuning emas dengan mahkota emas dengan permata yang berkilauan diatas kepala kedua mempelai.
Sepasang pengantin ini bersanding dengan gagah dan anggun bagai raja ratu kerajaan membuat yang hadir merasa ta'jub dan kagum.
Kedua mempelai tersenyum tanpa berhenti menyambut tamu yang bersalaman.
Memasuki acara makan siang para tamu undangan dipersilahkan menyantap hidangan yang berbeda menunya dari sebelumnya.
Mereka di hibur lagu dangdut pilihan yang dibawakan oleh artis penyanyi dari Samarinda.
H Ahmad dan istri menyumbangkan suara emas mereka menyanyikan lagu Bugis yang disambut tepuk tangan yang meriah.
Kedua mempelai beristirahat di kursi pelaminan. Kesempatan itu digunakan Richman berbicara dengan Murni. Mereka memang jarang atau bahkan tidak ada kesempatan ngobrol berdua.
Cuaca yang begitu panas membuat Murni berkeringat meskipun ada 2 kipas angin besar di dekat mereka.
Richman mengusap keringat disela-sela kuping Murni. Para phootograper tidak mau sia-sia mengambil momen manis ini.
Richman bercerita tentang rencana syukuran di kampung halamannya dan bulan madu singkat mereka yang hanya bisa dilaksanakan di Samarinda.
Murni tidak keberatan dengan rencana Richman, dia hanya mengangguk setuju tak bisa banyak bicara karena dia cukup kerepotan dan tidak enak dengan lipstik tebal dan bulu mata palsunya.
Richman tertawa geli dengan tingkah Murni yang berusaha menghapus lipstik tetapi dicegah Richman.
Prilaku mempelai ini menjadi perhatian tamu undangan yang mengagumi kemesraan mereka.
Akan tetapi tidak sedikit pula tamu undangan yang merasa iri dan cemburu terutama para pengagum Murni dan Richman.
Mereka asyik berbincang hingga tidak sadar para undangan yang antri berdiri di atas panggung pelaminan ingin berpamitan.
Richman dan Murni tersipu malu. Tapi para tamu hanya tertawa dan berdoa untuk mereka berdua.
Panitia membersihkan rumah dan halaman. Membongkar tenda dan panggung pelaminan, membersihkan sampah, mengembalikan barang-barang yang disewa atau di pinjam. Hampir tak ada kotoran yang tersisa. Begitu pula keadaan rumah sudah rapi bersih dan wangi. Richman berusaha membantu panitia. Tetapi mereka menolak bantuan Richman dan memintanya beristirshat saja.
Sebelum tengah malam keadaan di sekitar rumah sudah sepi. Mereka sudah pulang tanpa berpamitan.
Richman masuk kamar mandi di dalam kamar tidur pengantin. Ranjang pengantin berwarna putih dari bahan katun yang nyaman. Ruangan kamar sangat wangi yang berasal dari bunga mawar dan melati segar. Richman membersihkan diri dan memakai baju kaos rumahan biasa. Tubuhnya yang kekar tercetak dengan jelas menggambarkan tubuh gagahnya.
Dia mencium ketiaknya sendiri. Wangi. Dia Menatap wajahnya di cermin. Asli. Ini pertama kalinya dia bercermin setelah berubah. Dia mengusap wajahnya dan melihat wajahnya kiri dan kanan. Dia menjauh dari cermin. Menatap bayangan dirinya di cermin muka belakang. Sungguh aneh dia tidak mengenali dirinya sendiri. Wajahnya sungguh berbeda. Dia tak menyangka kalau ternyata dirinya ganteng. Dia tak perlu malu dan rendah diri di depan istrinya karena tampangnya sekarang tidak mengecewakan.
Lalu dia mengambil dompetnya di laci meja rias. Menemukan fhoto dirinya. Dia terkejut sejelek itu kah dirinya sebelumnya. Andai dia tau kalau dia seganteng ini sejak dulu. Richman menggeleng gelengkan kepalanya lalu menyimpan dompet dan fhotonya kembali ke laci.
Dia cukup prihatin dengan dirinya dulu.
