Mo Lisi selalu mengingat rute jalan ketika pergi bersama Tong Jiumo, tiba-tiba dia berkata, "Kakek Feng, ini bukan rute untuk pulang." Pengurus Feng yang duduk disebelah kursi kemudi, lalu menatapnya, "Tuan muda, ini adalah arah pulang kerumah!" katanya kemudian. Dia merasa kalau Tuan Mudanya ini semakin lama semakin aneh. Kenapa hanya dalam waktu beberapa jam tidak bertemu, Tuan Muda sudah kembali dengan sifat tidak pedulinya yang seperti dulu? batinnya.
Hal itu membuat Mo Lisi baru tersadar, bahwa dia sudah bertukar identitasnya kembali dengan Tong Lele. Ketika melihat keluar jendela, dia melihat ada sebuah mobil putih melintas, lalu melihat Tong Jiumo mengemudi di dalamnya. Melihat Tong Jiumo, membuatnya langsung bangkit dengan penuh semangat, kemudian mengetuk-ngetuk jendela. Saat mobil itu melintas berpapasan, Mo Lisi langsung melihat Tong Jiumo, seketika itu juga dia meneteskan air mata.
Mo Qijue yang saat itu duduk di samping anaknya, merasakan ada sesuatu yang aneh, dan hal itu membuatnya mengerutkan kening. Dengan nada dingin dia bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"
Saat mendengar suara Mo Qijue, Mo Lisi segera berhenti bergerak, dia langsung membetulkan posisi duduknya dengan baik, lalu menundukkan kepalanya sambil sesekali melirik ke arah ayahnya. Lalu, dengan suara dingin Mo Qijue berkata, "Mo Lisi ini adalah terakhir kalinya kamu bersenang-senang, setelah kembali, kamu harus kembali dengan peraturan disiplin!"
"Papi, aku..." kata Mo Lisi yang ingin mengatakan sesuatu, namun dia tidak berani mengatakan sepatah katapun. Karena, dia selalu patuh dan tidak berani melanggar perintah Mo Qijue. Setelah itu, Mo Qijue tidak mengatakan apa-apa lagi, dia hanya membuka sebuah dokumen di laptopnya, kemudian membacanya dengan serius. Setibanya di rumah, dia langsung menyerahkan Mo Lisi kembali kepada pengurus Feng.
Pengurus Feng lalu berjongkok, kemudian dia berkata kepada Mo Lisi, "Tuan Muda, Tuan Mo Qijue dan kami semua yang ada di sini, tidak tahu apa yang terjadi kepada Tuan setelah kembali dari Eropa. Saat sudah kembali, anda berubah menjadi seseorang yang memanggilnya dengan panggilan yang tidak pantas, seperti menyebutnya si ampas misalnya. Hal seperti itu tidaklah benar, karena Tuan Mo Qijue adalah ayahnya Tuan Muda. Jadi, Tuan harus memanggilnya dengan sebutan yang sopan. Apakah Tuan Muda mengerti? Sebenarnya, Tuan sangat peduli dengan Tuan Muda, tapi Tuan terlalu banyak urusan pekerjaan yang harus diurus. Seperti biasanya, saya mohon Tuan Muda harus bertindak lebih hati-hati dan disiplin!"
"Memanggil papi dengan sebutan si ampas?" kata Mo Lisi dengan terkejut, sebenarnya dia sudah sangat tertekan. Tapi, setelah mendengar pengurus Feng mengatakan hal itu, membuatnya begitu terkejut. Karena biasanya, dia tidak berani berbicara dengan Mo Qijue. Namun, Tong Lele yang hanya tiga hari di rumahnya, dia sudah berani berbuat seperti itu.
"Benar Tuan Muda, itu terlalu tidak sopan. Tidak peduli seberapa kerasnya Tuan Mo Qijue, dia tetaplah ayahnya Tuan" Kata pengurus Feng dengan suara pelan.
"Baik kakek Feng!" kata Mo Lisi. Lalu dia berpikir, kalau sepertinya hal itu sangat lucu, dan itu membuatnya tertawa terbahak-bahak, kemudian dia berjalan kembali untuk masuk ke kamarnya.
"Tuan Muda? Tuan Muda..." tanya pengurus Feng, ketika melihat Mo Lisi yang tiba-tiba tertawa, membuatnya merasa aneh dan bingung.
Setelah kembali ke kamar, Mo Lisi langsung mengunci pintu, dan mengambil ponselnya, lalu dia menelpon Tong Lele. Di tempat yang lain, dengan cepat terlihat Tong Lele menjawab telepon itu, "Halo Mo Lisi."
"Lele, aku dengar kamu memarahi papiku dan mengatainya dengan kata-kata yang kurang sopan. Apakah itu serius?" tanya Mo Lisi. Karena, ketika tiba di rumah, dia langsung mendengar berita ini, jadi dia ingin segera berbagi cerita kepada Tong Lele, dan mencari tahu jawabannya.
"Iya! Ada apa? Apakah papi menggertakmu lagi?" Kata Tong Lele sambil merebahkan diri di sofa yang nyaman, sambil memikirkan Mo Lisi yang menyedihkan.
"Sebenarnya papimu si ampas itu tidak seampas itu!" kata Tong Lele kemudian. Setidaknya ketika dia menginginkan pergi ke taman bermain, Mo Qijue benar-benar membawanya pergi kesana. Jika bukan karena Mo Qijue menurutinya kesana, dia pasti tidak bisa dengan cepat bertukar posisi dengan Mo Lisi.
"Kamu sangat berani! Sangat berani karena berkata seperti itu pada papiku. Hmm mami, apakah dia sekarang masih baik-baik saja?" Tanya Mo Lisi dengan suara pelan...