Setelah selesai makan, Tong Lele mengusap-usap perutnya yang kekenyangan, dan di wajahnya Mo Lisi, dia juga terlihat begitu puas. Padahal, dia sering melihat begitu banyak makanan enak di festival makanan, dan sangat ingin memakannya. Tapi, ayahnya memiliki kontrol yang begitu ketat, jadi tidak memperbolehkannya memakan makanan, selain makanan yang di masak di rumahnya.
Kemudian pemilik kantin itu datang, lalu berkata pada Mo Lisi dan Tong Lele, "Dua anak totalnya 30.800 yuan, tapi karena melihat kalian yang begitu lucu, harganya dipotong menjadi 30.000 saja."
Mo Lisi melihat Tong Lele, begitu pun sebaliknya, dua orang itu kemudian hanya terlihat duduk tidak bergerak, dan hanya saling menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Tong Lele mengangkat dagu sambil berkata pada Mo Lisi, "Mo Lisi, bayar sana!"
Mo Lisi mengangkat alisnya dan berkata, "Bukankah kamu yang mengundangku untuk makan telur ikan emas itu?"
"Benar, kalau aku mengatakan akan mengundangmu makan, tapi aku tidak mengatakan akan membayarnya. Bukankah harusnya, kamu memberiku uang? tanya Tong Lele.
Saat itu, terlihat pemilik kantin itu meneteskan keringat ketika melihat dua anak yang sedang berdebat, "Siapa di antara kalian yang akan bayar?" tanyanya.
Mo Lisi memalingkan wajahnya, kemudian berbisik di dekat telinga Tong Lele "Aku tak biasa mengeluarkan uang... Kakek Feng juga belum menjemputku." katanya.
"Tapi sepertinya kamu sering keluar." kata Tong Lele sambil melirik Mo Lisi.
"Iya, tapi kamu tahu kan, kalau aku tidak ada uang. Kenapa kamu masih saja menyuruhku membayarnya." Jawab Mo Lisi dengan wajah tidak berdaya.
"Paman, kenapa ekspresimu begitu? Seolah-olah setelah makan, kami tidak bayar." kata Tong Lele sambil mendongak, lalu dia melihat pemilik kantin yang berkeringat itu.
Pemilik kantin itu melambaikan tangan, "Tidak, tidak ada maksud seperti itu."
Setelah diam sejenak, akhirnya Tong Lele berkata, "Paman, kami tidak membawa uang. Jadi, kami mau numpang makan saja!"
Pemilik kantin itu hanya bisa tersenyum pahit, "Sangat jujur... Aku hanya bisa melaporkan hal ini ke pihak sekolah." katanya kemudian.
Ketika Tong Lele melihat pemilik kantin itu mau menelepon seseorang, dia langsung mencegahnya, "Tunggu!" katanya.
"Apa? Kamu mau bayar?" Kata pemilik kantin itu sambil membentak.
Tong Lele menggelengkan kepala, "Tidak..." jawabnya.
"Kalau tidak mau membayar kenapa memanggilku?" Kata pemilik kantin itu dengan marah.
"Aku curiga kalau kamu adalah pedagang yang curang." Kata Tong Lele dengan santai kepada pedagang itu, ketika dia sedang menelepon.
"Pe... Pedagang curang bagaimana?" Kata penjual itu dengan ketakutan, ketika mendengar Tong Lele berkata seperti itu.
"Kami adalah pembeli dan semua uang kami adalah dari orang tua, padahal anda hanya memberi kami beberapa telur ikan dan sedikit minuman, tapi kenapa anda meminta kami begitu mahal yaitu 30.000 yuan. Makanan di jalanan biasanya hanya dijual 100 yuan, tapi anda menjual begitu mahal. Benar-benar curang... Bagaimana mungkin anak kecil membawa uang sebanyak itu?" kata Tong Lele. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Tidak mudah bagi orang tua kami untuk menyekolahkan kami ke sekolah mahal, dan anda ingin mengambil sebagian dari uang kita. Bukankah itu terlalu curang?"
Lalu, Mo Lisi ikut bersuara, "Iya benar! Terlalu curang." katanya.
"Kami membuka bisnis, dan kami juga harus mencangkul ketika mencari telur ikan emas. Telur ikan yang kami cari juga lebih tinggi kualitasnya, dari pada yang diluar sana. Dan juga, kalian si dua kelinci kecil, sudah tahu tidak punya uang tapi kenapa datang, dan makan ke sini? Lalu dengan berani mengatakan, bahwa aku ini adalah penjual yang curang! Kalau kalian tidak punya uang untuk makan telur ikan emas, ya tidak usah datang kemari." Kata pemilik kantin itu sambil meluap-luap. Karena Tong Lele dan Mo Lisi memakan semua telur ikan, tapi setelah makan mereka tidak memberi uang.
"Apa yang membuatmu begitu meluap-luap? Kami hanya basa-basi." Kata Tong Lele sambil bersandar.
"Apa kalian tidak tahu malu? Kalau tak punya uang kenapa kalian sekolah di sini? Datang ke sini mau sekolah, mau makan, atau mau menipu?" Kata penjual itu sambil menyandarkan bahu...