Semua karena Murni. Murni lah yang telah merubahnya, tetapi Murni tidak melakukan apa-apa, meminta dirinya berubah pun tidak. Murni yang cantik menerima dirinya apa adanya. Tanpa tuntutan.
Dia semakin mencintai Murmi. Dia rela melakukan apapun demi Murni. Bahkan dia mampu mengorbankan nyawanya demi Murni.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk Murni memanggil namanya dengan lembut di pintu kamar. Richman gugup. Kenapa dia jadi segugup ini. Dia membuka pintu kamar tetapi dia tidak mengenali wanita yang berdiri di depannya.
****
Richman terperangah.Matanya terbuka lebar. Mulutnya terbuka. Di depannya berdiri wanita cantik. Dia tidak mengenali wanita di depannya. " Kita makan yuk, aku lapar", suara lembut Murni menyadarkannya. Murni mengenakan gamis pink lembut dan kepalanya tertutup jilbab panjang ping bordir yang manis. Murni jauh berbeda. Dia sekarang menjelma menjadi wanita anggun dan mempesonanya.
Murni bahkan lebih cantik dari berpakaian pengantin dan make up tebal diwajahnya. Dengan lipstik senada dengan busananya, membuat Richman terkesima luarbiasa.
Sejak tadi dia menunggu Murni di kamar. Tidak menyangka Murni tampil memukau di depannya.
Sejak acara tadi siang usai, sehabis isya Murni di tahan oleh para tetua wanita pemangku adat di desa. Mereka memberikan banyak nasihat secara bergantian, meniupkan doa ke wajahnya. Menyuruhnya mengunyah dan menelan pinang dan sirih, lalu memberinya 2 gelas ramuan jamu yang telah dibuat secara tradisional asli Kalimantan yang harus di minumnya segera. Murni meminum gelas pertama. Jamu yang sangat pahit. Murni mengernyitkan kening menahan pahit yang luar biasa.
"Jamu ini bagus untuk kesehatan dan kesegaran wanita. Terutama bagi pengantin baru. Agar sehat dan kuat", jelas mereka sambil tertawa. Para tetua perempuan itu tertawa gelak gembira, dahulu pun mereka melewati hal yang sama. Mereka berhasil mengerjai Murni. Kemudian mereka memberikan lagi gelas kedua. Murni menerima gelas itu dengan takut. "Ga papa. ayo diminum biar cantik dan awet muda", bujuk mereka. Murni meminumnya dengan terpaksa. Ternyata rasanya manis dan menghangatkan. Mereka tertawa lagi dengan gembira. Terakhir mereka memberi Murni air putih. "Air ini sudah di doakan", kata salah satu tetua. Dan sebagai penutup mereka menyuruh Murni berwudhu setelah wajah Murni kering, mereka menghias wajah Murni.
"Ajaklah suamimu makan", kata mereka*. Murni menurut berjalan menuju kamar pengantin. Dan menyaksikan Richman yang tertegun melihatnya.
Murni tersenyum. Melihat wajah suaminya yang kebingungan.
Murni menggandeng tangan Richman dengan manja. Dia tak tau darimana punya keberanian ini. Mengapa dia begitu saja melakukannya. Tidak gugup bahkan bisa dikatakan dia menggoda suaminya.
Murni menengok kamar sebelah tempat ia tadi dengan para tetua. Tapi kemana mereka entah. Tak pamit padanya. Kenapa menghilang begitu saja?!
Richman melepaskan tangan Murni yang bergayut manja ditangannya, bergerak cepat mengangkat tubuh Murni yang ringan. Murni menjerit kaget memukul punggung Richman.
Richman tertawa riang. Pukulan Murni membuat Richman mendudukkan Murni dengan lembut.
Wajah Murni bersemu merah ketika Richman mendaratkan bibirnya ke dahi Murni.
Murni meletakkan kedua sikunya diatas meja, kedua telapak tangan nya di bawah pipinya yang tirus.
