Malam itu, saat para pria rombongan pemburu istirahat, Om Aji dan Richman bertugas berjaga di sekitar kemah. udara malam yang dingin membuat kedua pria itu menambahkan menyalakan kayu dan minyak ke api unggun. Om Aji membuka suara.
"Richman...kakek sulit mencari waktu bicara denganmu, sebagai sesama lelaki dan orang tua.
Dalam keluarga kita tidak ada ilmu turunan punya istri lebih dari satu, aku kecuali, aku menikah dengan Mbo setelah sekian puluh tahun nenekmu meninggal. Mbo Minah teman sekolahku, kami sudah memahami diri kami masing-masing.
Itu berbeda sekali dengan kasus mu. Aku tahu cinta suci yang kamu miliki hanya untuk Murni. Dia adalah istri mu yang paling sempurna. Tetapi garis hidup kalian di tempuh dengan sangat berat. Meskipun pernikahan yang terjadi antara wanita lain, boleh di katakan bukan sepenuhnya karena salahmu
Tetapi orang awam tetap beranggapan hal itu karena salahmu juga.