Memperhatkan Richman yang mengambil semangka dengan garpu dan menyodorkannya ke mulut Murni." Aaa! " mulut Richman terbuka. Memaksa Murni menelannya. Setelah suapan ketiga Murni mrngambil garpu dan memaksa Richman menyuapnya. Richman menggeleng dia tak suka semangka Tapi Murni terus memaksa Richman menelan buah semangka, dengan menutup hidung. Murni terkekeh.
Semua berjalan manis mereka menghabiskan buah dan salad sayur tanpa sisa.
Tiba-tiba Richman berdiri dan menggendong Murni ke kamar. Murni panik. "Kita belum sholat Isya kan.Yuk kita sholat!". Richnan menghentikan langkahnya. Giliran Richman yang panik. Dia belum pernah jadi imam sholat. Tapi rasa gengsinya tinggi. Siapa takut Pikirnya dalam hati. Dia berbalik menggendong Murni ke dapur dan menurunkan Murni di tempat wudhu. Dia Adalah imamnya Murni. Dia akan tunjukkan bisa menjadi imam yang baik untuk Murni.
Usai sholat berjamaah Richman membalikkan badannya menghadap Murni yang tersenyum manis. Ia memegang kedua tangan Muni. " Mei...maaf...aku belum hafal doanya. Murni tergelak. Richman mrnutup mulut Murni dengan bibirnya.
Murni gelagapan. Tak mampu bergerak. Dia berusaha mendorong Richman dengan bahunya tapi malah membuatnya jatuh dalam pelukan Richman. Dia berhenti bergerak merasakan hangatnya dada Richman dan tanpa sadar membalas ciumannya. Mereka menutup ibadah sholat isya dengan ciuman dan doa yang tak bisa diungkapkan.
Richman tak berhenti mencium Murni dan membuatnya tak sempat bernafas. Richman menghentikannya sejanak melepaskan mukena Murni dan juga kerudungnya lalu mengangkatnya ke kamar menutup kamar dengan lutut mematikan lampu di dinding dengan bahunya dan merebahkan Murni dengan lembut. Tangannya berusaha melepaskan baju Murni di kegelapan.
Kesunyian malam tak menghetikan gerakannya menaklukan Murni yang berusaha menutup mulutnya yang mengerang.
Richman menghentikan serangannya. Dia mengusap lembut lengan Murni. Membatalkan niatnya dia merasakan airmata Murni membasahi pipinya. Richman tak tega menyakiti Murni. Lengannya yang kekar membawa Murni kedadanya. Dengan halus dia bebisik.' Masih ada hari lain'. Murni menenggelamkan kepalanya di dada Richman. Kemudian mereka tertidur dengan damai. Terbangun ketika matahari sudah mengintip di balik tirai jendela.
Mereka bersegera bangun, kaget, baru kali ini bangun kesiangan. Richman melompat cepat ke kamar mandi. Mengambil Wudhu.
Richman terkekeh lucu melihat Murni yang berlari cepat dengan tubuh yang hampir tanpa busana ke kamar mandi.
Kemudian mereka sholat subuh dengan buru-buru. Sholat subuh di waktu Dhuha.
Setelah Itu Richmsn menarik Murni ke ranjang melanjutkan kegiatan tadi malam yang tertunda. Mereka berhenti ketika mendengar ada orang di luar berusaha membuka pintu rumah mereka. Klik. Dari balik tirai jendela Richman melihat mbo Minah dan Hasnah datang membawa rantang. Pastilah sarapan pagi untuk mereka. Murni mendorong tubuh Richman yang masih menindihnya sementara tangan kanannya memegang gorden mengintip orang diluar. Richman merengut operasi menggulingkan Murni ke bawahhya gagal total. Murni bangun menggapai handuk di meja dan berlari ke kamar mandi mrnghindari tangan RIcmtang berusaha memeluknya kembali. Mandi dengan tergesa-gesa. dan berhias seadanya keluar kamar, tertawa geli meninggalkan Richman yang pura - pura cemberut.
_______
* Adat ( kalimantan) asli, tradisi minum jamu dan nasihat perkawinan untuk pengantin wanita dari para orangtua/ wanita sepuh sudah hampir tidak ada bahkan banyak orang zaman sekarang yang tidak mengetahui adat istiadat ini.